• Terbaru
Merayu Tuhan di Bawah Gerimis

Merayu Tuhan di Bawah Gerimis

July 20, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Benarkah Matematika Mata Pelajaran Horor?

November 11, 2025

Kepemimpinan, Kecantikan, dan Penampilan Perempuan Dibentuk oleh Budaya Patriarki

November 11, 2025

Kasino Pertama di Uni Emirat Arab: Antara Diversifikasi Ekonomi dan Dilema Identitas Islam

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Pahlawan dan Peradaban

November 11, 2025

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Mengoreksi Adab Kemanusiaan Kita ( Hari Pahlawan)

November 10, 2025

Menimbang Relativisme Pahlawan

November 10, 2025

Kehebohan Miss Universe 2025: Drama, Sponsor, dan Suara Perempuan

November 10, 2025
Kuliah Tanpa Beban: Kritik Terhadap Klaim Kuliah yang Terlalu Mudah

Banda Aceh Menuju Kota Empat Bahasa: Gerbang Baru Indonesia ke Dunia

November 9, 2025
Pujangga Lama dan Pujangga Baru Punah, Karena Tidak Mendapat Tempat Dalam Negara Sistem Republik

Ketika Kebijakan Menkeu Sudah Bersilangan Dengan Presiden, Purbaya Yudhi Sadewa Akan Lebih Mulia & Terhormat Mundur dari Kabinet

November 9, 2025
Tuesday, November 11, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Merayu Tuhan di Bawah Gerimis

Juni AhyarOleh Juni Ahyar
July 20, 2025
0
Reading Time: 3 mins read
Merayu Tuhan di Bawah Gerimis
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Juni Ahyar

Senja itu turun pelan, seperti sebuah doa yang diam-diam disampaikan langit pada bumi. Raka berdiri di tepi jendela kamar kosnya, menatap jauh pada cakrawala yang mulai berwarna kelabu. Hujan rintik-rintik turun, menimbulkan aroma tanah basah yang mengingatkannya pada sesuatu—atau lebih tepatnya, pada seseorang. Nadira.

“Apakah kau juga menatap langit ini?” gumam Raka lirih. Pertanyaan itu tak pernah ia ucapkan pada siapa pun, kecuali pada dirinya sendiri dan Tuhannya. Ia memejamkan mata, membiarkan gerimis yang jatuh dari langit menjadi semacam pesan tak kasatmata yang mungkin sampai ke hati Nadira, di seberang sana.

Kenangan tentang gadis itu hadir begitu jelas. Nadira dengan rambut hitam panjang yang selalu dikepang sederhana, dengan senyum lembut yang mampu menenangkan badai di hati Raka. Mereka pertama kali bertemu di perpustakaan kampus. Nadira sedang menunduk membaca buku puisi Chairil Anwar, sementara Raka, yang hanya ingin mencari bahan kuliah, malah terpaku pada gadis itu. Sejak pertemuan itu, hati Raka tak pernah sama lagi.

Kenangan yang  tak pernah padam di dalam pikirannya, Raka kembali ke hari-hari sederhana bersama Nadira. Hari ketika mereka menulis mimpi di kertas sobekan dan menggantungnya di pohon depan kampus. Nadira menulis: “Aku ingin hidup dengan sederhana, bersama orang yang kucintai, dalam ridha Allah.”

Saat itu Raka hanya tersenyum, tapi diam-diam menambahkan dalam hatinya: “Semoga akulah orang itu.”

Namun, waktu tidak selalu ramah. Setelah lulus, Nadira harus kembali ke kampung halamannya di kota kecil jauh di ujung barat. Orang tuanya sudah menyiapkan jalan hidup yang berbeda untuknya. Raka tahu, cintanya tak hanya diuji jarak, tapi juga restu.

Malam itu, di tengah gerimis, Raka membuka ponselnya. Ada satu pesan dari Nadira:

Nadira: “Rak, kamu baik-baik saja? Aku hanya ingin tahu, kamu masih ingat mimpimu dulu?”

Raka menatap layar ponselnya cukup lama sebelum menjawab.

Raka: “Aku ingat semua, Dir. Termasuk mimpiku untuk menua bersamamu.”

📚 Artikel Terkait

Sastra Madani Merintis Jalan Kedamaian dan Mendunia

Rizal Ramli Suarakan Amanat Bung Hatta Soal Peran Intelektual untuk Perubahan

WARNA BUMI PALESTIN

CAHAYA MOTIVASI KENANGAN DI PESANTREN

Hening. Tak ada balasan. Tapi tak lama, layar ponselnya kembali menyala.

Nadira: “Kalau itu takdirnya, aku pun takkan menolak. Aku rindu, Rak. Tapi aku pasrah pada Tuhan.”

Hati Raka seperti diremas. Dalam keheningan itu, ia melipat ponselnya di atas meja, lalu sujud. “Ya Allah,” ucapnya dalam hati, “aku merayu-Mu. Jika Engkau izinkan kami bersatu, aku berjanji akan menjaganya, bukan hanya dengan cinta, tapi dengan iman.”

Doa di bawah gerimis gerimis semakin deras, membasahi kaca jendela. Raka duduk bersandar di dinding, memandangi foto mereka saat wisuda—foto satu-satunya yang ia cetak dan bingkai. 

“Nadira,” gumamnya, “sumpah mati aku rindu. Andai kau tahu betapa aku berdoa setiap malam untuk kita.”

Ia teringat malam-malam ketika Nadira menemaninya belajar, ketika mereka sama-sama lelah, tapi tetap saling menyemangati. 

Nadira adalah satu-satunya orang yang selalu percaya pada Raka, bahkan ketika ia hampir menyerah pada hidup.

Kini, setiap malam, Raka sujud lebih lama. “Ya Allah, aku sebut namanya dalam doa. Aku tahu Engkau Maha Tahu isi hatiku. Aku tak meminta yang muluk, hanya izinkan aku menjaga anugerah ini jika ia memang tercipta untukku.”

Langit yang sama malam semakin larut. Gerimis berhenti, meninggalkan aroma tanah yang menenangkan. Raka kembali menatap langit yang mulai bertabur bintang. Di seberang kota yang jauh, Nadira mungkin sedang melihat langit yang sama.

Di ujung telepon, suara Nadira terdengar pelan ketika Raka memberanikan diri meneleponnya.

“Dir, kau baik-baik saja?”

“Baik,” jawab Nadira, meski suaranya terdengar rapuh. “Aku sering lihat langit, Rak. Dan aku selalu berharap, kau melihatnya juga. Mungkin, di langit itu, doa kita bertemu.”

Raka menahan napas, tak mampu berkata-kata. “Dir,” katanya pelan, “apapun yang terjadi, aku takkan berhenti berdoa. Jika Tuhan menakdirkan kita bersatu, aku takkan melepaskanmu.”

Sunyi. Hanya suara angin di sela-sela telepon. Lalu Nadira berkata, “Aku percaya, Rak. Aku juga menyebut namamu di dalam doa. Semoga kita bersama.”

Raka menatap bintang-bintang malam itu, merasa sedikit lebih tenang. Ia tahu, doa yang lahir dari hati takkan pernah hilang. Dan malam itu, di bawah langit yang sama, dua hati sedang sama-sama merayu Tuhan…

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 197x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 174x dibaca (7 hari)
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 150x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 144x dibaca (7 hari)
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
13 Mar 2025 • 140x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Juni Ahyar

Juni Ahyar

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    152 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya

Oplos-Mengoplos Beras

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00