• Terbaru

KEMBALILAH IBU

September 25, 2018
Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

November 12, 2025

Teladan Pahlawan Sebagai Cermin Moral Generasi Muda

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Benarkah Matematika Mata Pelajaran Horor?

November 11, 2025

Kepemimpinan, Kecantikan, dan Penampilan Perempuan Dibentuk oleh Budaya Patriarki

November 11, 2025

Kasino Pertama di Uni Emirat Arab: Antara Diversifikasi Ekonomi dan Dilema Identitas Islam

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Pahlawan dan Peradaban

November 11, 2025

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Mengoreksi Adab Kemanusiaan Kita ( Hari Pahlawan)

November 10, 2025

Menimbang Relativisme Pahlawan

November 10, 2025

Kehebohan Miss Universe 2025: Drama, Sponsor, dan Suara Perempuan

November 10, 2025
Wednesday, November 12, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

KEMBALILAH IBU

RedaksiOleh Redaksi
September 25, 2018
0
Reading Time: 4 mins read
🔊

Dengarkan Artikel

Dok. Suka suka
Oleh Natasya Wulandari
Kelas VII, SMP Negeri 1 Bandar Dua, Ule Glee, Pidie jaya, Aceh.
Sebut saja namaku Laras. Aku memiliki ayah, ibu dan abang. Abangku masih duduk di bangku sekolah SMA.  Abang, tipe anak yang cuek, mungkin karena dari kecil tidak dapat perhatian dari ibu. Dari kecil aku sudah diasuh oleh ayahku.   Aku memiliki seorang ibu yang tidak pernah ada di sampingku . Karena ibuku pergi terlalu jauh dariku dan ayahku…
            Selam itu, ibuku tidak pernah pulang. Sampai ayah bermusyawarah dengan Tuhapeut  di kampong untuk mencari ibu. Kemana – mana ayah sudah mencari, tetapi jejak ibu tak berbekas. Di tahun 2010 saat usiaku 4 tahun, ayah mendapat kabar  ibu berada di ibukota provinsi. Bergegas ayah dan keluarga menelusuri ibu. Kami berangkat  dengan menggunakan 2 mobil. Harapan ayah, ibu mau kembali, mengingat usiaku yang masih kecil. Akhirnya kami selesaikan masalah ini dan berjumpa dengan ibu di Polsek kabupaten kecil . Ketika ditanya  ibu tak mengaku nama sebenarnya, ‘Halimatusakdiah’. Ibu mengaku namanya ‘Ica’ dan ibu tak mengakui  Laras sebagai putri kandungnya. Laras sedih…. hati ini menjerit. Tapi aku bisa apa yang kala itu masih kecil yang tidak tahu apa apa. Air mataku membasahi pipi. Dinding Polsek itu menjadi saksi dan ibu ku mengaku belum menikah. Padahal mereka adalah suami istri. 
Semenjak aku  berumur dua bulan, hingga aku  berumur tiga belas tahun pun juga belum pulang ibu. Ibu bilang, ibu kuliah di Provinsi. Waktu demi waktu, umurku makin bertambah menjadi empat belas tahun. Aku kian tumbuh jadi gadis remaja. Aku malu ketika teman dan guruku selalu bertanya mana ibumu Laras ?  Aku hanya bisa bilang, ibu kuliah. Begitulah ayah menjelaskan padaku. Aku memiliki seorang ayah yang  sangat super sekali sangat sabar menghadapi kami . Ayah lah yang selama ini mengurusi kami. Ayahku tidak pernah mengatakan lelah dalam mengurusi kami. Ayahku bangun setiap pukul 05.00 WIB  untuk memasak nasi buat kami. Supaya kami sarapan dan tidak lapar waktu  bersekolah.
            Karena kami tidak memiliki seorang ibu, begitulah nasib kami dengan abang. Tentulah, kami merasa sedih karena kekurangan seorang ibu, karena ibu kami selau sibuk dengan pekerjaannya. Aku selalu berharap semoga ibu bisa bersatu kembali dengan kami. Ibu…. dimana pun engkau berada, jika engkau membaca tulisan ini. Pulanglah ibu.  Aku gadis kecilmu yang tak pernah kau belai manja sudah tumbuh menjadi gadis remaja. Aku membutuhkanmu. Aku tak membencimu walau terkadang kesal. Kepada siapa aku kesal? Aku pun bingung padamu kah pada ayah? Atau kah  pada takdir?. Orang bilang, aku ‘lasak’ kreh kroh. Ya beginilah aku. Aku mencoba menghibur diriku sendiri. Aku anak yang periang, tidak pernanh murung, selalu tersenyum. Padahal, setiap malam kala mau tidur, seperti ada yang kurang. Ada yang tidak aku dapatkan seperti layaknya anak lain. Ayahlah yang selalu menguatkan, walaupun tanpa ibu kami bahagia. Ayah yang selalu memberikan fasilitas untukku. Handphone, yaa Hp menjadi temanku kemana pun aku pergi. Aku lalai dengan hp, sehingga kerinduan kepada ibu tak kuingat lagi. Sampai sampai aku sering ditegur oleh guru sekolah dan guru mengaji, karena asyik dengan Hp. Janganlah kawan kawan seperti diriku, biar lah nestapa ini menjadi kisah hidupku. 
            Sampai sekarang aku masih bingung sebenarnya, apa yang menyebabkan ibu sibuk bekerja sampai tak pernah kembali. Saat menulis ini air mataku berlinang, adakah engkau di sana merindukanku ibu?  Doakan lah aku selalu. Salam rindu, buat ibu ku tercinta di peraduan.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 210x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 193x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 160x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 151x dibaca (7 hari)
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 151x dibaca (7 hari)

📚 Artikel Terkait

HAKIKAT CINTA

Merayakan Kebangkitan Nasional di Era Artificial Intelligence

Berdampingan dengan Corona? Siapa Takut?

Merajut Kebersamaan dalam Keragaman: Refleksi dari Tadarus Puisi & Pameran Puisi Eksperimental

📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    152 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya

Rasa Cinta

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00