https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Sunday, July 13, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Cerpen

PERSAHABATAN AWAK AWAI

Redaksi Oleh Redaksi
2 years ago
in Cerpen, POTRET Budaya
Reading Time: 5 mins read
A A
0
5
Bagikan
53
Melihat

Oleh Rahmawati

Guru Matematika di SIT An Nur, Teungku Cik Pante Geulima, Ule Gle, Pidie Jaya

Sahabat adalah seseorang yang ada di samping kita ketika suka, maupun duka. Seseorang yang memberikan semangat saat kita ingin menyerah, tempat berbagi kebahagiaan dan keluh kesah kita. Itulah yang dinamakan sahabat. Kisah yang akan kami tampilkan hari ini adalah tentang persahabatan 5 sekawan, Muhammad,Ikhsan,Yusuf,Zainab dan Aisyah.

Hari Ujian Matematika

Muhammad dan Yusuf duduk bersebelahan, yang posisinya di arah matahari terbit, dekat dinding kelas. Zainab dan Asiyah duduk bersebelahan juga di depan mereka, sedangkan Ikhsan, duduk sendiri di bangku paling depan di sebelah kanannya Yusuf. Sementara anak โ€“anak lainnya masing masing menduduki kursi yang masih kosong. Mereka duduk dengan rapi dan tenang ditambah dengan wajah yang berseri, seakan akan meja dan kursi tersebut diduduki oleh boneka boneka cantik dan tampan, ditambah lagi suasana kelas terasa sunyi yang seakan ย berada di tengah malam.

Seorang perempuanย  cantik yang mengenakan baju warna biru, sebiru langit di hari ini, bangkit dari tempat duduknya yang berada tepat di depan Yusuf sambil membawa beberapa lembaran putih yang siap dibagikan untuk murid murid. Perempuan itu adalah ustazah Riani ( beliau merupakan guru marematika di sekolah mereka).

Lembaran soal sudah dibagikan. Mereka pun siap berperang,, eestt , bukan berperang seperti Israel dan Palestina ya, tetapi perang pikiran dan konsentrasi untuk mendapatkan nilai yang terbaik sebagai seorang siswa.

โ€œ jangan ada yang menyontek atau berkerja sama, ataupun melihat contekan ya! Bagi yang kedapatan, nanti ustadzah tarik kertas jawabannya! Paham semua?,

โ€œ Paham ustadzah…โ€ sahut mereka serentak. Ustazah Riani pun ย kembali meduduki kursinya dan mereka pun mengikuti arahan ย ustazah Riani.

Masing- masing pandangan mereka mulai terfokus pada lembaran soal. Dengan secepat kilat wajah wajah yang tadi berseri berubah menjadi andilau yaitu antara dilema dan galau. Ada yang menatap lembaran soal dengan penuh penghayatan, ada menepuk Judatnya dengan tangan kanan sambil memandang lembaran soal di tangan kiri. Ada yang merilik ke arah dinding dengan tatapan kosong yang seakan akan di sana tertulis jawabannya. Itulah hal hal unik yang terjadi di antara mereka.

Suasana kelas yang tadinya hening mulai terdengar adanya bisikan bisikan tetangga, ada apa gerangan?

Sssssst ssst, Aisyah-Aisyah! Rumus volume tabung apa?. โ€œ desisnya Yusuf sambil mengangkat keningnya memberi isyarat kepada Aisyah.

โ€œ aโ€ jawabnya Aisyah

โ€œnomor 3 apaโ€ ย Yusuf lagi lagi ย beraksi dengan suaranya yang begitu mengganggu.

โ€Tunggu aku buat dulu. gimana mau fokus jawab kalau kamu ganggu terus.โ€ sahut Aisyah dengan nada jengkel.

โ€œ pelit banget sih,โ€ sahut Yusuf dengan nada kecewa.

Kata-kata Yusuf benar-benar membuat hati sanubari Aisyah terganggu. Karena biar bagaimanapun, selama ini Aisyahlah satu-satunya siswa yang selalu memberikan jawaban untuk Yusuf dalam hal apapun dan ujian apapun itu. Agar Yusuf bisa mendapat kan nilai membuat bangga orang tuanya. Akan tetapi, mengapa kali ini Yusuf sanggup mengeluarkan kata-kata seperti itu.

Aisyah masih terus memikirkan kata-kata yang keluar dari Yusuf. Dua kata yang membuat pikiran Aisyah menjadi tidak fokus dengan ujian. Aisyah berpikir kalau selama ini Yusuf tidak pernah menghargai pemberian jawaban dari Aisyah.

Lalu Aisyah bergumam sambil mengangguk-ngangguk kepala,,,,โ€OK….. sampai kapan pun aku akan ingat kata-katamu tadi, dan kamu akan tahu, betapa pentingnya jawaban darikuโ€.

Setelah merasa puas dengan gumamannya, Aisyah melanjutkan soal ujian. Dan ternyata Aisyah sudah hampir selesai dan sebentar lagi Aisyah akan mengumpulkan jawabannya.Karena terlalu fokus meminta jawaban, Yusuf tidak menyadari kalau ustadzah Riani memperhatikan mereka berdua sedari tadi. Ustadzah Riani menghampiri mereka berdua dan bertanya akan peristiwa yang terjadi di antara mereka.

โ€œAda apa ini Aisyah? Ustadzah perhatikan dari tadi Aisyah selalu melihat ke arah Yusuf?โ€ Tanya ustadzah Riani dengan penuh wibawa.

โ€œDia ustadzahhhhh,,, lihat-lihat jawaban kami…โ€ sahut Aisyah dengan nada ketus dan jengkel serta wajah cemberut.

โ€œMana ada ustadzah…โ€ jawab Yusuf dengan ekspresi marah karena menyembunyikan kebohongan.

Karena Yusuf enggan mengakui kesalahannya. Padahal, ustadzah Riani mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ustazah Riani bertanya dengan wajah ketus

โ€œAnak-anak ustadzah, masih ingat dengan kata-kata ustadzah? Apa ustadzah bilang? Ustadzah gak suka,,,,,?โ€

โ€œKebohongaaaaaaaaaaannnnnnnn….โ€ Sahut siswa-siswi yang lain serentak.

โ€œBenar, Ustazah paling gak suka dengan orang berbohong.

Akhirnya, kejadian yang mereka takuti terjadi. Ustazah Riani menodong tangan dan mengambil lembar jawabannya Yusuf. Wajah Yusuf memandang ustazah, berharap lembar jawabannya tidak diambil.

Setelah itu, Yusuf dipersilahkan untuk keluar.

Untuk semuanya. Ingat, percaya pada diri sendiri. Jawab sendiri soal, Bisa jadi jawaban kalian lebih baik daripada teman yang dicontek.

โ€mengertiโ€ arahan ustazah Riani

โ€œIya ustadzaaaah…โ€ sahut siswa yang lain.

Di saat ustazah lagi sibuk dengan urusan Yusuf dan Aisyah, ternyata keseempatan emas bagi Muhammad untuk mengeluarkan jurus jitunya, cara pertama Muhammad meminjam stipo pada Ikhsan sambil merilik jawabannya, cara ini pun alhamdulillah berhasil,tanpa memancing rasa curiga dari Ikhsan dan ustazah. ย Kemudian Muhammad beraksi dengan cara ke dua yaitu mengembalikan stipo dan memerhatikan jawaban temannya lagi. Kali ini Muhammad sedikit tidak beruntung, karena gerak gerik Muhammad ย berhasil memancing perhatian Ikhsan,

โ€œMad, nyontek ya!, enggak boleh ย nyontek, gak ingat pesan ustadzah tadi? Kata Ikhsan dengan pelan.โ€

โ€œEllehโ€ sahut Muhammad sambil mengalihkan pandangannya dengan muka ketus.

Ikhsan lalu menghampiri bangku Muhammad sambil mambawa kertas jawabannya yang sudah siap untuk dikumpulkan. โ€œMad, belum cukup dengan kejadian Yusuf tadi? Masih ingin mengulang kejadian yang sama?โ€ sambil berjalan dengan pelan namun pasti, Ikhsan berjalan perlahan-lahan ke meja guru dan meletakkan kertas jawabannya yang disusul oleh siswa-siswi yang lain.

Akan tetapi, Yusuf, Muhammad, dan Aisyah masih diam. Tidak ada tanda-tanda ingin mengumpulkan hasil ujian sementara waktu tinggal 10 menit lagi. Yusuf terus berusaha mengerjakan ujian dengan gigih dan Muhammad masih berusaha melirik-lirik teman yang akan memberi jawaban untuknya. Setiap siswa yang bangun dari kursinya Muhammad mendongak dan memberi isyarat meminta tolong agar diberi jawaban.

Lain halnya dengan Aisyah. Aisyah bukan karena bingung dengan soal, atau tidak mengetahui jawaban. Namun, Aisyah masih termenung memikirkan 2 kata yang dilontarkan Yusuf kepadanya, โ€œPELIT BANGETโ€.

โ€œWaktunya tinggal 3 menit lagiโ€. Kata ustazah Riani dengan suara yang keras.

Aisyah masih dalam lamunannya dan masih memikirkan hal yang sama.

Muhammad mengumpulkan kertas jawabannya dengan santai dan tidak begitu memikirkan hasilnya. Akan tetapi, Aisyah masih duduk dan belum mengumpulkan hasil ujiannya. โ€œAisyah, enggak kumpul?โ€ Ustadzah Riani memanggil Aisyah

โ€œIya ustazahโ€ ย jawab Aisyah

Bel ย pun berbunyi, tanda bahwa ujian telah berakhir dan waktunya istirahat.

ย 

Di kantin sekolah

Yusuf dan Ikhsan sedang menikmati makan siangnya dengan santai di salah satu meja di kantin sekolah. Sementara Aisyah dan Zainab masih melirik-lirik meja kosong sambil menenteng makanan mereka. Hanya ada satu meja yang kosong, yaitu di sebelah meja makan Yusuf dan Ikhsan.

Dengan rasa terpaksa, Aisyah pun menempati meja tersebut bersama Zainab dan mulai menyantap makanannya.

Tiba-tiba Muhammad datang bergabung dengan Yusuf dan Ikhsan dan memulai pembicaraan.

โ€œgimana ujiannya tadi geng? Luar biasa ya,bagaimanalah nilai kita nantiโ€

โ€œpasti baguslah,,tenang aja. Sekarang kita makan dulu.โ€jawab Yusuf spontan.

โ€œapanya yang bagus, kamu belum sempat jawab sampai habis, tapi kertasnya sudah diambil ustazah.โ€ Sindir Ikhsan.

โ€œYa sudah ,makan makan makan.โ€ Kata Muhammad berusaha mengalihkan pembicaraan.

Mendengar obrolan tiga sahabatnya itu, Aisyah tiba-tiba merasa bersalah karena tidak membantu Yusuf seperti biasanya. โ€œpasti nilainya anjlok nanti..โ€Gumam Aisyah. Sambil merasa bersalah, ia meneruskan makan siangnya.

Pengumuman hasil ujian

Hari ini, hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa, yaitu hari pengumuman hasil ujian matematika kemarin.

Yusuf mendapatkan giliran dipanggil oleh ustzah Riani. Ekspresi ustazah Riani menunjukkan kekecewaan. Yusuf menerima lembar jawabannya dengan rasa bersalah dan kembali ke tempat duduknya sambil melipat lembar kertas itu, coba menyembunyikan nilainya dari sahabat-sahabatnya. Aisyah masih dengan rasa bersalahnya. Dia tidak biasa terlalu lama berdiam-diaman dengan sahabatnya. Dia berusaha mendekati Yusuf untuk meminta maaf, namun belum ada waktu yang tepat. Sampai hari pembagian nilai ini.

โ€œhai Yusuf,โ€ sapa Aisyah, mengharap respon yang baik dari Yusuf.

โ€œMaaf ya Yusuf,Aku cuma tidak mau temanku jengkel denganku, aku cuma mau pertemanan kita baik lagiโ€ Ucap Aisyah terburu-buru.

Yusuf merasa bingung.

โ€œkenapa kamu minta maaf?โ€ tanya Yusuf kebingungan.

โ€œkamu marah kan karna aku gak kasih jawaban saat ujian matematika waktu itu? Nilaimu pasti anjlok. โ€ jawab Aisyah.

โ€œtidak ada yang perlu maafkan, aku gak marah kok, malah aku yang harusnya minta maaf. Karna ulahku, kamu juga ikut dimarahi ustazah. Aku juga berterima kasih karena selama ini banyak membantuku.โ€

Yusuf menyambung, โ€œsetelah kejadian itu, aku berjanji akan mengerjakan ujian berikutnya tanpa bantuan siapapun. Aku juga tidak akan meminta jawaban dari mu.โ€

ย ย *****

Memang di sekolah tidak hanya belajar saja, tapi momen kebersamaan bareng teman tentu sulit dilupakan. Selain itu, di sekolah banyak cerita indah yang bikin mereka kangen sekolah lagi. Salah satunya ialah menyontek saat ulangan. Salah satunya adalah kenakalan saat menyontek sesama teman yang seharusnya tidak dilakukan. Aksi menyontek sendiri memang sudah identik dengan anak sekolah. Mesti tentu tidak sepenuhnya benar. Mulai dari nyontek PR sampai nyontek saat ujian dan banyak cara yang dilakukan mereka agar bisa menyontek.

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya
Mengunjungi Museum Pidie Jaya

Mengunjungi Museum Pidie Jaya

Jejak Sepeda Biru dan Mahasiswa Pejuang Sarjana di Kampus Biru

Jejak Sepeda Biru dan Mahasiswa Pejuang Sarjana di Kampus Biru

Falsafah Perang adalah Penentu Kemenangan

KAKI MELANGKAH, MATA MENATAP, HATI MENIKMATI KEINDAHAN MUSIUM PIDIE JAYA.

KAKI MELANGKAH, MATA MENATAP, HATI MENIKMATI KEINDAHAN MUSIUM PIDIE JAYA.

Mengendarai sepeda berarti kamu kuat secara fisik!

Mengendarai sepeda berarti kamu kuat secara fisik!

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
432

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
383

Responden Terpilih

March 14, 2025
138
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
395

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
244

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
Diamuk Rindu

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani Yunis
2025/07/12
0
105

Oleh Tabrani Yunis  Tak sempat menulis, atau belum ada waktu menulis. Itulah dua ungkapan yang sangat sering kita dengar, keluar...

BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketaย Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
142

Oleh Tabrani Yunisย  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
92

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
122

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Populer

  • Pahitnya Kopi Tak Sepahit Nasib Guru

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Tak Sempat Menulis

    11 shares
    Share 4 Tweet 3
  • In Memorial Bapak Dr.Qismullah Yusuf, Sang Inspirator.ย 

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • A Book in Hand Is Worth a Thousand on a Pen Drive

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Hidup Bukan Lomba, Tapi Perjalanan: Untukmu, yang Baru Lulus Tapi Belum Jadi Apa-Apa

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00