https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Saturday, November 8, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Aceh

Aceh: Surga Tersembunyi dengan Potensi Wisata yang Belum Tersentuh Maksimal

Raisa Magfira Oleh Raisa Magfira
11 months ago
in Aceh, Artikel, Banda Aceh, Disbudpar, Disparkota, DLHK3, Ekonomi, FEB UIN Ar-Raniry, Gampong, Walikota Banda Aceh, Wisata
Reading Time: 4 mins read
A A
0
7
Bagikan
67
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Raisa Magfira

Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh 

Aceh, yang dikenal sebagai Serambi Mekkah, adalah tempat yang memadukan keindahan alam dengan kekayaan budaya yang mempesona. Sebagai gerbang peradaban Islam di Nusantara, Aceh menyimpan sejuta  pesona yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga menggugah jiwa siapa saja yang mengunjunginya.

Keindahan alam Aceh tak tertandingi, mulai dari pantai-pantai eksotis di Pulau Weh hingga Danau Laut Tawar yang menenangkan. Hamparan hijau Gunung Leuser juga menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna langka, menjadikan Aceh surga tersembunyi yang layak untuk dijelajahi. Alam yang menakjubkan ini seakan memberikan pengalaman wisata yang memikat dan memanjakan para pengunjung.

Namun, tidak hanya alam yang menarik perhatian. Kebudayaan Aceh juga memancarkan pesona yang luar biasa. Salah satu mahakarya budaya yang mendunia adalah Tari Saman, tarian khas suku Gayo yang diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda. Dikenal sebagai “tarian seribu tangan,” Tari Saman penuh dengan harmoni dan kekompakan. Gerakannya yang dinamis, irama yang menggema, dan lirik penuh makna, menjadikan tarian ini simbol keindahan budaya Aceh yang abadi dan tak ternilai.

Aceh adalah tempat di mana keagungan alam berpadu dengan kedalaman tradisi, menciptakan pengalaman wisata yang tak hanya memukau, tetapi juga memperkaya hati dan pikiran. Aceh menunggu untuk ditemukan, dinikmati, dan diapresiasi oleh siapa saja yang mencari keindahan sejati, termasuk para wisatawan dari luar daerah maupun mancanegara.

Potensi Besar yang Terabaikan

Salah satu objek wisata yang seharusnya memiliki potensi besar di Aceh adalah Pantai Syiah Kuala. Namun, kawasan ini masih terabaikan dalam hal pengelolaan dan pemeliharaan. Padahal, dengan segala kekayaan alam dan budaya yang ada, Aceh, termasuk Pantai Syiah Kuala, memiliki daya tarik yang besar untuk menarik wisatawan. Namun, kenyataannya, objek wisata ini belum mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah daerah.

Salah satu masalahnya, potensi ini tidsk dikelola dengan baik dan bijak. Sehingga, bukan hal yang aneh kalau kita setiap hari melihat sampah yang sering terlihat di bibir pantai. Seperti sampah plastik, kemasan minuman yang terdampar, dan lain-lain. Kita yang tidak terbiasa dengan kondisi seperti itu, pasti akan geleng-geleng kepala. Bisa saja kita menerka, mungkin dikarenakan kurangnya Trash cans, tempat menampung sampah, yang menyebabkan masyarakat Aceh kebiasaan membuang sampah sembarangan atau memang sudah menjadi budaya orang Aceh yang membuang sampah sembarangan?

📚 Artikel Terkait

Rintik Hujan di Jalan Kasih: Bakti Sosial SMANSA Biak Warnai Ulang Tahun ke-43 dengan Cinta

Kenapa Warga Ramai Menolak Program Transmigrasi?

🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

Sudahkah Progam Perencanaan Pembangunan dan Anggaran kita Berpihak pada si miskin dan Sensitive Gender?

Untuk itu perlu dipertanyakan dan perlu solusi terkait. Faktanya, pantai terlihat kotor dan kurang menarik. Bukan hanya itu sampah ini juga bisa merusak ekosistem laut dan mencemari lingkungan, yang pastinya merugikan keindahan alam pantai itu sendiri. Padahal, jika kebersihannya lebih terjaga, pantai ini bisa menjadi tempat yang jauh lebih menyenangkan untuk dikunjungi.

Masalah lainnya yang dihadapi Pantai Syiah Kuala adalah kurangnya perhatian dari pihak pemerintah, baik dari dinas pariwisata, kepala desa setempat, maupun masyarakat dalam menjaga dan mengelola fasilitas yang ada. Misalnya, fasilitas parkir yang tidak memadai menyebabkan pengunjung parkir sembarangan, yang mengganggu kenyamanan dan ketertiban.

Selain itu, fasilitas umum seperti WC dan kamar mandi sangat minim dan tidak terawat, kotor, bau tidak sedap. Hal ini mugkin disebabkan kurangnya pasokan air bersih, untuk membersihkan fasilitas yang ada. beberapa bagian lainnya yang rusak parah, seperti atap gazebo yang bocor. Bahkan ada kamar mandi yang tidak memiliki atap.

Masalah ini mencerminkan kurangnya koordinasi antara pemerintah dan pengelola wisata. Hal ini tidak hanya mengganggu kenyamanan pengunjung, tetapi juga menghambat potensi pendapatan daerah dari objek wisata yang ada. Kesadaran pemerintah dan kepala desa untuk memajukan sektor pariwisata di daerah ini masih rendah. Padahal, jika dikelola dengan baik, sektor pariwisata bisa memberikan manfaat ekonomi yang besar, membuka lapangan pekerjaan, dan menarik investor untuk berinvestasi di bidang ini.

Tempat Sakral yang Terjaga Keasriannya

Pantai Syiah Kuala bukan sekadar pantai biasa. Ia memiliki nilai sakral yang mendalam bagi masyarakat Aceh, terkait erat dengan Syaikh Abdurrauf al-Singkili, seorang ulama besar yang dihormati. Karena itu, pantai Syiah Kuala lebih dari sekadar tempat wisata; ia adalah tempat yang dihormati sebagai simbol kedamaian dan spiritualitas. Oleh karena itu, keramaian bukanlah hal yang cocok untuk tempat ini. Pantai ini lebih cocok untuk mereka yang datang dengan niat menghormati sejarah dan kedamaian yang ada, bukan untuk berkerumun.

Pantai ini memang memiliki keindahan alam yang luar biasa, namun lebih dari itu, ia adalah sakral. Banyak yang datang untuk mencari ketenangan dan untuk meresapi nilai-nilai keagamaan yang ada di sana. Karena itulah, keramaian tidaklah cocok di sini. Tempat ini lebih cocok untuk mereka yang datang dengan niat menghormati sejarah dan kedamaian yang ada, bukan untuk berkerumun. Meskipun keindahannya patut diapresiasi, penting bagi kita untuk menjaga agar Pantai Syiah Kuala tetap terjaga kesakralannya.

Pentingnya Peran Pemerintah dan Kepala Desa

Untuk itu, penting bagi pemerintah daerah dan kepala desa setempat untuk memelihara kebersihan dan merawat pantai ini dengan lebih serius. Penyediaan fasilitas yang lebih baik, seperti tempat sampah, toilet, dan area parkir yang memadai, akan membantu menciptakan kenyamanan bagi pengunjung. Selain itu, edukasi kepada masyarakat dan pengunjung tentang pentingnya menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan sangat diperlukan.

Masyarakat lokal juga harus dilibatkan dalam pengelolaan wisata, sehingga mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap kelestarian tempat ini.

Peran aktif pemerintah dalam mengelola objek wisata seperti Pantai Syiah Kuala sangat krusial. Pemerintah harus dapat mengarahkan kebijakan pengembangan pariwisata yang melibatkan masyarakat setempat dan memastikan bahwa sektor pariwisata memberi manfaat ekonomi yang besar, tanpa mengorbankan keasrian dan kesakralan tempat tersebut.

Dengan pengelolaan yang tepat dan partisipasi aktif dari semua pihak, Aceh dapat mengoptimalkan potensi wisatanya, memberikan manfaat ekonomi, dan menawarkan pengalaman yang lebih mendalam bagi wisatawan yang ingin mengenal kekayaan alam, budaya, dan spiritualitas Aceh.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 118x dibaca (7 hari)
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
13 Mar 2025 • 111x dibaca (7 hari)
Mengenal Cryptocurrency: Mata Uang Digital yang Semakin Popular
Mengenal Cryptocurrency: Mata Uang Digital yang Semakin Popular
15 Mar 2025 • 97x dibaca (7 hari)
Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 86x dibaca (7 hari)
Perempuan Penggenggam Pasir
Perempuan Penggenggam Pasir
5 Mar 2025 • 66x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share3SendShareScanShare
Raisa Magfira

Raisa Magfira

Related Postingan

Artikel

Tidak Menjadi Orang Lain

Oleh Redaksi
2018/12/22
0
51

Oleh Tetty Endriyani  Guru SMPN 3 Kec. Simpang Kanan,  Aceh Singkil Untuk menjadi seorang yang dikagumi atau dihormati oleh orang lain,...

Baca SelengkapnyaDetails

SURAT DARI BLORA

Kereta Angin

Postingan Selanjutnya
Puisi Karya Jacob Ereste

Puisi Karya Jacob Ereste

METODE ATAU SISTEM YANG PERLU DI KAJI ULANG?

METODE ATAU SISTEM YANG PERLU DI KAJI ULANG?

Badut Kecil di Sudut Kota,Sebuah Potret Kehidupan Anak yang Terabaikan

Badut Kecil di Sudut Kota,Sebuah Potret Kehidupan Anak yang Terabaikan

Dari Heroisme Laksamana Keumalahayati Hingga Marsinah yang Perlu dan  Patut Direnungkan Pada Setiap Hari Ibu, 22 Desember

Dari Heroisme Laksamana Keumalahayati Hingga Marsinah yang Perlu dan Patut Direnungkan Pada Setiap Hari Ibu, 22 Desember

Apakah Media Sosial Memperkuat atau Merusak Hubungan Antar Manusia?

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00