• Terbaru
Berakhirnya Demokrasi Lima Kotak Suara

Berakhirnya Demokrasi Lima Kotak Suara

June 27, 2025

Otsus Aceh di Persimpangan Jalan

November 16, 2025

Pendapat Prof Jimly Soal Ijazah Jokowi

November 16, 2025

Korupsi di Sektor Kesehatan: Dari Nasionalisme STOVIA hingga Penjara KPK

November 16, 2025

Malam Layar Puisi Anak Muda 2025

November 16, 2025

Prasasti Kebon Kopi

November 15, 2025

Bullying, Feodalisme, dan Ekstremisme

November 16, 2025

Dari Sumber Daya ke Sumber Daya Damai

November 15, 2025

Catatan Ringkas Sejarawan dan Fiksiwan Dari NDC Manado

November 15, 2025

Ketika Tsunami Aceh

November 14, 2025

‎Lukisan Sepasang Bangau, Cerita Pendek dan Puisi Dua Larik di Warung Kopi

November 14, 2025

Menangguh Politik Hukum Ijazah Palsu

November 14, 2025

Nyanyian Terakhir Cenderawasih

November 14, 2025
Sunday, November 16, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Berakhirnya Demokrasi Lima Kotak Suara

Rosadi JamaniOleh Rosadi Jamani
June 27, 2025
0
Reading Time: 3 mins read
Berakhirnya Demokrasi Lima Kotak Suara
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Rosadi Jamani

Sistem Pemilu berubah lagi. Dulu terpisah, lalu disatukan. Sekarang, dipisahkan lagi. Negeri ini tidak pernah berhenti berinovasi demokrasi. Padahal, mau dipisah atau disatukan, substansinya tidak pernah berubah. Tetap saja money politic merajalela. “Buah sawit kayu ara, ada duit ada suara,” kata orang Landak Kalbar. Mari kita ungkap, kenapa MK harus menceraikan Pemilu dan Pilkada? Kali ini saya tak minum kopi lagi, karena sudah tiga gelas hari ini.

Mahkamah Konstitusi akhirnya muncul bak dewa politik dari langit hukum. Lalu, menurunkan wahyu suci berupa Putusan Nomor 135/PUU-XXII/2024. Sejarah mencatat hari itu sebagai momen penyelamatan massal dari lima kotak suara yang selama ini membuat rakyat trauma akut seperti mantan yang tak kunjung move on. MK, dengan palu kebesarannya, resmi memisahkan Pemilu nasional dan Pemilu daerah mulai tahun 2029. Ini bukan keputusan biasa. Ini adalah revolusi spiritual demokrasi yang mungkin akan dikenang anak cucu bangsa sambil menangis haru di pojok bilik suara.

Coba renungkan, wak! Dulunya, setiap lima tahun sekali, rakyat jelata disuruh mencoblos lima kertas suara dalam satu hari. Lima! Seolah mereka adalah algoritma superkomputer yang bisa menimbang antara visi-misi presiden, latar belakang caleg DPR, rekam jejak DPD, kualitas DPRD provinsi, hingga tingkat kerajinan caleg DPRD kabupaten yang kadang fotonya lebih cocok jadi bintang iklan skincare. Sungguh pesta demokrasi yang lebih menyerupai kompetisi lari maraton dengan rintangan intelektual, emosi, dan ketahanan fisik. Banyak yang pingsan, bingung, bahkan ada yang mencoblos sambil mengigau nama gebetan. Ini bukan demokrasi, ini penganiayaan konstitusional terselubung.

Seperti kisah epik dalam kitab politik modern, MK akhirnya menabuh genderang perubahan. Pemilu kini akan dibagi menjadi dua babak, dua musim, dua fase kehidupan demokrasi. Pemilu nasional, tempat para capres dan caleg DPR RI bertarung seperti gladiator, akan digelar lebih dahulu. Setelah itu, rakyat diberi waktu napas, minum kopi, istirahat dari baliho, sebelum disambut Pilkada dua tahun kemudian. Seperti jeda iklan di sinetron, cukup untuk makan gorengan sambil berpikir siapa calon bupati yang tidak pernah viral karena kasus korupsi.

📚 Artikel Terkait

Program Jebol Mudahkan Siswa Kota Banda Aceh Dapatkan KTP

Gastronomi dan Keajaiban Tanah Priangan

Benturan Peradaban Barat Dengan Agama Akan Membuat Islam Semakin Berjaya dan Berkembang Pesat di Masa Mendatang

Perempuan Indah Secara Fiksi, Berbahaya Secara Fakta

Tentu, seperti biasa dalam setiap kisah besar, tidak semua tokoh bahagia. Di Senayan, beberapa anggota DPR mencak-mencak, merasa MK telah “melompat pagar” dan masuk ke pekarangan legislator. Mereka merasa dilewati, tak diajak diskusi, seperti anak kos yang pulang-pulang mendapati kamarnya diganti jadi warung kelontong. Tapi bagi rakyat, keputusan MK ini adalah cahaya dari ujung lorong demokrasi. Sebuah keajaiban yang lebih indah dari diskon minyak goreng.

Kini, masa depan pemilu Indonesia menjadi seperti drama berseri. Ada season 1: Pemilu Nasional. Dan season 2: Pilkada. Kita tinggal tunggu siapa yang akan jadi tokoh utama, siapa yang jadi figuran, dan siapa yang akan mati gaya karena tidak bisa lagi nebeng popularitas capres. Efek “ekor jas” pun tamat. Politisi lokal harus berdiri di atas kaki sendiri, tidak bisa lagi berharap popularitas presiden akan menyeret mereka ke kursi DPRD seperti arus banjir membawa sandal jepit.

Demokrasi kita akhirnya naik level. Dari sistem serentak absurd jadi sistem terpisah yang (setidaknya dalam teori) lebih manusiawi. Mungkin masih banyak kekacauan nanti, tapi paling tidak, kali ini, kita bisa mencoblos dengan napas panjang, dengan niat lurus, dan tanpa harus disuapi lima surat suara seperti bayi politik yang baru belajar makan.

Putusan MK ini bisa jadi bukan revolusi, tapi paling tidak ini reformasi versi upgrade, seperti mengganti kartu SIM 3G ke 5G. Demokrasi Indonesia tidak lagi dipaksa multitasking. Rakyat punya waktu untuk mikir. Politisi punya ruang untuk drama. MK, sekali lagi, membuktikan bahwa mereka masih punya rasa, rasa empati pada jari-jari tangan yang capek mencoblos lima kotak.

Semoga demokrasi kita tetap absurd, tapi bukan ngawur. Karena dalam negara yang waras, rakyat tidak boleh dibiarkan pingsan hanya karena memilih pemimpin.

camanewak

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 184x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 171x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 151x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 138x dibaca (7 hari)
Hari Ampunan
Hari Ampunan
1 Mar 2025 • 124x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Rosadi Jamani

Rosadi Jamani

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya
Jejak Wangsa Jamalullail: dari Tahta Kesultanan ke Blang Padang

Jejak Wangsa Jamalullail: dari Tahta Kesultanan ke Blang Padang

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

INFO REDAKSI

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

October 7, 2025

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

September 10, 2025

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00