Oleh Praniti Herma Sunaryo
Mahasiswi ITB Bandung
Premenstrual syndrome (PMS) merupakan salah satu gangguan yang paling umum pada perempuan. Sebanyak 80-95% perempuan pada usia produktif mengalami gejala PMS, dan sekitar 5% di antaranya merasakan gejala yang cukup parah, sehingga berdampak besar pada kesehatan fisik dan kehidupan sosial mereka
Gejala PMS terbagi menajdi dua, yaitu gejala fisik dan psikologis. Gejala fisik yang terjadi di antaranya perut kembung, payudara membengkak dan nyeri, kelelahan, nyeri panggul, sakit otot dan punggung, serta sakit kepala. Gejala psikologis yang muncul meliputi mudah marah, emosi, mudah tersinggung, mudah menangis, sulit berkonsentrasi, mudah lupa dan depresi.
Apa saja faktor penyebab PMS ?
Faktor penyebab PMS di antaranya adalah faktor hormonal, dimana terjadi ketidakseimbangan kadar hormon estrogen yang tinggi dan kadar hormon progesteron yang menurun. Faktor kimiawi, dimana kadar serotonin yang menurun pada perempuan yang mengalami PMS. Serotonin sendiri berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan, kelelahan, agresif dan lain-lain. Faktor psikologis seperti stress akan menyebabkan gejala PMS akan semakin nyata dialami oleh perempuan yang terus menerus mengalami tekanan psikologis.
Asupan makanan yang mengandung kalsium seperti susu dan olahan lainnya seperti yogurt dan keju akan berpengaruh terhadap penurunan gejalan PMS dan juga terhadap mood dan gejala psikologis yang terjadi. Asupan tinggi kalsium dengan jumlah 1.336 mg/hari dapat memepengaruhi kondisi mood, perilaku, nyeri, dan retensi air selama siklus menstruasi. Asupan makanan yang mengandung magnesium seperti sayuran hijau, kacang, biji-bijan, dan gandum yang dikonsumsi data fase luteal hingga saat darah menstruasi keluar akan mengurangi gejala menstruasi yang timbul. Selain itu, asupan vitamin B6 dalam sereal dan sayuran
(wortel, bayam, kacang polong), telur dan daging dapat membantu meringankan depresi dan gelisah saat PMS.
Menurut ahli kandungan Fakultas Kedokteran UCLA, AS, Dr. Guy E. Abraham, PMS menurut gejalanya dibagi menjadi tipe A, H, C, dan D. 80% gangguan PMS termasuk tipe A (Anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif dan perasaan labil hingga depresi, 60% tipe H (Hyperdehidration) ditandai dengan perut kembung, edema pada tangan dan kaki, nyeri dan peningkatan berat badan sebelum menstruasi , 40% tipe C (Craving) ditandai dengan rasa lapar dan keinginan mengkonsumsi makanan manis, kelelahan dan pusing kepala , dan 20% tipe D (Depression) ditandai dengan rasa depresi, ingin menangis, gangguan tidur, pelupa dan bingung.
Apa saja usaha untuk mencegah dan menangani PMS?