Badut-Badut Jalanan
Puisi

Badut-Badut Jalanan

Oleh Redaksi
November 23, 2025
0

anto narasoma ruang kota begitu terbuka. meski pada batasan sepotong topeng, wajah itu pun tersenyum abadidan anak-anak pun tertawa segenap...

Baca SelengkapnyaDetails
Bangku Besi Perampas Kehidupan
Bully

Bangku Besi Perampas Kehidupan

Oleh Ririe Aiko
November 23, 2025
0

Oleh: Ririe Aiko (Puisi esai ini diangkat dari kisah nyata Muhammad Hisyam, siswa kelas 7 SMPN 19 Tangerang Selatan yang...

Baca SelengkapnyaDetails
Artikel

Menulis sebagai Jalan Integritas: Ketekunan, Iman, dan Ketahanan Intelektual di Tengah Ketimpangan

Oleh Dayan Abdurrahman
November 23, 2025
0

Oleh Dayan Abdurrahman Penulis berbantu AI Menulis sebagai Ibadah Kebaikan dan Amal yang Tak Terputus Dalam tradisi Islam, menulis dianggap...

Baca SelengkapnyaDetails
Esai

‘Telanjang’

Oleh Don Zakiyamani
November 22, 2025
0

Oleh Don Zakiyamani “Di sekolah kami ada begitu banyak drama, semakin parah karena kepala sekolah ikut nimbrung di dalam.” Demikian...

Baca SelengkapnyaDetails
  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    163 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    154 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

POTRET Online
  • Home
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
POTRET Online
No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Kirim Tulisan

Menulis sebagai Jalan Integritas: Ketekunan, Iman, dan Ketahanan Intelektual di Tengah Ketimpangan

Dayan AbdurrahmanOleh Dayan Abdurrahman
November 23, 2025
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Dayan Abdurrahman

Penulis berbantu AI


  1. Menulis sebagai Ibadah Kebaikan dan Amal yang Tak Terputus

Dalam tradisi Islam, menulis dianggap bagian dari amal jariyah—amal yang terus mengalir walau penulisnya sudah tiada. Sabda Nabi SAW: “Apabila manusia mati, terputuslah amalannya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan.” (HR. Muslim).

Menulis termasuk ilmu yang bermanfaat, sebab ia menyimpan pengetahuan, mengajar orang, memberi arah, dan mencegah keburukan. Al-Qur’an pun memberi isyarat kuat tentang pentingnya tulisan dalam QS. Al-‘Alaq ayat 4–5: “Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” Ayat ini menjadikan pena sebagai simbol pencerahan peradaban. Karena itu, menulis bukan semata aktivitas intelektual, tetapi juga ibadah batin: upaya menyebarkan kebaikan dan mencegah kezaliman melalui kata-kata.


  1. Perspektif Psikologi: Menulis Menjaga Kewarasan dan Daya Tahan Emosi

Dalam psikologi modern, menulis disebut sebagai expressive writing—metode untuk menjaga kesehatan mental, meredakan stres, menata gagasan yang berserakan, dan memulihkan identitas seseorang. Penelitian James Pennebaker (University of Texas) menunjukkan bahwa orang yang menulis rutin tentang pengalaman dan pikiran mereka memiliki tingkat kecemasan lebih rendah, tekanan darah lebih stabil, dan kemampuan berpikir lebih tajam.

Menulis membuat seseorang “memegang kendali” atas hidupnya—terutama ketika realitas ekonomi dan sosial tidak berpihak. Bagi seorang penulis seperti saya, menulis setiap hari, meski tanpa bayaran, adalah cara untuk tetap waras, tetap terhubung dengan diri sendiri, dan tidak hanyut dalam arus stres yang merusak.


  1. Pandangan Budayawan: Peradaban Besar Dibangun oleh Mereka yang Menulis

Budayawan Indonesia seperti Goenawan Mohamad dan Pramoedya Ananta Toer selalu menekankan bahwa bangsa yang tidak menulis akan kehilangan ingatan kolektifnya. Pramoedya berkata: “Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari sejarah.” Sementara Goenawan Mohamad mengingatkan bahwa menulis bukan soal bayaran, tetapi soal keberanian merawat kewarasan publik.

📚 Artikel Terkait

HABA Si PATok

‘SNI G2RT, Pintu Masuk Strategis Perkembangan Wirausaha Asli Daerah

Kegalauan Bapak

Sajak-Sajak Sampena

Dalam konteks Aceh, tradisi intelektual yang ditinggalkan ulama syafi’iyah, sastrawan lokal, dan hikayat-hikayat lama menjadi bukti bahwa masyarakat yang menulis bukan hanya mencatat, tetapi membangun jati diri. Karena itu, ketika saya menulis setiap hari, saya sesungguhnya sedang menjaga rantai panjang peradaban kecil yang pernah hidup dalam sejarah bangsa ini.


  1. Negara-Negara Literasi Tinggi: Lebih Sehat, Lebih Rasional, dan Lebih Kuat Secara Ekonomi


Negara dengan tingkat literasi menulis tertinggi—Finlandia, Norwegia, Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan Belanda—memiliki tiga ciri yang konsisten:

  1. warganya lebih tenang secara emosional, tidak reaktif,
  2. tingkat hoax dan manipulasi politik lebih rendah,
  3. ekonomi kreatif, inovasi, dan riset berkembang pesat.

Finlandia misalnya bukan negara kaya sumber daya alam, tetapi menjadi negara paling bahagia karena warganya terbiasa membaca, menulis, dan berpikir reflektif. Jepang memiliki budaya diary writing sejak zaman Edo, yang membuat rakyatnya terlatih mengolah emosi secara dewasa. Korea Selatan bangkit dari kemiskinan melalui budaya belajar dan menulis. Semua negara ini menunjukkan bahwa menulis bukan hanya hobi—tetapi fondasi struktur masyarakat yang sehat dan cerdas.


  1. Menulis Tidak Membuat Orang Jatuh Miskin—Justru Sebaliknya

Sejarah menunjukkan bahwa hampir tidak ada penulis yang “jatuh” karena menulis, tetapi banyak yang bangkit karena tulisan. Penulis besar dunia seperti Tolstoy, Victor Hugo, Ahmad Tohari, atau A. Hasan berkembang bukan karena bayaran, tetapi karena ketekunan. Bahkan hari ini, ribuan akademisi, guru, dan cendekiawan menulis bertahun-tahun tanpa kompensasi langsung—namun hidup mereka tetap stabil karena integritas dan disiplin yang dibangun dari kegiatan menulis. Menulis adalah latihan mental yang memperkuat daya tawar intelektual seseorang. Orang yang menulis teratur biasanya memiliki pikiran jernih, kemampuan riset kuat, dan jaringan sosial intelektual yang luas—semuanya berdampak pada stabilitas hidup.


  1. Dampak Sosial Kesehatan: Menulis Membuat Seseorang Lebih Tenang, Lebih Bijak, Lebih Dewasa

Menulis adalah terapi diri. Ketika seorang penulis memindahkan pikiran ke kertas, ia membersihkan pikiran yang kusut. Menulis membuat seseorang lebih sabar, karena setiap paragraf mengajarkan proses. Menulis juga mengurangi impulsif, sebab orang terbiasa berpikir dalam struktur, bukan reaksi spontan. Dalam masyarakat yang penuh hoax, penulis lebih lambat terpicu emosi. Ia berhenti, membaca ulang, menganalisis, lalu merespons dengan terukur. Karena itu, penulis menjadi “orang yang paling tahan banting” secara mental.


  1. Kenapa Akademik Global Mewajibkan Menulis?

Dunia akademik—baik Barat maupun Timur—menjadikan menulis sebagai indikator utama integritas intelektual karena tiga alasan:

  1. kemampuan menulis menunjukkan kemampuan berpikir,
  2. tulisan menjadi bukti kontribusi ilmu,
  3. tulisan memastikan pengetahuan bisa diwariskan.

Profesor tidak diukur dari gelar, tetapi dari publikasi. Ulama besar tidak dikenang dari banyaknya ceramah, tetapi dari kitab dan manuskrip yang ditinggalkan. Hari ini, meskipun ada AI, universitas top dunia tetap mewajibkan mahasiswa, dosen, dan peneliti untuk menulis—karena menulis adalah bukti otentik dari kemampuan memahami, mengolah, dan menghasilkan pengetahuan.


  1. Menulis sebagai Jalan Hidup: Konsisten Walaupun Tidak Dibayar

Saya, Dayan Abdurrahman, menulis bukan karena dibayar, tetapi karena saya percaya menulis adalah jalan panjang untuk membangun integritas batin dan ketahanan intelektual. Saya menulis setiap hari, meski tidak ada yang membaca atau memberi apresiasi. Saya menulis bukan untuk saat ini, tetapi untuk masa depan—ketika suatu hari skill ini menjadi pintu rezeki, pintu martabat, atau pintu kebaikan bagi orang lain. Menulis adalah cara saya memastikan bahwa dalam dunia yang tidak adil dan penuh ketimpangan, saya tetap utuh sebagai manusia.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 181x dibaca (7 hari)
Hari Ampunan
Hari Ampunan
1 Mar 2025 • 179x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 175x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 167x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 162x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share2SendShareScanShare
Dayan Abdurrahman

Dayan Abdurrahman

Bio narasi Saya adalah lulusan pendidikan Bahasa Inggris dengan pengalaman sebagai pendidik, penulis akademik, dan pengembang konten literasi. Saya menyelesaikan studi magister di salah satu universitas ternama di Australia, dan aktif menulis di bidang filsafat pendidikan Islam, pengembangan SDM, serta studi sosial. Saya juga terlibat dalam riset dan penulisan terkait Skill Development Framework dari Australia. Berpengalaman sebagai dosen dan pelatih pendidik, saya memiliki keahlian dalam penulisan ilmiah, editing, serta pendampingan riset. Saat ini, saya terus mengembangkan karya dan membangun jejaring profesional lintas bidang, generasi, serta komunitas akademik global.

Please login to join discussion
Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    163 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    154 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya
Bangku Besi Perampas Kehidupan

Bangku Besi Perampas Kehidupan

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

INFO REDAKSI

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

October 7, 2025

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

September 10, 2025
Majalah Anak Cerdas

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Kirim Tulisan

© 2025 potretonline.com

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00