https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Wednesday, June 25, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Pariwara
Beranda POTRET Utama

“ Awas POTRET” Jangan (hanya) Dibaca

Tabrani Yunis Oleh Tabrani Yunis
9 years ago
in POTRET Utama
Reading Time: 4 mins read
A A
0
6
Bagikan
55
Melihat

Oleh Tabrani Yunis
Awas POTRET, Jangan (hanya) dibaca. Itulah tulisan yang tertera di bagian belakang mobil atau armada majalah POTRET, yang sering lalu lalang di jalan raya. Banyak mata tertuju ke tulisan itu. Banyak pula yang bertanya, apa maksudnya? Mengapa tidak boleh dibaca? Padahal, setiap orang yang melihatnya pasti membaca tulisan itu. Maka dapat dipastikan ungkapan itu tampaknya banyak melekat di benak orang, juga membuat banyak orang ingin tahu, sembari bertanya-tanya sendiri. Wajar saja, kalau banyak orang mengingat POTRET, karena kalimat “ Awas POTRET” Jangan (hanya) dibaca tersebut, selain POTRET memang satu-satunya majalah perempuan yang terbit di Aceh dan beredar hingga nasional. Itulah pula kesan orang terhadap majalah POTRET selama ini. Kami sangat bersyukur karena banyak orang yang mengingat majalah POTRET yang alhamdulilah, pada tanggal 11 Januari 2016, berulang tahun yang 13. Berarti kini masuk ke tahun ke 14. Ibarat anak manusia, usia 13 menuju 14 tahun adalah usia anak yang mulai baliq. Untuk usia seorang anak, tentu saja masih di bawah umur. Masih belum dewasa. Namun, bagi sebuah media, usia ini termasuk umur yang panjang. Fakta banyak yang membuktikan , terutama di Aceh, sebuah majalah itu hanya terbit beberapa kali, lalu mati. Sementara POTRET hingga hari ini masih menginspirasi pembaca.

Alhamdulilah majalah POTRET tidak demikian, karena komitmen, ketekunan, dipertebal sikap konsisten dan semangat kerja keras, majalah ini kini genab 13 tahun melaju masuk ke tahun 14. Selayaknya, di usia baliq ini, semua yang terlibat dalam membidani terbitnya majalah POTRET 13 tahun lalu dan yang kemudian ikut berkontribusi, sejenak melakukan kontemplasi, melakukan refleksi, mengevaluasi serta mencoba menatap ke masa depan akan eksistensi majalah POTRET kini dan esok.

Melihat ke masa lalu, masa-masa media cetak masih menjadi andalan, mungkin, bisa jadi kami gede rasa, merasa bahwa majalah POTRET itu sangat penting dan perlu hadir sebagai media alternative. Media yang dapat membantu memotivasi, mengajak dan bahkan menyediakan ruang ekspresi bagi kaum perempuan, para siswa, guru dan siapa saja. Apa yang dilakukan oleh majalah Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh dengan majalah POTRET sejak terbit adalah memberdayakan, mencerdaskan perempuan lewat pelatihan dan pemuatan tulisan para perempuan di majalah POTRET. Namun di eara digital ini, apakah masih dibutuhkan?

Ya, kehadiran majalah POTRET dari awala dilandasi oleh sebuah mimpi besar. Mimpi membangun gerakan menulis di kalangan perempuan, mulai dari Aceh hingga ke seluruh pelosok nusantara. Sebuah mimpi yang mungkin terlalu besar dan sulit terjangkau. Mana mungkin bisa membangun budaya menulis di kalangan perempuan, bila kapasitas menulis kaum perempuan tidak dibangun. Mungkin demikian. Apalagi kalau potensi dan kekuatan untuk membangun budaya menulis itu tidak ada atau sangat kurang. Impian itu pasti sulit tercapai. Namun, sekali lagi, anugerah Allah diberikan kepada kami berupa sikap peduli (care), kemauan (willingness) untuk berbuat, kapasitas pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman yang didukung oleh komitmen dan sikap konsisten, impian itu terlaksana. Walau, mungkin capaian targetnya masih jauh dari harapan. Yang penting, ketika impian besar itu dibuat, lalu diikuti dengan upaya untuk mewujudkannya, selangkah, dua atau tiga langkah sudah terlaksana. Kontribusi itu sudah jelas ada, walau kecil. Bagi kami, takda bulat, lakukanlah kebaikan itu, walau sekecil apapun, sejauh membawa manfaat. Majalah POTRET telah memberikan pelajaran berarti bagi kami dan juga kaum perempuan di Aceh khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Sebagai media yang terbit di daerah yang kering budaya baca, banyak sekali batu sandungan yang menghambat. Beberapa bongkahan batu yang menghambat itu salah satunya adalah rendahnya kemampuan POTRET untuk membuat POTRET tampil elegan. Namun persoalan minat baca juga tak dapat dikalahkan. Daya beli, serta minimnya perhatian penguasa negeri, telah terbukti sejumlah media di Aceh mati dan bahkan ada yang diamtikan dengan alasan-alasan tertentu. Namun majalah ini tetap tumbuh dan bergerak. Terus dan terus belajar hidup, walau terseok-seok, merayap, merangkak dalam kepayahan untuk membangun gerakan menulis di kalangan perempuan, namun niat yang berawal dari membangun kapasitas kaum perempuan akar rumput di 6 kabupaten di Aceh ini, kini sudah berjalan selama 13 tahun. Dalam perjalanan usia yang terus bertambah, majalah POTRET terus ber-metamorphosis bersama perempuan, kemudian menukik ke bawah, kepada para pelajar, guru dan masyarakat umum. Paling tidak, kini majalah POTRET sudah menjadi media edukasi, berkreasi dan berinnovasi bagi pelajar di tingkat SMP, SMA, mahasiswa serta masyarakat umum. Jangkauannya pun meluas ke luar Aceh dan bahkan manca negara. Buktinya, contributor majalah ini sampai luar negeri.

Kiranya, ketika usia majalah POTRET sudah melewati angka 13 tahun ini, menjadi momentum dan tolok ukur bagi majalah POTRET untuk memotret diri. Dalam kondisi yang serba sulit, selayaknya kembali menimang dan menimbang, apakah masih layak untuk terus terbit, atau harus mati? Tantangan dan ancaman di depan mata sangat besar, ya tantangan global, era digitalisasi yang telah banyak mematikan media cetak. Selama ini, bagi POTRET sesungguhnya bila ingin mengejar keuntungan finansial, sebagai sektor bisnis yang menguntungkan, jelas selama ini belum memberikan keuntungan finansial, karena memang orientasinya tidak bisnis murni, ditambah lagi sulitnya mendapat dukungan iklan, sehingga secara finansial POTRET sedang dalam keadaan yang sulit.

Namun, karena idealisme. Ya cita-cita atau mimpi yang kuat untuk membangun gerakan menulis di kalangan perempuan di Aceh masih belum tercapai, dalam kondisi apapun POTRET diupayakan tetap terbit, walau tidak ideal, tidak tepat waktu. Tidak ada niat kami untuk berhenti menerbitkan majalah POTRET. Kecuali ketika masyarakata, sudah benar-benar tidak membutuhkan literasi, tidak punya kepentingan dengan kebutuhan membaca dan menulis.

Cogito ergo sum, meminjam istilah seorang filsuf ternama dari Perancis, Descartes, Aku berfikir, maka aku ada, juga menjadi motivasi untuk berbuat kebaikan untuk semua orang lewat POTRET. Karena dalam kenyataannya, apa yang kami lakukan saat ini, bukan hanya mengajak orang, mengajak perempuan atau mengajak siapa saja untuk menulis, sementara media untuk menulis tidak ada. Kami bukan hanya mengajak, tetapi secara sungguh-sungguh menyediakan media untuk menulis, berkreasi dan berekspresi. Bukan hanya cetak, kami juga menyediakan media online, yakni www.potretonline.com. Bahkan, walau sangat berat, kami juga sangat menghargai karya atau sumbangan para contributor dengan apresiasi yang ada pada kami. Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu. Doakan POTRET tetap bisa menjadi teman setia di tahun 2016 dan seterusnya. Ingat POTRET, Ingat “ Awas POTRET” jangan (hanya) dibaca. Dirgahayu POTRET, Dirgahayu untuk semua.

Share2SendShareScanShare
Tabrani Yunis

Tabrani Yunis

Bio Narasi Tabrani Yunis, kelahiran Manggeng, Aceh Barat Daya, Aceh berlatarbelakang profesi seorang guru bahasa Inggris, mulai  aktif menulis di media sejak pada medio Juni 1989. Aktif mengisi ruang atau rubrik opini di sejumlah media lokal dan hingga nasional. Menulis artikel, opini, essay dan puisi pilihan hidup yang  kebutuhan hidup sehari-hari. Telah menulis, lebih 1000 tulisan berupa opini, esası dan puisi yang telah publikasikan di berbagai media.Menerbitkan 2 buku, yang merupakan kumpupan tulisan dalam buku Membumikan Literasi dan buku antologi puisi “ Kulukis Namamu di Awan” Aktif terlibat dalam  membangun gerakan literasi anak negeri sejak tahun 1990 terutama di kalangan perempuan dan anak. Bersama mendirikan LP2SM ( Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumber daya Manusia) dan di tahun 1993 mendirikan Center for Community Development and Education (CCDE). Lalu, sebagai Direktur CCDE membidani terbitnya Majalah POTRET (2003) dan majalah Anak Cerdas (2013). Kini aktif mengelola Potretonline.com dan majalahanakcerdas.com, sambil mempraktikkan kemampuan entreneurship di POTRET Gallery, Banda Aceh

Postingan Selanjutnya

Melihat Perempuan Aceh Kini

Berfikir Nasionalis Untuk Majukan Perfilman Indonesia

Mengapa Hari Kartini ? Bukan yang Lain

Mau Sekolah Dulu

Ancaman Sistemik Indonesia

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
407

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
362

Responden Terpilih

March 14, 2025
132
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
384

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
240

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
131

Oleh Tabrani Yunis  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
85

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
108

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Senja Merah

Senja Merah

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/28
0
94

Oleh Tabrani Yunis Senja merah Merekah Bagaikan darah Tumpah Ruah  Senja merah darah Mengalir menjarah lembah Di ufuk barat tampak...

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    115 shares
    Share 46 Tweet 29
  • Mengenang Kembali “Risalah Amman”

    21 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Sejarah Banda Aceh (Emperom dan Goheng) – Review Artikel

    9 shares
    Share 4 Tweet 2
  • Senja Terakhir Kesultanan

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Senja Kala Kesultanan Aceh

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00