• Terbaru
Kontribusi Umat Islam Terhadap Peradaban Dunia

Menelusuri Jejak Ulama Nusantara rentang waktu 1800-1850 Masehi

February 27, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Benarkah Matematika Mata Pelajaran Horor?

November 11, 2025

Kepemimpinan, Kecantikan, dan Penampilan Perempuan Dibentuk oleh Budaya Patriarki

November 11, 2025

Kasino Pertama di Uni Emirat Arab: Antara Diversifikasi Ekonomi dan Dilema Identitas Islam

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Pahlawan dan Peradaban

November 11, 2025

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Mengoreksi Adab Kemanusiaan Kita ( Hari Pahlawan)

November 10, 2025

Menimbang Relativisme Pahlawan

November 10, 2025

Kehebohan Miss Universe 2025: Drama, Sponsor, dan Suara Perempuan

November 10, 2025
Kuliah Tanpa Beban: Kritik Terhadap Klaim Kuliah yang Terlalu Mudah

Banda Aceh Menuju Kota Empat Bahasa: Gerbang Baru Indonesia ke Dunia

November 9, 2025
Pujangga Lama dan Pujangga Baru Punah, Karena Tidak Mendapat Tempat Dalam Negara Sistem Republik

Ketika Kebijakan Menkeu Sudah Bersilangan Dengan Presiden, Purbaya Yudhi Sadewa Akan Lebih Mulia & Terhormat Mundur dari Kabinet

November 9, 2025
Tuesday, November 11, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Menelusuri Jejak Ulama Nusantara rentang waktu 1800-1850 Masehi

Nurkhalis MuchtarOleh Nurkhalis Muchtar
February 27, 2025
0
Reading Time: 3 mins read
Kontribusi Umat Islam Terhadap Peradaban Dunia
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Dr.Nurkhalis Muchtar, Lc.M.A

Setelah era Syekh Muhammad Arsyad al Banjari dan Syekh Abdussamad al Palimbani, estafet keulamaan selanjutnya dilanjutkan oleh ulama bertuah yaitu Syekh Nawawi al Bantani yang hidup dalam rentang 1813-1897. Syekh Nawawi Al Bantani merupakan ulama nusantara yang paling banyak karyanya dicetak di Timur Tengah. Ada yang menyebut karya Syekh Nawawi al Bantani sampai 114 judul, baik yang berjilid-jilid tebal maupun yang hanya satu jilid.

Karya-karya beliau ditulis dalam bahasa Arab dan hampir mencakup seluruh cabang keilmuan Islam, seperti dalam bidang Tafsir, Fikih, Tauhid, Tasauf, Gramatika Arab, Sirah Nabawiyah dan lain-lain. Bahkan salah satu karya Tafsirnya Kitab Marahun Labid atau dikenal dengan Tafsir Munir(berbeda dengan Tafsir al-Munir karya Syekh Wahbah Zuhaili) setelah beliau tulis, kemudian dikaji oleh ulama-ulama dari Mesir yang kemudian menggelar Syekh Nawawi al Bantani sebagai Sayyid ‘Ulama Hijaz/pemuka Ulama Mekkah Madinah seperti yang tertulis di beberapa cetakan yang tersebar. 

Karya lainnya dari Syekh Nawawi al-Bantani yang dijadikan rujukan di pesantren-pesantren di seluruh Pulau Jawa adalah Kitab Nihayatuzzain fi Irsyadil Mubtadi’in yang merupakan kitab fikih sebagai ulasan terhadap kitab Qurratul ‘Ain, karya Syekh Zainuddin al Malibari dari Malabar India yang juga pengarang Kitab Fathul Mu’inyang dikenal dengan Syarahannya dengan Hasyiah I’anah Thalibin karya Syekh Sayyid Bakri Syatta (1844-1892) guru utama dari Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi gurunya para ulama Indonesia. 

📚 Artikel Terkait

Hanya Asa

Puisi Mochamad Syu’aib

SEPATU BUSUK

🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

Karya lainnya dari Syekh Nawawi al Bantani ialah kitab Tijan Darari yang merupakan ulasan tuntas untuk karya Syeikhul Islam Ibrahim al Bajuri dalam bidang Tauhid. Hampir seluruh penerbit menulis Syekh Nawawi al-Bantani ketika mencetak karya ini dengan ‘Imam al Mudaqqiq’ sebuah gelar yang janggal disematkan untuk ulama kurun terakhir, namun itulah apresiasi yang diberikan oleh para ulama. Apresiasi untuk menghargai kiprah seorang Syekh Nawawi al Bantani. Selain Syekh Nawawi al Bantani, pada kurun 1800 masehi, hidup pula ulama terpandang Syekhuna Kholil Bangkalan yang merupakan Syekhul Masyayikh untuk seluruh Ulama di Jawa. Bahkan Hadhratussyaikh Hasyim Asy’ari dan Kiyai A. Wahab Chasbullah, Kiyai Bisri Sansuri pendiri Nahdhatul Ulama adalah murid-muridnya. Banyak penulis yang telah menulis tentang Syeikhuna Kholil Bangkalan ini. 

Ulama lainya yang hidup pada era Syekh Nawawi Banten adalah Syekh Ahmad Khatib Sambas yang merupakan Mursyid Kamil Mukammil untuk Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, dan beliau yang menyatukan kedua tarekat tersebut yang kemudian disebarkan dan dilanjutkan oleh murid-muridnya seperti Syekh Tholhah hingga ke jalur yang masyhur jalurnya Syekh Ahmad Shohibul Wafa’ dikenal dengan Abah Anom dari Suryalaya Jawa Barat. 

Syekh Ahmad Khatib Sambas juga guru besar di Mesjidil Haram pada masanya, dan juga guru langsung dari Syekh Nawawi al Bantani walaupun untuk kemursyidan diserahkan kepada Syekh Abdul Karim Banten yang juga seorang pejuang kemerdekaan yang pernah memberontak di Cilegon. 

Ulama lainnya yang hidup semasa Syekh Nawawi al Bantani adalah Syekh Kiyai Saleh Darat dari semarang yang banyak menulis Kitab dalam bahasa Jawa. Beliau juga guru langsung dari Kiyai Hasyim Asy’ari dan Kiyai Ahmad Dahlan sebelum keduanya belajar di Mekkah Al Mukarramah.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 197x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 174x dibaca (7 hari)
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 150x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 144x dibaca (7 hari)
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
13 Mar 2025 • 140x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Nurkhalis Muchtar

Nurkhalis Muchtar

Nurkhalis Muchtar, anak dari Drs H Mukhtar Jakfar dan Nurhayati binti Mahmud, lahir di Susoh, Aceh Barat Daya. Mengawali pendidikan di SD Negeri Ladang Neubok, Tsanawiyah di SMP Cotmane, lanjut ke MTsN Blangpidie. Kemudian merantau ke Banda Aceh dan bersekolah di MAS Ruhul Islam Anak Bangsa yang ketika itu masih di Lampeneurut. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAS RIAB, berangkat ke Bekasi Jawa Barat dan belajar di STID Mohammad Natsir pada jurusan Dakwah (KPI). Setahun ia di Bekasi, kemudian pulang dan melanjutkan di UIN Ar-Raniry pada jurusan Bahasa Arab. Mendapat beasiswa ke Mesir tahun 2006 ia dan menyelesaikan Strata Satunya di Universitas Al Azhar Kairo Mesir pada tahun 2010 pada jurusan Hadits dan Ulumul Hadits. Lalu, melanjutkan ke Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry konsentrasi Fiqih Modern dan selesai di tahun 2014 sebagai salah satu lulusan terbaik. Awal 2015 hingga akhir 2017 mengambil S3 di Universitas Bakht al-Ruda Sudan dan selesai di tanggal 10-10-2017 dalam usianya genap 31 tahun dengan nilai maksimal. Disela-sela penelitian S3, ia sempat mengenyam pendidikan di Pascasarjana IIQ Jakarta selama setahun pada kajian Al Qur'an dan Hadits. Pernah juga mengenyam pendidikan di beberapa pesantren, di antaranya adalah: Rumoh Beut Wa Safwan, Pesantren Nurul Fata dan Babul Huda Ladang Neubok, Dayah Mudi Cotmane, ketiganya masih di wilayah Aceh Barat Daya. Sambil mengikuti kuliah di Banda Aceh pada jenjang S2, ia sering mengikuti pengajian pagi di Dayah Ulee Titi, dan pernah mondok di Dayah Madinatul Fata Banda Aceh. Selain itu juga pernah belajar dan mengajar di Dayah Terpadu Daruzzahidin Lamceu dan Dayah Raudhatul Qur'an Tungkob Aceh Besar. Lalu, mendarmabaktikan ilmunya sebagai dosen dan pengajar di kampus negeri dan swasta, serta sebagai ustad di majelis-majelis taklim yang diasuhnya dalam pengajian TAFITAS Aceh, dan ia juga tercatat sebagai Ketua STAI al-Washliyah Banda Aceh,terhitung 2018-2022. Juga mulai berdakwah melalui tulisan, dan telah terbit beberapa tulisannya dalam bentuk buku dan karya ilmiyah lainnya. Salah satu buku yang ditulisnya adalah Membumikan Fatwa Ulama.  

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    152 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya
Perempuan Dan Pengelolaan Sampah

Perempuan Dan Pengelolaan Sampah

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00