https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Wednesday, July 16, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Cerpen

Mengejar Impian untuk Ibuku

Redaksi Oleh Redaksi
1 year ago
in Cerpen, Edukasi, Literasi
Reading Time: 3 mins read
A A
0
5
Bagikan
52
Melihat

 

Oleh : HALIMATUN SAKDIAH
Siswi Kelas XII Unggul-2
SMAN 1 Tanah Jambo Aye, Aceh Utara

SOSOK ayah yang katanya sebagai cinta pertama anak perempuannya tidak sepenuhnya benar, tidak sedikit anak perempuan yang tidak merasakan cinta seorang ayah dari kecil.

Mungkin memang karena ayahnya sudah tiada sejak kecil atau memang tidak mengetahui siapa sosok ayahnya, tetapi sebagai anak perempuan yang memang kehilangan sosok ayah dari kecil, aku menuliskan ini.

Mungkin kurang lebih dirasakan oleh para anak perempuan lainnya yang tidak mendapatkan sosok ayah di dalam hidupnya atau di sebagian hidupnya.

Hidup ini adalah sebuah hal yang sangat penting dan berguna bagi setiap manusia. Salah satunya adalah ketika mempunyai kehidupan yang sederhana, akan tetapi sangat bermakna untuk dijalani.

Memiliki keluarga yang lengkap dan sempurna adalah impian dan keinginan terbesarku hingga saat ini.

Aku selalu bermimpi mempunyai keluarga yang lengkap dan bahagia, berharap semua itu menjadi sebuah kenyataan.

Huh…,ternyata aku salah. Semua itu hanya mimpi yang mustahil menjadi sebuah kenyataan. Aku hanya seorang anak perempuan biasa yang sejak kecil tinggal bersama ibu di rumah yang sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna.

Seiring berjalannya waktu aku mulai tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang menyebalkan bagi ibu. Walaupun menyebalkan, tetapi ibu tetap menyayangiku dan menjagaku di setiap waktu.

Terkadang aku melihat anak perempuan lain yang selalu bersama ayahnya. Mengapa aku tidak seperti itu ibu?

Ibu menjawab, nak…! ayahmu itu disayang sama Allah, makanya Allah panggil ayah cepat dibanding kita.

Dengan wajah sedih dan menangis ibu tidak menjawab lagi dan aku menatap wajah ibu yang dipenuhi dengan kesedihan.

Setelah itu, aku tidak bertanya lagi kepada ibu karena akan sangat menyakiti perasaan ibu.

Setelah mendengar Jawaban dari ibu, aku mengambil sebuah kesimpulan bahwa aku harus membahagiakan ibu tanpa membuatnya mengeluarkan air mata kesedihan. Aku ingin menjadi wanita yang mandiri, kuat, berkarakter, dan bertanggung jawab seperti ibuku.

โ€œKu jalani hari dengan kesendirian, tanpa seorang ayah yang mengisi ruang dan waktu.”

Rasanya kutertanam menahan luka yang dalam, hampir saja ku ingin putus asa, melihat keadaanku saat ini.Namun aku harus tetap tegar demi masa depan.”

Hari demi haripun berlalu, kini aku sudah melewati masa-masa kecilku dan berganti dengan masa remaja yang akan menjadi tumbuh dewasa.

Ternyata berat yah. Melewati semua fase sendirian, berjuang melawan keadaan. Kataku dalam hati.

Tetapi aku harus bisa karena ini semua demi masa depan dan keinginan terbesar ibuku agar aku bisa selalu berusaha untuk menggapai cita-cita yang selama ini aku mimpikan.

Pada suatu hari, aku sedang duduk di taman masjid Pasee untuk menghilangkan sedikit beban dan ingin menikmati suasana sejenak.

Di situ aku melihat ada seorang perempuan seusiaku bersama dengan ayah dan ibunya. Betapa bahagianya wanita itu bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang seorang ayah, dukungan dari seorang ayah untuk anaknya yang selama ini aku harapkan.

Ketika itu aku sedang duduk sambil memandang ke langit, langsung air mataku jatuh. ingin rasanya aku teriak mengeluarkan semua yang aku pendam.

Ingin rasanya aku memeluk sosok ayah dan berkata aku tak sanggup melewati semua ini sendirian, sampai kapan aku mampu bertahan.

Ya Allah bagaimana rasanya dekat dengan ayah, mendapatkan kasih sayangnya dan di dukung olehnya.

Terkadang, aku selalu berfikir mengapa aku tidak seperti mereka yang mempunyai segalanya untuk seorang ayah. Ibu adalah segalanya bagiku. Ia ayah sekaligus ibu dari dulu hingga saat ini.

Semandiri apapun aku, pasti ada waktu dimana aku ingin menjadi wanita manja seperti wanita lainnya. Bisa bersandar dan menangis dalam pelukan seorang ayah.

Tetapi keadaan memaksaku harus menjadi wanita kuat dan mandiri, harus tersenyum pada dunia setelah apapun masalah
yang menimpa dan rintangan yang menghadang, harus bisa mengusap air matanya ku sendiri.

Begitulah seterusnya, aku menjalani hari-hariku sebagai wanita yang harus mandiri dan mampu melewati setiap kesulitan yang terkadang menghampiri, hingga saat ini aku sudah tumbuh dewasa tanpa seorang ayah.

Terkadang orang bertanya, mengapa kamu bisa sekuat ini menghadapi semua yang kamu alami?

Aku menjawab, ini tidak seberapa dan tidak sebanding dengan perjuangan ibuku membesarkanku sendirian, berjuang mati-matian agar aku bisa seperti sekarang ini.

Ini saatnya aku ingin membahagiakan ibuku dengan menjadi wanita mandiri demi menggapai impianku dan mengangkat derajat ibu yang sudah merawatku dari kecil tanpa melibatkan orang lain dalam memikul beban dan bekerja keras menafkahiku.

Di sini aku selalu bersyukur dengan semua yang ada, karena belum tentu anak perempuan lain sekuat diriku. Tanpa aku sadari sebenarnya aku adalah sosok yang kuat. Mengapa demikian?

Karena ketika anak perempuan lain bisa merasakan pelukan seorang ayah, tapi aku dengan begitu kuatnya dapat menghadapi semuanya tanpa pelukan dari seorang ayah.

Banyak sekali hal yang pengen banget untuk kugapai akan tetapi dipatahkan oleh keadaan ekonomi dan lainnya.seperti yang sekarang lagi kurasakan, ingin sekali menjadi seorang mahasiswa, dengan begitu mungkin bisa untuk membahagiakan ibu dirumah.

Akan tetapi Allah mungkin memberikan jalan yang lain untuk kutempuh. Aku percaya bahwa skenario Allah lebih bagus dari apa yang aku rencanakan.

Aku memetik pesan moral dari kisah hiduku ini adalah, kita harus bersyukur karena aku masih memiliki seorang ibu.

Sosok yang begitu amat sangat mulia, yang seharusnya menjadikan ibu sebagai sosok cinta pertamaku yang begitu aku muliakan.

Sebagai anak perempuan yang harus tetap sabar dan kuat menjalani lika-liku kehidupan tanpa seorang ayah.

Selalu berusaha dan berdo’a agar bisa tetap mandiri dan penuh semangat untuk menggapai sebuah mimpi yang belum terwujud.

Senantiasa tetap tersenyum selalu dalam kondisi dan situasi apapun itu, agar dunia bisa melihat bahwa wanita kuat seperti aku bisa sukses dan berkarakter walau tanpa seorang ayah.(*)

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya

Menumbuhkan Kepedulian Siswa SDIT Muhammadiyah Manggeng di Bulan Ramadan

PEUSAN KEU RAKAN PENSIUN

JAK TA MEUSEUDEUKAH

Perjuangan Menuju Kampus Impian

Perjuangan Menuju Kampus Impian

Mimpiku Menjadi Kenyataan

Mimpiku Menjadi Kenyataan

Puisi-Puisi Goresan Zab Bransah

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
435

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
383

Responden Terpilih

March 14, 2025
138
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
395

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
244

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
Diamuk Rindu

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani Yunis
2025/07/12
0
118

Oleh Tabrani Yunis  Tak sempat menulis, atau belum ada waktu menulis. Itulah dua ungkapan yang sangat sering kita dengar, keluar...

BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketaย Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
142

Oleh Tabrani Yunisย  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
93

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
123

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Populer

  • Melihat Sejarah Aceh Dalam Perspektif Temuan Keramik Kuno

    Melihat Sejarah Aceh Dalam Perspektif Temuan Keramik Kuno

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Aceh dan Salem: Jejak Sejarah Dagang yang Terancam Terhapus

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Salemโ€™s City Seal Controversy: Between Historical Legacy and Modern Sensitivities

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Kemampuan Memahami Bacaan – Ulasan

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Mengenal Prinsip Pareto di Tengah Ketidakseimbangan Hidup

    15 shares
    Share 6 Tweet 4
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00