• Terbaru
Aceh dan Para Pembenci Pohon

Aceh dan Para Pembenci Pohon

July 5, 2025

Menangguh Politik Hukum Ijazah Palsu

November 14, 2025

Nyanyian Terakhir Cenderawasih

November 14, 2025

Menjaga Integritas dan Kesehatan Finalis Melalui Gerakan Self Love

November 13, 2025

Serangkai Puisi Alkhair Aljohore

November 13, 2025

Rumah Tuhan pun Dikorupsi, Kurang Brengsek Apa Korupsi di Negeri Ini

November 13, 2025

Puisi-Puisi S.Sigit Prasojo

November 13, 2025

Membaca Anugerah Fiksi Szalay dan Deem

November 13, 2025

Bali Istimewa (yang) bukan Daerah Istimewa

November 13, 2025
Pendekatan Parindra Terhadap Kaum Marhaen di Jambi: Nasionalisme dan Gerakan Ekonomi Rakyat

Pendekatan Parindra Terhadap Kaum Marhaen di Jambi: Nasionalisme dan Gerakan Ekonomi Rakyat

November 12, 2025

Hening, Diam dan Sunyi

November 12, 2025

BENGKEL OPINI RAKyat

November 12, 2025
Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

November 12, 2025
Friday, November 14, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Aceh dan Para Pembenci Pohon

Dr. Al Chaidar Abdurrahman Puteh, M.SiOleh Dr. Al Chaidar Abdurrahman Puteh, M.Si
July 5, 2025
0
Reading Time: 3 mins read
Aceh dan Para Pembenci Pohon
🔊

Dengarkan Artikel


:

Antara Ketakutan Tak Masuk Akal dan Kebijakan Tak Bermoral

Oleh: Dr. Al Chaidar Abdurrahman Puteh

Dosen Antropologi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh

Aceh tampaknya sedang mengalami epidemi aneh: ketakutan akut terhadap pohon. Fenomena ini, yang dalam istilah psikologi disebut dendrophobia, telah menjangkiti tidak hanya individu tak dikenal yang menebang pohon Jeju viral di Pantai Ulee Lheue, tetapi juga sebagian pengambil kebijakan dan pemegang dana publik. Pohon yang mestinya dilindungi sebagai simbol kehidupan dan warisan ekologis justru dianggap musuh dan dihabisi tanpa ampun.

Pohon Jeju —bak sakura tropis— hanyalah korban terbaru dalam daftar panjang penebangan absurd. Pohon ini sempat membuat Banda Aceh sedikit berbahagia di tengah suhu politik dan ekonomi yang tak ramah. Warga berkumpul, berfoto, dan sesaat merasa bahwa kotanya pantas dicintai. Namun pohon itu malah ditebang. Alasannya? Tak jelas. Ada yang bilang pelakunya mengidap gangguan psikologis. Kalau benar, apakah kita akan menyalahkan fobia sebagai dalih untuk menghancurkan ruang publik?

Sebelumnya, Masjid Agung Meulaboh memutuskan menebang sepuluh pohon cemara pantai karena “terlalu mirip pohon Natal.” Logika ini—antara paranoia dan tafsir puritanisme—menyeret ke absurditas yang lebih dalam. Padahal pohon tak pernah meminta ditafsirkan sebagai doktrin. Ia hanya berdiri diam, memberi oksigen, meneduhkan bumi, dan tak tahu-menahu soal Natal atau Syariat.

Masjid Raya Baiturrahman yang menjadi simbol keislaman Aceh juga tak luput dari durjana penebangan. Pohon Kohler, saksi sejarah tewasnya jenderal kolonial Belanda, ditebang begitu saja oleh kontraktor proyek. Sejarah pun ikut ditumbangkan, persis seperti ingatan kolektif yang tak dianggap penting selama anggaran proyek jalan terus mengalir.

📚 Artikel Terkait

Negeri yang Mencetak Sarjana Makin Banyak, Tapi Lapangan Kerja Makin Sempit

Aku Saksimu

Praktik Buruk dan Merugikan Oleh Para Pengemis

Renovasi Rumah

Di pedalaman, hutan Leuser menyaksikan tragedi lebih sistemik. Bukan hanya satu-dua pohon, tetapi ratusan hektare tutupan hijau lenyap setiap tahun karena pembalakan liar, banyak di antaranya menggunakan dana proyek “penghijauan.” Ironi yang begitu vulgar: menanam lewat program Tahiroe, menebang lewat anggaran tahunan.

Ini bukan hanya soal fobia terhadap pohon—ini adalah fobia terhadap kehidupan itu sendiri. Antropolog Laura Rival (2021:3) menyebut pohon sebagai makhluk sosial yang memiliki kedudukan dalam peradaban.

Mereka bukan benda mati, tapi bagian dari struktur spiritual dan sosial masyarakat. Gabriele Schwab (2021:248) mengingatkan bahwa ketakutan terhadap pohon sering kali lahir dari trauma atau sikap kontrol terhadap yang tak bisa dijinakkan. Maka, dendrophobia di Aceh bisa saja bukan penyakit, melainkan gejala dari elitisme birokratis yang membenci apa pun yang tak bisa diukur dengan angka APBD.

Setelah tsunami, Aceh seharusnya belajar bahwa alam punya kuasa yang tak bisa ditaklukkan. Tapi justru kita menumpulkan ingatan itu dengan menebang, membakar, dan menutup mata. Saya, (Al Chaidar, 2023:12) telah mencatat dalam refleksi antropologis bahwa pembangunan pasca-tsunami cenderung abai terhadap ruang ekologis dan simbolik. Kita menghias kota dengan plang dan beton, tapi membiarkan pohon-pohon yang menjadi pelindung sosial tumbang begitu saja.

Pohon Jeju telah ditebang. Kohler sudah tumbang. Cemara sudah lenyap. Meranti di Leuser tinggal cerita. Pertanyaannya: pohon mana lagi yang akan dibunuh esok pagi?

 Referensi

Chaidar, A. (2023). The Tragedy of the Commons in Aceh: An Anthropological Reflection on the Post Tsunami Development of Ace. Icospolhum 2023.  

Rival, L. (Ed.). (2021). The Social Life of Trees: Anthropological Perspectives on Tree Symbolism. Routledge.  

Schwab, G. (2021). Trees, Fungi, and Humans. CR: The New Centennial Review, 21(3), 245–268.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 227x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 209x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 180x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 168x dibaca (7 hari)
Hari Ampunan
Hari Ampunan
1 Mar 2025 • 159x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Dr. Al Chaidar Abdurrahman Puteh, M.Si

Dr. Al Chaidar Abdurrahman Puteh, M.Si

Dr. Al Chaidar Abdurrahman Puteh, M.Si., adalah seorang akademisi dan peneliti yang memiliki keahlian di bidang antropologi, dengan fokus utama pada antropologi politik dan agama. Beliau saat ini aktif sebagai dosen di Universitas Malikussaleh, yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh. Selain mengajar, Dr. Al Chaidar juga aktif melakukan penelitian dan seringkali diundang sebagai narasumber atau pengamat untuk berbagai isu sosial, politik, dan keagamaan, terutama yang berkaitan dengan konteks Aceh dan Indonesia secara luas. Kontribusinya dalam pengembangan ilmu antropologi dan pemahaman isu-isu kontemporer di Indonesia sangat signifikan melalui karya-karya ilmiah dan keterlibatannya dalam diskusi publik.

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya
Mengenal Francesca Albanese, Wanita Pemberani Dunia

Mengenal Francesca Albanese, Wanita Pemberani Dunia

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

INFO REDAKSI

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

October 7, 2025

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

September 10, 2025

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00