• Terbaru

Hidup adalah Pilihan

December 12, 2021
Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

November 12, 2025

Teladan Pahlawan Sebagai Cermin Moral Generasi Muda

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Benarkah Matematika Mata Pelajaran Horor?

November 11, 2025

Kepemimpinan, Kecantikan, dan Penampilan Perempuan Dibentuk oleh Budaya Patriarki

November 11, 2025

Kasino Pertama di Uni Emirat Arab: Antara Diversifikasi Ekonomi dan Dilema Identitas Islam

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Pahlawan dan Peradaban

November 11, 2025

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Mengoreksi Adab Kemanusiaan Kita ( Hari Pahlawan)

November 10, 2025

Menimbang Relativisme Pahlawan

November 10, 2025

Kehebohan Miss Universe 2025: Drama, Sponsor, dan Suara Perempuan

November 10, 2025
Wednesday, November 12, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Hidup adalah Pilihan

RedaksiOleh Redaksi
December 12, 2021
0
Reading Time: 7 mins read
🔊

Dengarkan Artikel

 

Oleh : Linda Mustika Hartiwi

Berdomisili di Banyuwangi, Jawa Timur

 

Pada suatu siang, saya dibonceng motor oleh rekan kerja saya, dalam perjalanan bersama sepulang dari sebuah bank untuk melakukan transaksi keuangan kantor kami bekerja. Banyak  kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan. Saat motor yang kami tunggangi melaju setelah sesaat berhenti di lampu merah, dari arah kiri dan kanan kami melaju pula motor dan mobil yang mendahului kami dengan meninggalkan suara yang bising yang memekakkan telinga. Sudah merasakan teriknya sinar matahari, mendengar suara bising dari keramaian lalu lintas di jalan, serasa pening.

 

Rekan saya tiba-tiba berkata kepada saya, ”Mbak, kalau benar akan terjadi kenaikan BBM, berarti jatah uang bahan bakar untuk transport kita yang sudah dianggarkan selama ini harus nambah. Padahal pos uang untuk kebutuhan yang lain sudah pas, tidak ada yang bersisa. Harus pandai-pandai menyiasati uang yang kita terima untuk kebutuhan yang harus kita penuhi. Nasib sebagai karyawan ya mbak.”

 

Rekan saya tersebut menggantung perkataannya karena jalan di depan kami sebentar lagi berbelok yang menuntut konsentrasi, di tengah padatnya lalu lintas.

 

“Iya mas,lalu?” Jawab saya sambil tak lepas juga memandang keruwetan yang terjadi di jalan.

“Itulah mbak, kalau kita tak ingin rugi, ya kerja ikut orang saja, seperti yang kita jalani sekarang ini. Kita tak perlu bersusah payah memikirkan uang kita. Hanya kita harus pandai-pandai mengatur uang yang kita terima. Tapi kalau kita ingin maju, ya kita harus berani untuk menanggung risiko rugi.” Rekan saya mengakhiri perkataannya karena akhirnya kami sudah sampai di kantor.

📚 Artikel Terkait

Analisis Perang Iran-Israel Melalui Lensa Teori Identitas Fukuyama

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Sajak-Sajak Fathurrozi Nuril Furqon

Menulis dengan AI

 

Ketika saya turun dari boncengan motor, sesaat saya termenung memikirkan kata-kata rekan saya. Rekan kerja saya ini adalah sosok yang low profile, tidak pernah saya sangka di balik kekalemannya itu bisa mengucapkan kata-kata yang bisa digunakan sebagai cambuk dalam hidup. Ada kata-kata yang membuat saya menjadi terbangun dari alam pikiran saya sendiri.

 

Bukan masalah BBM, yang kalau dinaikkan pemerintah walaupun banyak yang tidak setuju, kalau memang harus naik, ya naik. Tapi kata-kata setelah itu, bahwa kalau kita tak ingin rugi, ikut orang saja dengan anggapan tidak perlu repot memikirkan risiko yang timbul bila terjadi sesuatu yang bergejolak. Kalau kita ingin maju, berarti harus berani menanggung risiko rugi.

 

Sampai saya kembali di kursi kerja, saya jadi tertarik untuk menerjemahkan lebih jauh perkataan rekan saya tadi. Sambil mengerjakan laporan, dalam hati saya mengiyakan kata-kata rekan saya. Kadang ketika sebagian dari kita sudah terlena dengan pekerjaan yang menurut kita sudah kita jalani dengan  enjoy, kita malas untuk mencoba sesuatu yang baru yang mungkin justru itulah yang menjadikan kita lebih baik. Situasi kerja yang sudah nyaman dan menerima kompensasi gaji yang menurut kita sudah pas (walaupun mungkin seringkali mengalami kekurangan) diberikan untuk pos-pos pengeluaran kebutuhan, membuat kita tidak ribet berpikir mengolah masalah keuangan dalam hidup kita. Tapi imbas dari sikap kita tersebut menjadikan kita tidak mendapatkan peningkatan dalam hidup.

 

Hidup tetap berarti karena kita tetap eksis menjalaninya, tapi coba dikaji lebih jauh, terasa monoton, tidak terjadi perubahan dalam hidup yang lebih menantang. Atau memang kita sosok yang tidak suka akan tantangan dalam hidup?

 

Terkadang belum juga kita akan melangkah menuju perubahan, dalam pikiran kita dipenuhi rasa takut akan terjadi kesulitan di berbagai aspek kehidupan, bila kita benar-benar mengalami perubahan itu. Ketakutan dan kekhawatiran yang membayangi pikiran kita begitu kuat melekat yang sebenarnya semua itu belum tentu akan terjadi. Kecemasan yang kita alami sebenarnya akan mendatangkan kerugian moril. Ketika kita benar-benar melangkah untuk mencoba hal yang baru, tapi kecemasan tetap menghantui kita, kerugian moril yang tercipta nantinya berlanjut akan menimbulkan kerugian materiil. Semua itu akan membuat susah kita sendiri.

 

Menilik kalimat berikutnya yang dilontarkan rekan saya, bahwa kalau kita ingin maju, kita harus berani untuk rugi. Saya menelaahnya bahwa sebenarnya dengan berani menanggung rugi yang timbul, pikiran kita akan lebih terbuka untuk mendapatkan solusi yang baik yang membuat kita tidak akan menderita rugi lagi. Terus menerus pikiran kita dipacu untuk membuat hidup kita lebih maju, lebih baik dan lebih berkualitas. Apalagi kalau hidup kita menjadi berarti untuk kehidupan orang lain di sekeliling kita, tambahan predikat untuk hidup kita, sukses.

 

Bukankah ada kata-kata motivasi yang dilontarkan oleh motivator yang menyatakan bahwa kita dikatakan sukses adalah ketika kita membuat orang lain lebih berarti?  Berani untuk rugi ternyata tidak hanya membuat kita lebih aktif dan protektif dengan hidup, tapi juga berguna untuk kepetingan orang lain di sekitar kita, yang secara tidak langsung membuat kita merasakan hidup lebih indah.

 

Hidup adalah pilihan. Semua yang akan kita pilih untuk kita lakukan dalam hidup adalah pilihan kita sendiri. Bukan orang lain yang menentukan untuk kebaikan hidup kita. Mau pasif, mau aktif atau ingin mendapatkan perubahan dalam hidup, semua terserah pada diri kita sendiri. Adalah hak kita untuk mengatur hidup kita masing-masing. Sekali lagi, hidup adalah pilihan. []

 

 

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 210x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 193x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 160x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 151x dibaca (7 hari)
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 151x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    152 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya

Gitar Kecilku

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00