https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Monday, June 16, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Pariwara
Beranda Covid 19

Demokrasi Dirampas Covid?

Redaksi Oleh Redaksi
4 years ago
in Covid 19, Demokrasi, Opini
Reading Time: 6 mins read
A A
0
5
Bagikan
50
Melihat

Oleh Muzirul Qadhi

Mahasiswa Universitas Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh, Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe)

Sejak Pemerintah Indonesia menetapkan Covid 19 sebagai bencana nasional, tampak terlihat perubahan secara drastis, baik demokrasi maupun secara ekonomi kerakyatan. Hal tersebut tidak terlepas dari lahirnya kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid 19. Namun di sisi lain, ada hak โ€“ hak rakyat yang tidak terpenuhi yang tentunya akan dapat menjadi preseden buruk bagi Indonesia ke depan.

Sebelum penulis mengulas lebih jauh, penulis akan menerangkan terlebih dahulu apa itu Corona Virus (Covid 19). Dalam catatan World Health Organization (WHO), virus corona adalah  keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia sendiri corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Mers dan Sars. 

Covid 19 merupakan penyakit menular dan pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019 lalu yang kemudian kini menjadi wabah yang menakutkan bagi hampir setiap negara. Meskipun ada sebagian warga yang tidak percaya akan wabah itu, bahkan ada yang menganggap bahwa Covid 19 itu adalah konspirasi,bahkan ada pula yang menilai itu adalah senjata biologis. Ya begitulah, masyarakat kita melihat fenomena dan kondisi seperti ini.

Rasa – rasanya kita sudah dapat merasakan apa sebenarnya yang sedang terjadi.

Terlebih lebih rakyat hari ini merasa jenuh dan lelah dengan berbagai peraturan yang dibuat pemerintah, sedangkan kebutuhan hidup tidak sepenuhnya diberikan. Rakyat merasa gondok. Bagaimana tidak? Perintah untuk tetap di rumah dan tidak boleh bepergian ke luar rumah menjadi sebuah peraturan yang keliru, apalagi saat kebutuhan untuk makan sehari-hari saja rakyat sulit. Lalu belum lagi sikap arogansi para aparat, yang seolah corona ini lah yang menentukan hidup mati manusia. Lalu bagaimana kalau semua orang diam di rumah dan tak diberikan makan dan kemudian mati? Siapa yang bertanggung jawab?

Di Indonesia sendiri sejak 2  Maret 2020 hingga 4 Agustus 2021 tercatat angka kematian akibat terpapar Covid 19 mencapai 100.636 jiwa, menjadikan Indonesia berada diperingkat 12 sebagai negara dengan kasus kematian tertinggi di dunia. Hal tersebut didapatkan pada data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tentu hal ini menjadi duka yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia, meskipun seperti yang kita ketahui telah banyak program dan upaya penanganan yang dilakukan pemerintah, namun hal tersebut ternyata belum mampu menekan angka penularan covid 19. Sementara di Wuhan, China yang merupakan awal di temukanya Covid 19 mulai merangkak membaik, transaksi ekonomi mulai dibuka meskipun tetap mematuhi protokol kesehatan.

Jadi, disadari atau tidak, dampak Covid 19 bukan saja secara ekonomi, tetapi merenggut hak demokrasi dan ekonomi rakyat, meskipun sebelum adanya Covid 19 melanda dunia demokrasi Indonesia sudah terlihat merosot. Kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan kritikan, kini menjadi kekhawatiran bagi banyak kalangan. Para aktivis dan tokoh masyarakat seakan dituntut untuk hati โ€“ hati dalam memilih kata dalam mengkritik pemerintah. Bermacam delik digunakan dalam membungkam suara sumbang dari bawah. Jika sebelumnya undang undang IT banyak digunakan dalam menjerat para aktivis,โ€™ kini ada undang โ€“ undang baru yang sudah dirancang yaitu Rancangan Kitab Undang โ€“Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang berpeluang menjerat orang yang menghina lembaga negara. Ketentuan itu diatur dalam sejumlah pasal di Bab IX tentang Tindak Pidana Tehadap Kekuasan Umum dan Lembaga Negara.

Salah satu pasal tersebut adalah pasal 353, โ€œsetiap orang yang di muka umum dengan lisan atau tulisan menghina kekuasan umum atau lembaga negara dipidana dengan penjara paling lama satu tahun enam bulan atau pidana denda paling banyak katagori II  berkisar 10 juta,โ€.  Begitu bunyi pasal tersebut. Padahal Presiden atau DPR adalah institusi negara, di mana dalam hukum tata negara dua institusi itu adalah benda mati, yang hidup itu adalah individunya. Jadi bila pun ada yang mengkritik negara, tidak boleh tersinggung, karena yang ia emban adalah lembaga negara. 

Tidak sampai di situ,  banyak hal lagi yang penulis nilai dapat mengancam demokrasi Indonesia, Covid 19 menjadi salah satu dasar atau alasan tidak dikeluarkannya izin demonstrasi bagi mahasiswa dan masyarakat. Seakan Covid 19 ini dijadikan sebagai topeng hitam, sementara banyak kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah yang mengundang kerumuman, bahkan kerumunan di mall atau pergelaran yang dilakukan oknum pejabat tidak menjadi masalah. Yang lebih mirisnya lagi antrian vaksin yang notabenenya merupakan program pemerintah tidak menjadi sebuah persoalan. Kita tidak tahu pasti apa argumentasi yang kuat, sehingga hal tersebut tidak disoalkan. Apakah mungkin ada kaitannya dengan bisnis atau ada hal lain. Tentu itu menjadi tanda tanya besar di tengah โ€“ tangah masyarakat, yang seharusnya pemerintah menjadi contoh panutan bagi rakyat, malah ternyata pemerintahnya yang tidak memberikan contoh yang baik.

Hal lain yang meganggu demokrasi Indonesia, baru baru ini adalah adanya gambar mural di beberapa tembok di jalanan Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya. Mural menggambarkan berbagai macam kritikan, mulai dari menunjukkan pemerintah gagal dalam menangani Covid 19, kemudian kondisi ekonomi masyarakat hari ini yang terjepit. Mural itu sontak menjadi viral dan membuat pemerintah kelabakan untuk menghapus mural tersebut. Padahal menurut penulis, itu adalah wujud ekspresi yang dirasakan masyarakat hari ini di tengah situasi PPKM dengan segala kelemahannya. Misal seperti mural mirip Jokowi mengenakan pakaian putih dengan wajah tertutup masker, ini tentu memiliki makna kritikan sosial yang dituangkan melalui gambar pada beton fly over di Bandung.

Kini pelaku pembuat mural tersebut sedang diburu oleh pihak penegak hukum untuk mencari tahu apa maksud dari mural tersebut. Padahal sejatinya pihak kepolisian memiliki intelegensi dan psikologi yang kuat. Sangat mustahil gambar sesederhana itu tidak dapat dimengerti maksud dan tujuan. Seharusnya hal tersebut biarlah menjadi seni kritik, bukan malah semakin hari rakyat tertekan dan tertindas akibat tidak adanya kepastian ekonomi dan demokrasi Indonesia.

Oleh karenanya penulis mengharapkan Pandemi Covid 19 ini tidak menjadi ajang dalam merampas demokrasi dan ekonomi rakyat secara perlahan. Bukan pula menjadikan Covid 19 sebagai ajang bisnis papan atas, dengan mengenyampingkan hajat orang banyak. Yang semestinya hak โ€“ hak akan untuk hidup tersebut ditanggung oleh negara.

Penulis :

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya

Standar Pendidikan Indonesia di Masa Depan

Standar Pendidikan Indonesia (SPI) Masa Depan

Sekda Kota Banda Aceh: Penilaian SPBE 2021 Harapkan Di Atas Target

Sebanyak 77 Warga Binaan Dilakukan Verifikasi NIK oleh Disdukcapil Banda Aceh

NYALI NADIEM?

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
388

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
355

Responden Terpilih

March 14, 2025
129
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
375

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
237

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketaย Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
127

Oleh Tabrani Yunisย  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
81

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
104

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Senja Merah

Senja Merah

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/28
0
91

Oleh Tabrani Yunis Senja merah Merekah Bagaikan darah Tumpah Ruah  Senja merah darah Mengalir menjarah lembah Di ufuk barat tampak...

Populer

  • Ali Hasyimi Tokoh Multitalenta

    Ali Hasyimi Tokoh Multitalenta

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Mengenal Tito Karnavian yang Memutasi Empat Pulau ke Sumut

    14 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Aceh Selatan: Negeri Kutukan bagi Orang-Orang Hebat?

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Dana Desa dan Qurban yang Hilang. Tragedi Ketimpangan di Serambi Mekkah

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Kopdes Merah Putih Perusak Kemandirian Bangsa

    5 shares
    Share 2 Tweet 1
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00