https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Wednesday, July 16, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Artikel

Harga Naik, Jumlah Perokok Berkurang?

Redaksi Oleh Redaksi
9 years ago
in Artikel, Bingkai, Edukasi, Pendidikan
Reading Time: 4 mins read
A A
0
5
Bagikan
50
Melihat

Oleh Syahid Mujtahidy

Wacana kenaikan harga rokok per bungkus Rp 50 ribu mengundang reaksi yang sangat luar biasa. Respon masyarakat terutama perokok sangat menentang akan maraknya wacana tersebut. Wacana kenaikan rokok berawal dari penelitian yang dilakukan oleh Profesor Hasbullah Thabrany, Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Goal yang ingin dicapai, yaitu meminimalisir perokok Indonesia terutama pelajar dan kalangan yang perekonomiannya menengah ke bawah (kalangan miskin) dari penelitian yang dilakukan sejak Desember 2015 โ€“ Januari 2016.

Hasil survei yang dilakukan oleh Hasbullah dirilis pada Juli 2016. Hasil berasal dari responden yang berjumlah 1000 orang. 82 persen responden setuju harga rokok dinaikkan. Malah, 72 persen menunjukkan setuju akan harga rokok dinaikkan di atas kisaran Rp 50 ribu. Hasil survei yang menunjukkan begitu antusias warga Indonesia untuk menaikkan harga rokok dengan dua poros tujuan di atas. Namun, patut diketahui 1000 orang merupakan angka yang sangat tergolong minoritas ketika dibandingkan dengan jumlah warga Indonesia yang keseluruhan. Jadi, kemungkinan-kemungkinan dari hasil survei bisa berubah saat mampu mencakup keseluruhan atau paling tidak 50 persen dari jumlah warga Indonesia.

Hasbullah juga melontarkan pendapat bahwa jumlah perokok Indonesia sudah mencapai 34-35 persen dari total penduduk. Dari jumlah perokok tersebut bisa diklarifikasikan ke dalam dua bagian yaitu 67 persen merupakan perokok laki-laki. Sedangkan, perokok perempuan hanya 4 persen. โ€œPerokok Indonesia harus dikendalikan dengan menaikkan harganya,โ€ tertulis pendapat Hasbullah di salah satu surat kabar Nasional pada 23 Agustus 2016. Ia juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan juara dunia dari tingkat perokok tertinggi. Jika, kita melihat angka-angka di atas memang begitu miris untuk menatap kondisi negeri ini.

Salah satu target yang dipasang yaitu meminimalisir perokok terutama bagi kalangan yang perekonomiannya menengah ke bawah. Jadi,hal tersebut bisa dikatakan rokok hanya untuk dikonsumsi orang-orang kaya. Orang miskin tidak boleh menkonsumsi rokok. Terdapat dua pengaruh yang sangat besar dari wacana tersebut bila terealisasikan. Pertama, mantan anggota DPR Jatim (Jawa Timur) Darwiz Maszar pernah mengatakan dalam perbincangan yang membahas kenaikan rokok bahwa tubuh manusia membutuhkan nikotin (salah satu yang terkandung di rokok). Ia juga menegaskan bahwa kadar yang dibutuhkan oleh manusia itu berbeda-beda.

โ€Ada yang butuh merokok untuk memenuhi kadar kebutuhan nikotin, ada juga yang cukup hanya dengan menghirup asap rokok yang diperoleh saat bersama dengan orang yang sedang merokok,โ€ tegas Darwiz. Ia juga menanyakan berapa banyak orang yang terbukti meninggal gara-gara merokok? Pada perbincangan sore menjelang malam itu, sejenak terdiam dengan pertanyaan mantan anggota DPR Jatim tersebut. Darwiz juga mengungkap ada salah satu negara yang sudah membuat obatt-obatan yang mengandung nikotin untuk menggantikan rokok. Jadi, ini bisa ditarik benang merahnya bahwa rokok masih membantu bagi kesehatan tubuh.

Kedua, seperti halnya yang sering dilontarkan para perokok, mereka tidak akan membeli rokok legal. Melainkan, mereka akan mengkonsumsi rokok hasil dari penanaman tembakau sendiri atau membeli rokok ilegal yang tidak membayar cukai kepada negara. Ketika perokok legal berkurang, pendapatan negara juga akan berkurang. Dan, pabrik-pabrik yang menyediakan rokok ilegal akan semakin ramai, sebab peminat semakin meningkat, melihat dari harga yang kurang ekonomis bagi rata-rata perekonomian masyarakat Indonesia.

Dampak yang diperoleh dari menurunnya peminat rokok legal yang disebabkan oleh melambungnya harga, bukan hanya pada ketidakstabilan pendapatan negara dan maraknya pabrik rokok yang memproduksi rokok ilegal. Akan tetapi, pabrik yang memproduksi rokok legal akan mengerami kemerosotan dari segi konsumen. Produk yang mereka hasilkan akan lambat untuk terjual, yang pastinya akan mempengaruhi terhadap pemasukan terhadap pabrik itu sendiri. Kerja yang mulai berkurang dan pemasukan yang mulai menurun akan menyebabkan pabrik memecat beberapa pegawainya untuk menjaga kestabilan sirkulasi keuangan perusahaan.

Pemecatan tersebut memberikan warning tersendiri bagi negeri ini, yang mana secara otomatis ketika melihat lapangan kerja yang sangat minim. Itu tidak akan mampu menampung semua pekerja pabrik yang dipecat. Akibatnya, angka pengangguran di Indonesia akan bertambah, bisa saja angkanya akan membludak. Hal seperti ini menjadi pekerjaan rumah untuk mengkaji ulang akan dampak yang akan menjadi hambatan negara Indonesia dalam merealisasikan target yang berlandaskan akan hasil survey yang dilakukan oleh Profesor Hasbullah Thabrany.

Target meminimalisir konsumen rokok terutama bagi pelajar dan kalangan yang perekonomiannya menengah ke bawah sangat tidak memungkinkan. Sebab, mereka memiliki dua opsi untuk tetap merokok, yaitu mengkonsumsi dari hasil tani mereka sendiri atau membeli rokok yang ilegal dengan harga miring ketika disandingkan dengan rokok legal. Berbicara tingkat keberhasilan untuk meminimalisir konsumen rokok, masih tidak memungkinkan. Jika, berkaca kepada guyonan Cak Lontong, salah satu komedian Nasional. Ia mengatakan cara meminimalisir konsumen rokok lebih baik menutup pabrik korek, ketimbang menutup pabrik rokok. Karena, perokok akan merasa bosan merokok, jika kesulitan mencari alat untuk menyalakan rokok.

Hasil dari target sudah ternilai nihil, ini saatnya beralih terhadap dampak yang mana titiknya akan berhenti di kata โ€˜pengangguranโ€™. Kita ketahui bersama pengangguran akan bisa memberikan masalah yang besar terhadap negara ini. Para pengangguran yang ada pada detik ini masih belum bisa dicarikan solusinya, apa lagi bertambah dengan angka yang lumayan besar nantinya. Jadi, negara akan mengalami delematis dalam mencarikan solusi. Sebab keterlambatan solusi akan mengakibatkan dua dampak negatif dari adanya pengangguran sudah akan memanjakan warga negeri ini, yaitu dari perspektif ekonomi dan lingkungan sosial.

Jadi, saya kira wacana tentang kenaikan harga rokok untuk meminimalisir konsumen terutama pelajar dan kalangan orang bawah bukan langkah yang solutif. Meski, saya bukan seorang perokok menegaskan pemerintah akan meminimalisir ruang gerak untuk kerja bagi warga Indonesia. Malahan, Indonesia memberikan peluang bagi negara lain yang sudah mempersiapkan obat yang mengandung nikotin sebagai pengganti rokok. Pengangguran juga yang sering diorasikan sana-sini bahwa merupakan salah satu masalah besar yang dimiliki Indonesia. Namun, dengan mudah jumlah pengangguran akan bertambah jika tetap direalisasikan. Maka dari itu, kita sebagai warga Indonesia harus berfikir yang jernih untuk mencari solusi yang baik dan bukan menambah masalah.

Penulis: SYAHID MUJTAHIDY Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris Semester 5 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Ia kelahiran Sumenep, 20 Januari 1995 yang tinggal di Kec. Batang-Batang Sumenep.

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya

Ibu yang Cerdas di Era Global

Revitalisasi Manajemen Politik Kebencanaan

Surat Pembaca Potret

Tindak Pidana Prostusi Terhadap Anak Harusnya Masuk Dalam Bab XIV Tindak Pidana Kesusilaan

Legenda Tuan Tapa dan Putri Naga

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
435

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
383

Responden Terpilih

March 14, 2025
138
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
395

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
244

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
Diamuk Rindu

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani Yunis
2025/07/12
0
118

Oleh Tabrani Yunis  Tak sempat menulis, atau belum ada waktu menulis. Itulah dua ungkapan yang sangat sering kita dengar, keluar...

BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketaย Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
142

Oleh Tabrani Yunisย  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
93

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
123

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Populer

  • Melihat Sejarah Aceh Dalam Perspektif Temuan Keramik Kuno

    Melihat Sejarah Aceh Dalam Perspektif Temuan Keramik Kuno

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Aceh dan Salem: Jejak Sejarah Dagang yang Terancam Terhapus

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Salemโ€™s City Seal Controversy: Between Historical Legacy and Modern Sensitivities

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Kemampuan Memahami Bacaan – Ulasan

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Mengenal Prinsip Pareto di Tengah Ketidakseimbangan Hidup

    15 shares
    Share 6 Tweet 4
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00