• Terbaru
Menggores Asa Pemimpin Politik Baru Aceh

Menggores Asa Pemimpin Politik Baru Aceh

April 12, 2025

Memaknai Hari Pahlawan: Moral dalam Kebebasan Digital yang Harus Dikawal

November 18, 2025

Kafka dan Trio RRT Di Depan Hukum

November 17, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 17, 2025

Penjor vs Kabel PLN

November 17, 2025

Kebugaran dan Kebersamaan di Bawah Langit Paya Kareung

November 17, 2025

Otsus Aceh di Persimpangan Jalan

November 16, 2025

Pendapat Prof Jimly Soal Ijazah Jokowi

November 16, 2025

Korupsi di Sektor Kesehatan: Dari Nasionalisme STOVIA hingga Penjara KPK

November 16, 2025

Malam Layar Puisi Anak Muda 2025

November 16, 2025

Prasasti Kebon Kopi

November 15, 2025

Bullying, Feodalisme, dan Ekstremisme

November 16, 2025

Dari Sumber Daya ke Sumber Daya Damai

November 15, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
Tuesday, November 18, 2025
POTRET Online
  • Login
  • Register
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

Menggores Asa Pemimpin Politik Baru Aceh

Setiap orang di antaramu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggungjawab atas kepemimpinannya

Taufiq Abdul RahimOleh Taufiq Abdul Rahim
February 2, 2025
0
Reading Time: 4 mins read
Menggores Asa Pemimpin Politik Baru Aceh

Dr. Taufiq Abdul Rahim

🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Dr. Taufik Abdul Rahim

Provinsi Aceh yang berada paling ujung Barat Pulau Sumatera menyimpan pelbagai cerita, sejarah, catatan hidup, heroism, perlawanan terhadap penjajahan, melawan diskriminasi, juga menyimpan berjuta asa bagi penduduk, masyarakat serta rakyatnya.

Dalam catatan goresan tinta emas,kesejarahan pernah memiliki peradaban atau ketamadunan ke-lima terbesar dunia, juga memiliki pahlawan yang sangat berani melawan penjajahan, intervensi asing, bahkan ada yang merambah serta menguasai dunia maritim, seperti Keumalahayati (perempuan hebat, Laksamana Besar Perempuan Dunia).

Bukan hanya itu, juga para pahlawan lainnya memiliki kapasitas serta kompetensi yang diakui dunia internasional, bahkan menjadi pahlawan nasional. Sehingga nilai politik dan kepemimpinan Aceh acapkali menjadi “role model” bagi kepemimpinan dunia internasional, nasional dan lokal.

Dalam kosa kata ataupun terminologi bahasa, Pemimpin ini bermakna secara bebas adalah, orang atau seseorang yang memiliki pengaruh, kharisma, kewibawaan, memiliki kapasitas mengatur atau memimpin maupun mengelola kehidupan masyarakat yang lebih baik, dengan kapasitas dan atau kompetensi yang mampu menjadikan kehidupan masyarakat/rakyat menjadi lebih baik, makmur, sejahtera, berkeadilan, merata dan harmonis.

Dengan menggunakan istilah Adam Smith, menjadikan “the wealth of nation” negara yang makmur dan sejahtera  sebagai salah satu indikator kehidupan secara ekonomi dan politik. Dalam konteks kehidupan masyarakat Islam, ini selaras dengan Aceh sebagai daerah syari’at Islam, menjadikan masyarakat Aceh yang “baldhatun thayyibatun warabbun ghafur”.

Dalam pemahaman pakar, maka pemimpin, menurut Don Hellriegel dan John W. Slocum, Jr (1989) adalah, kemampuan untuk memengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan, melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut clan situasi tertentu.

Kemudian, menurut John W. Gardner (1990) yaitu, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Karena itu pemimpin dalam konteks politik Aceh, menurut Brennan (2020) mengusulkan beberapa jenis kekuatan manusia yang juga terkait dengan hubungan kekuasaan.

Kemudian diperkuat oleh Robert M. Mc Iver (1954), bahwa kekuatan itu ada sebagai lapisan atau piramida, berhubungan dengan kekuasaan. Tidak hanya menyiratkan bahwa banyak orang bergantung pada seorang penguasa. Kekuasaan secara konsisten menyiratkan kerangka berlapis yang berbeda.

Berkaitan dengan Aceh, sebagai pemimpin politik hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 yang lalu, maka pada dasamya kemampuan untuk mempengaruhi orang atau suatu kelompok untuk mencapai tujuan tersebut terdapat pada kekuasaan.

📚 Artikel Terkait

Cabdin Subulussalam-Singkil Gelar Bimtek Guru BK dan Pengelola Perpustakaan Digital

SEANDAINYA AKU TAK MENJADI GURU

Literasi Digital, Solusi Pembelajaran Online Lebih Optimal

Cahaya Cinta

Jadi, menurut James L. Gibson, John. M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr(1996), kekuasaan tak lain adalah kemampuan untuk mendapatkan orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pihak lainnya. Dalam kaitannya secara lebih spesifik, ke-Islaman selaku daerah syari’at Islam, maka disebutkan juga kata Ulil Amri yang satu akar dengan kata amir.

Kata Ulil Amri berarti pemimpin tertinggi dalam masyarakat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 59: artinya “Hai orang-orang yang beriman patuhilah Allah SWT dan Rasul-Nya serta yang memerintah di antara kamu.” Dengan demikian pemimpin Aceh mesti memiliki perilaku ulil amri yang mejadi contoh dan keteladanan dalam masyarakat Aceh.

Sehingga asa rakyat Aceh terhadap pemimpin yang digadang-gadang akan dilantik adalah, “Ulil Amri” bukan penguasa atau pemerintah kafir yang menjajah masyarakat Islam, juga bukan pemimpin musyrik atau munafik. Ini juga diperkuat dalam hadist. Istilah pemimpin dijumpai dalam kalimat ra ‘in atau amir, seperti yang disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari Muslim: “Setiap orang di antaramu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggungjawab atas kepemimpinannya.”

Dengan demikian, yang memiliki alas kepemimpinan di Aceh dari berbagai diskusi asa kepemimpinan Aceh yang dilantik, mungkin saja serentak secara nasional, bukan alas Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) yang disitir beberapa kalangan, mesti tunduk dan patuh secara UUPA. Sesungguhnya yang masih menjadikan alas UUPA menjadikannya tetap berada di Aceh adalah, hanya keberadaan Lembaga Wali Nanggrou (LWN), Istilah Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Komisi Independen Pemilihan (KIP). Sementara terhadap alas lainnya yang masih ada selaras dengan UUPA  yang banyak dipertanyakan, serta diterabas oleh Pemerintah Pusat Jakarta, mesti mengikuti aturan mainnya, dominasi keputusan pusat secara hirarki pemerintahan. Karena Aceh adalah bahagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Silahkan tunduk dan patuh terhadap organisasi pemerintahan model Indonesia.

Jadi Aceh bukan lagi “role model” yang dapat menjadi ikutan secara politik kepemimpinan sebagaimana asa sesuai dengan keistimewaan, kekhususan (lex specialist) yang illusion and utopia, sebagaimana yang diinginkan sebelumnya. Kekuasaan politik Aceh saat ini adalah, berlaku dalam kekuasaan politik “patron and client”. Aceh dan pemimpin Aceh mesti tunduk dan patuh sebagai cuan kepada tuannya di Pemerintahan Pusat Jakarta.

Perbincangan juga berbagai diskusi yang berkembang di tengah kehidupan rakyat Aceh, tentang asa kepemimpinan Aceh di tengah nilai keraguan kompetensi ini sangat dominan menjadi rujukan pemikiran serta penilaian kepemimpinan Aceh. Meskipun saat ini pentahelix pemimpin Aceh mencoba merangkul untuk kolaborasi sebahagian akademisi, aktivis masyarakat sipil, pengusaha, partisan aktor politik, media massa, aktivis politik serta lingkungan dan lain sebagainya.

Namun demikian penilaian kompetensi dalam memutuskan masa depan Aceh akan dilihat pada 100 dan 200 hari kerja kepemimpinan, meskipun indikator 100 dan 200 hari kerja tidak ada dasar hukumnya.

Namun demikian, evaluasi dan monitoring kepemimpinan modern yang dipahami secara luas oleh rakyat, ini penilaian awal akan memperlihatkan kecenderungan keberhasilan, atau setelah hitungan hari tersebut akan memberikan pertunjukan lainnya, tidak berbeda dengan pemimpin sebelum-sebelumnya.

Jika menggunakan bahasa pasaran rakyat akar rumput “meuramah” seperti contoh pemimpin sebelumnya. Sehingga yang mesti dilakukan dalam kepemimpinan asa rakyat Aceh merujuk Peter L. Wright dan David S Taylor(1994) adalah, praktik kepemimpinan berkaitan dengan memengaruhi tingkah laku dan perasaan orang lain,baik secara individual, maupun kelompok dalam arahan tertentu.Kemudian diperkuat pemikiran John P. Kotter (1990) yaitu,kepemimpinan menunjuk pada proses untuk membantu mengarahkan dan memobilisasi orang atau ide-idenya.

Dengan demikian, di Aceh yang diperlukan adalah kepemimpinan yang erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan, yang mana Aceh memiliki keunikan serta keistimewaan goresan sejarah dan tamaddun masa lalu. Maka beralaskan kepada goresan keadaban serta kesejarahan yang beradab serta bertamaddun masa lalu, dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.

Maka merujuk kepamimpinan kepadapikiran dari Miftah Toha (1994) adalah, terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan paksaan, legitimasi, keahlian, penghargaan, referensi, informasi dan hubungan. Secara tegas kepemimpinan Aceh untuk memenuhi asa rakyat Aceh agar dapat hidup makmur serta sejahtera, memiliki legitimasi serta komptensi yang tinggi.

Kemudian memiliki referensi kenegarawanan, mampu memberikan serta menerima informasi secara baik dan berkualitas agar kritikan tidak dasumsikan sebagai “hate speech” untuk koreksi dan perubahan serta evaluasi kepemimpinan, juga memiliki hubungan dengan berbagai pihak secara baik didukung oleh kemampuan mengorganisir keterlibatan pentahelix.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 114x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 103x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 87x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 86x dibaca (7 hari)
Hari Ampunan
Hari Ampunan
1 Mar 2025 • 76x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Taufiq Abdul Rahim

Taufiq Abdul Rahim

Dosen FE Universitas Muhammadiyah Aceh dan Peneliti Senior PERC-Aceh

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya
Penetapan Jembatan Ampera sebagai Wahana Wisata Perlu Ditinjau Ulang

Penetapan Jembatan Ampera sebagai Wahana Wisata Perlu Ditinjau Ulang

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

INFO REDAKSI

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

October 7, 2025

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

September 10, 2025

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00
Go to mobile version