https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Wednesday, July 16, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Artikel

Tren Financial Planning Ala Generasi Muda, Bagaimana Islam Memandang?

Riza Shintia Oleh Riza Shintia
7 months ago
in Artikel, Berbagi, Era digital, FEB UIN Ar-Raniry, FEBI, Finansial, Generasi emas, Generasi Milenial, Genzi
Reading Time: 4 mins read
A A
0
16
Bagikan
155
Melihat

 

Oleh: Riza Shintia

Mahasiswa prodi: Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh

Dalam beberapa tahun terakhi, kesadaran akan pentingnya mengelola keuangan menjadi perhatian dunia, khususnya pada generasi muda biasa disebut dengan generasi z dan generasi millenial. Bagi Generasi Z yang lahir antara pertengahan 1997-2012 dan generasi Millenial yang lahir pada 1981-1996  ini, memiliki peran penting terhadap nasib perekonomian di masa depan. Generasi muda ini meyakini bahwa keuangan yang stabil tidak hanya datang begitu saja, tetapi harus ada upaya perencanaan yang matang dan pengelolaan keuangan yang efektif.

Banyaknya tren di media sosial melibatkan influencer dan content creator, memanfaatkan profesinya untuk menggaungkan kesadaran terhadap literasi keuangan. Tentu hal ini membawa pengaruh baik bagi gen z dan millenial yang mayoritas menggunakan sosial media.

Belajar mengelola keuangan hingga akses aplikasi perencanaan keuangan, serta tips dan trik dalam mengelola keuangan yang baik dan efisien tampil di beberapa platform sosial media, seperti instagram, tiktok, X dan lainnya Mereka sering menyebutnya For Your Page (FYP).

Namun, di tengah maraknya tren ini, pertanyaan menarik muncul. Bagaimana Islam memandang perencanaan keuangan yang semakin populer ini? Apakah nilai-nilai Islam relevan dengan praktik financial planning modern? Untuk menjawabnya, kita perlu menggali prinsip-prinsip Islam dalam pengelolaan keuangan, serta membandingkannya dengan konsep yang dianut generasi muda saat ini.

Prinsip Islam terhadap pengelolaan keuangan

Islam sangat memperhatikan harta dan pengelolaanya, di mana hal ini tertera dalam Al-quran dan hadis. Terdapat banyak panduan dalam mengelola harta dan keuangan. Ajaran Islam tidak hanya mencakup aspek teknis saja, tetapi juga membahas nilai-nilai spiritual dan sosial.

Berikut beberapa komponen prinsip Islam terhadap pengelolaan keuangan:

1. Harta Sebagai Amanah

Edukasi Islam terkait harta sangat komprehensif. Selain kepentingan pribadi, anjuran memperhatikan kepentingan sosial sangat diutamakan. Posisi harta dalam Islam, sebagian persennya ada hak orang lain. Jadi kewajiban manusia yang memiliki harta harus memperhatikan aspek sosial. Membuang sifat egois, kikir, tamak, riya, dan sombong dengan menjadi insan yang baik, dermawan dan suka menolong sesama.

Dalam Alquran Surat Al-Baqarah (2:261) menjelaskan bahwa orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, akan mendapatkan perumpamaan seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, dan setiap bulirnya berisi seratus biji.

Berdasarkan makna dari ayat tersebut terdapat dorongan agar memanfaatkan harta dengan sebaik-baiknya. Generasi Z dan milenial dapat menerapkan konsep ini dengan memastikan bahwa keuangan mereka dikelola untuk tujuan yang bermanfaat. Misalnya, menggunakan sebagian penghasilan untuk membantu orang yang membutuhkan melalui zakat, infak, atau sedekah.

 

2. Hemat dan tidak boros

Islam sangat menekankan pentingnya hidup hemat. Dalam Surah Al-Isra ayat 27, Allah berfirman bahwa pemborosan adalah perbuatan setan. Gaya hidup hemat yang sedang tren di kalangan generasi muda, seperti menerapkan metode zero-based budgeting atau mengikuti gaya hidup minimalis, sebenarnya telah diajarkan Islam sejak dahulu. Prinsip ini juga tercermin dalam praktik menabung, yang merupakan langkah penting dalam perencanaan keuangan.

Islam mengajarkan agar umatnya mempersiapkan masa depan tanpa bergantung sepenuhnya pada keberuntungan. Hal ini dicontohkan dalam kisah Nabi Yusuf yang memerintahkan rakyat Mesir untuk menyimpan hasil panen selama tujuh tahun masa subur, sebagai persiapan menghadapi masa paceklik.

 

3. Investasi yang Etis dan Syariah

Salah satu aspek yang menonjol dalam tren keuangan generasi muda adalah minat terhadap investasi. Namun, tidak semua investasi sesuai dengan prinsip Islam. Dalam Islam, kegiatan investasi harus bebas dari unsur riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maisir (judi).

Untungnya, generasi ini mulai melirik instrumen investasi syariah seperti saham syariah, reksa dana syariah, atau peer-to-peer lending berbasis syariah. Instrumen ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan kekayaan tanpa melanggar nilai-nilai agama. Dengan memanfaatkan teknologi, mereka juga dapat dengan mudah mempelajari dan berpartisipasi dalam investasi yang sesuai syariah.

4. Zakat dan Distribusi Kekayaan

Berbeda dengan konsep keuangan modern yang cenderung individualistis, Islam menekankan pentingnya distribusi kekayaan untuk menciptakan keseimbangan sosial. Zakat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu, sebagai bentuk pengelolaan harta yang bersih dan berkah. Selain zakat adanya praktik waqaf, infaq, sedekah dan hibah juga merupakan sarana distribusi  kekayaan dalam islam. Generasi Z dan milenial yang sering terlibat dalam kegiatan filantropi melalui kampanye media sosial sebenarnya mencerminkan semangat islam dalam berbagi kebaikan. Ini menunjukkan bahwa tren keuangan modern dapat dipadukan dengan nilai-nilai Islam untuk menciptakan keberkahan sekaligus manfaat sosial.

Tantangan dalam Tren Perencanaan Keuangan

Meskipun tren financial planning ini memiliki banyak sisi positif, ada beberapa tantangan yang perlu diwaspadai, khususnya oleh generasi muda Muslim.

1. Materialisme yang Berlebihan

Salah satu risiko dari tren perencanaan keuangan modern adalah terjebak dalam pola pikir materialistik. Keinginan mendapatkan profit yang sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan rasa cukup atas kebutuhannya. Islam mengajarkan konsep qanaah atau rasa cukup atas apa yang diberikan Allah SWT. Dalam hal ini praktik menimbun harta tanpa adanya distribusi kekayaan menyebabkan harta tersebut hanya tertahan pada satu individu saja dan mengakibatkan perekonomian tidak merata.

2. Kepatuhan pada Prinsip Syariah

Dalam mengejar profit atau keuntungan yang maksimal, generasi muda mungkin tergoda untuk memilih instrumen keuangan yang tidak sesuai syariah. Penting bagi mereka untuk memahami aturan keuangan dalam Islam dan memilih investasi yang halal.

Relevansi Nilai Islam dengan Tren Modern

Islam memandang perencanaan keuangan sebagai langkah yang positif dan penting, asalkan dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Generasi muda dapat mengambil manfaat dari tren ini tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam. Prinsip -prinsip Islam seperti hidup hemat, menabung, berinvestasi secara etis, dan berbagi melalui zakat sangat relevan dengan tren financial planning. Bahkan, nilai-nilai ini dapat memberikan fondasi yang lebih kokoh bagi generasi muda untuk mencapai tujuan keuangan mereka, tidak hanya untuk kepentingan duniawi tetapi juga untuk keberkahan di akhirat.

Nah, tren perencanaan keuangan atau dalam bahasa inggris disebut financial planning yang saat ini berkembang di kalangan generasi muda merupakan langkah yang baik untuk mencapai kesejahteraan dan kestabilan ekonomi.

Dampak daripada tren ini membuat generasi muda lebih memperhatikan perencanaan dan penggunaan keuangan mereka secara efektif. Islam memandang pengelolaan keuangan sebagai bagian penting dari kehidupan seorang Muslim, asalkan dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan sesuai syariah. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip islam dalam perencanaan keuangan, generasi muda tidak hanya bertumpu stabilitas dalam keuangannya tetapi juga menjadikan keuangan mereka sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Pada akhirnya, perencanaan keuangan bukan hanya soal menumpuk kekayaan, tetapi tentang bagaimana menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan mencapai keberkahan.

 

 

 

Share6SendShareScanShare
Riza Shintia

Riza Shintia

Postingan Selanjutnya
Pengemis Lansia di Usia Senja

Pengemis Lansia di Usia Senja

The Universal Man

The Universal Man

Berwakaf Dengan Nominal Kecil. Berwakaf Tidak Harus Menunggu Kaya

Berwakaf Dengan Nominal Kecil. Berwakaf Tidak Harus Menunggu Kaya

EQUILIBRIUM

Antologi Puisi Leni Marlina

Antologi Puisi Leni Marlina

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
435

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
383

Responden Terpilih

March 14, 2025
138
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
395

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
244

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
Diamuk Rindu

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani Yunis
2025/07/12
0
118

Oleh Tabrani Yunis  Tak sempat menulis, atau belum ada waktu menulis. Itulah dua ungkapan yang sangat sering kita dengar, keluar...

BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
142

Oleh Tabrani Yunis  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
93

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
123

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Populer

  • Melihat Sejarah Aceh Dalam Perspektif Temuan Keramik Kuno

    Melihat Sejarah Aceh Dalam Perspektif Temuan Keramik Kuno

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Salem’s City Seal Controversy: Between Historical Legacy and Modern Sensitivities

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Kemampuan Memahami Bacaan – Ulasan

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Mengenal Prinsip Pareto di Tengah Ketidakseimbangan Hidup

    15 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Aceh dan Salem: Jejak Sejarah Dagang yang Terancam Terhapus

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00