Oleh : Noni Istiana Mulia Waruwu
Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh.ย
Pada hari senin,10 September 2024, saya melakukan observasi dan wawancara secara langsung kepada 2 orang bersaudara yang kesehariannya itu berkeliling pasar Aceh untuk mengemis. Saya menjumpai keduanya di pasar Aceh, tepatnya di gampong Baru. Kedua saudara tersebut berumur 50 tahun (kakak yang memiliki kondisi yang baik) dan 37 tahun (adik yang memiliki keterbatasan fisik).
Mungkin itulah sebabnya mereka menjalani hari-hari dengan mengemis. Seperti alasan banyak pengemis yang selama ini beroperasi di kota, khususnya di kota Banda Aceh. Ya, seperti lazim yang kita jumpai dalam kehidupan sehar-hari. Saya jugaย melihat di lapangan ada beberapa alasan mengapa masih banyak masyarakat yang berkategori kurang mampu masih bekerja menjadi peminta-peminta di sepanjang jalan Banda Aceh. Banyak dari mereka yang berlatar belakang tidak memiliki pekerjaan yang tetap untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi,ย maupun karena ketidakmampuan mereka karena memiliki keterbatasan fisik dalam aktivitas sehari-hari.
Sama halnya dengan kedua saudara tersebut, mereka melakukan pekerjaan tersebut karena dilatar belakangi dua hal di atas. Adapun kedua saudara tersebut melangsungkan aksi mereka setiap harinya dari pagi hingga sore hari dengan cara berkeliling pasar Aceh dan sekitarnya dengan membawa sebuah ember kecil sebagai wadah dari hasil yang mereka dapatkan setiap harinya serta mengandalkan keterbatasan fisik kaki sang adik dalam berjalan. Sehingga dapat menarik empati maupun belas kasihan dari berbagai kalangan masyarakat yang melihat kondisi mereka.
Namun sangat disayangkan,ย jika dilihat dari kondisi sang adik yang setiap harinya harus mengelilingi pasar dan sekitarnya dengan cara ngesot (bergerak dengan cara bertumpu pada tangan) di sepanjang perjalanan. Ia terlihat sangat kelelahan. Wajar saja, dengan kondisinya yang tidak bisa berjalan dan harus berjalan dengan bertumpu di tangan, pasti sangat melelahkan. Dalam kondisi semacam itu, terasa bagai ada paksaan untuk mencari uang.
Padahal akan lebih baik, jika sang kakak mencari pekerjaan yang lebih memungkinkan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka tanpa harus melibatkan sang adik yang berada dalam kondisi memprihatinkan itu. Dikatakan demikian, karena kondisinya dikategorikan sudah tidak mampu bekerja karena fisiknya yang terbatas.
Seharusnyaย ada pihak dapat membantu. Misalnya memberikan pekerjaan kepada kakaknya dan oleh pemerintah setempat bisa membantu memfasilitasi mereka agar kesejahteraan masyarakat dapat terjamin dan berkurangnya angka kemiskinan yang dilatar belakangi oleh ketimpangan sosial.
Jadi, campur tangan pemerintah dalam hal ini sangat dibutuhkan, karena dapat mempengaranguhi lingkungan dan ketenangan seluruh masyarakat, sehingga jika hal ini dapat terminimalisirkan, maka akan terciptanya kota yang aman, damai dan tentram. Selain dari pada itu, kontribusi pemerintah dalam menanggulangi masalah kemiskinan perlu adanya kesadaran masyarakat sekitar agar dapat membantu teratasinya masalah kemiskinan ini..Ada banyak cara untuk membantu. Misalnya, dengan memberikan bantuan fisik (seperti memberikan pekerjaan, membantu mendanai usaha umkm dan bantuan-bantuan lain yang bisa memberdayakan dan memandirikan mereka.
ย