Dengarkan Artikel
Oleh Dayan Abdurrahman
Penulis berbantu AI
- Menulis sebagai Ibadah Kebaikan dan Amal yang Tak Terputus
Dalam tradisi Islam, menulis dianggap bagian dari amal jariyah—amal yang terus mengalir walau penulisnya sudah tiada. Sabda Nabi SAW: “Apabila manusia mati, terputuslah amalannya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan.” (HR. Muslim).
Menulis termasuk ilmu yang bermanfaat, sebab ia menyimpan pengetahuan, mengajar orang, memberi arah, dan mencegah keburukan. Al-Qur’an pun memberi isyarat kuat tentang pentingnya tulisan dalam QS. Al-‘Alaq ayat 4–5: “Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” Ayat ini menjadikan pena sebagai simbol pencerahan peradaban. Karena itu, menulis bukan semata aktivitas intelektual, tetapi juga ibadah batin: upaya menyebarkan kebaikan dan mencegah kezaliman melalui kata-kata.
- Perspektif Psikologi: Menulis Menjaga Kewarasan dan Daya Tahan Emosi
Dalam psikologi modern, menulis disebut sebagai expressive writing—metode untuk menjaga kesehatan mental, meredakan stres, menata gagasan yang berserakan, dan memulihkan identitas seseorang. Penelitian James Pennebaker (University of Texas) menunjukkan bahwa orang yang menulis rutin tentang pengalaman dan pikiran mereka memiliki tingkat kecemasan lebih rendah, tekanan darah lebih stabil, dan kemampuan berpikir lebih tajam.
Menulis membuat seseorang “memegang kendali” atas hidupnya—terutama ketika realitas ekonomi dan sosial tidak berpihak. Bagi seorang penulis seperti saya, menulis setiap hari, meski tanpa bayaran, adalah cara untuk tetap waras, tetap terhubung dengan diri sendiri, dan tidak hanyut dalam arus stres yang merusak.
- Pandangan Budayawan: Peradaban Besar Dibangun oleh Mereka yang Menulis
Budayawan Indonesia seperti Goenawan Mohamad dan Pramoedya Ananta Toer selalu menekankan bahwa bangsa yang tidak menulis akan kehilangan ingatan kolektifnya. Pramoedya berkata: “Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari sejarah.” Sementara Goenawan Mohamad mengingatkan bahwa menulis bukan soal bayaran, tetapi soal keberanian merawat kewarasan publik.
📚 Artikel Terkait
Dalam konteks Aceh, tradisi intelektual yang ditinggalkan ulama syafi’iyah, sastrawan lokal, dan hikayat-hikayat lama menjadi bukti bahwa masyarakat yang menulis bukan hanya mencatat, tetapi membangun jati diri. Karena itu, ketika saya menulis setiap hari, saya sesungguhnya sedang menjaga rantai panjang peradaban kecil yang pernah hidup dalam sejarah bangsa ini.
- Negara-Negara Literasi Tinggi: Lebih Sehat, Lebih Rasional, dan Lebih Kuat Secara Ekonomi
Negara dengan tingkat literasi menulis tertinggi—Finlandia, Norwegia, Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan Belanda—memiliki tiga ciri yang konsisten:
- warganya lebih tenang secara emosional, tidak reaktif,
- tingkat hoax dan manipulasi politik lebih rendah,
- ekonomi kreatif, inovasi, dan riset berkembang pesat.
Finlandia misalnya bukan negara kaya sumber daya alam, tetapi menjadi negara paling bahagia karena warganya terbiasa membaca, menulis, dan berpikir reflektif. Jepang memiliki budaya diary writing sejak zaman Edo, yang membuat rakyatnya terlatih mengolah emosi secara dewasa. Korea Selatan bangkit dari kemiskinan melalui budaya belajar dan menulis. Semua negara ini menunjukkan bahwa menulis bukan hanya hobi—tetapi fondasi struktur masyarakat yang sehat dan cerdas.
- Menulis Tidak Membuat Orang Jatuh Miskin—Justru Sebaliknya
Sejarah menunjukkan bahwa hampir tidak ada penulis yang “jatuh” karena menulis, tetapi banyak yang bangkit karena tulisan. Penulis besar dunia seperti Tolstoy, Victor Hugo, Ahmad Tohari, atau A. Hasan berkembang bukan karena bayaran, tetapi karena ketekunan. Bahkan hari ini, ribuan akademisi, guru, dan cendekiawan menulis bertahun-tahun tanpa kompensasi langsung—namun hidup mereka tetap stabil karena integritas dan disiplin yang dibangun dari kegiatan menulis. Menulis adalah latihan mental yang memperkuat daya tawar intelektual seseorang. Orang yang menulis teratur biasanya memiliki pikiran jernih, kemampuan riset kuat, dan jaringan sosial intelektual yang luas—semuanya berdampak pada stabilitas hidup.
- Dampak Sosial Kesehatan: Menulis Membuat Seseorang Lebih Tenang, Lebih Bijak, Lebih Dewasa
Menulis adalah terapi diri. Ketika seorang penulis memindahkan pikiran ke kertas, ia membersihkan pikiran yang kusut. Menulis membuat seseorang lebih sabar, karena setiap paragraf mengajarkan proses. Menulis juga mengurangi impulsif, sebab orang terbiasa berpikir dalam struktur, bukan reaksi spontan. Dalam masyarakat yang penuh hoax, penulis lebih lambat terpicu emosi. Ia berhenti, membaca ulang, menganalisis, lalu merespons dengan terukur. Karena itu, penulis menjadi “orang yang paling tahan banting” secara mental.
- Kenapa Akademik Global Mewajibkan Menulis?
Dunia akademik—baik Barat maupun Timur—menjadikan menulis sebagai indikator utama integritas intelektual karena tiga alasan:
- kemampuan menulis menunjukkan kemampuan berpikir,
- tulisan menjadi bukti kontribusi ilmu,
- tulisan memastikan pengetahuan bisa diwariskan.
Profesor tidak diukur dari gelar, tetapi dari publikasi. Ulama besar tidak dikenang dari banyaknya ceramah, tetapi dari kitab dan manuskrip yang ditinggalkan. Hari ini, meskipun ada AI, universitas top dunia tetap mewajibkan mahasiswa, dosen, dan peneliti untuk menulis—karena menulis adalah bukti otentik dari kemampuan memahami, mengolah, dan menghasilkan pengetahuan.
- Menulis sebagai Jalan Hidup: Konsisten Walaupun Tidak Dibayar
Saya, Dayan Abdurrahman, menulis bukan karena dibayar, tetapi karena saya percaya menulis adalah jalan panjang untuk membangun integritas batin dan ketahanan intelektual. Saya menulis setiap hari, meski tidak ada yang membaca atau memberi apresiasi. Saya menulis bukan untuk saat ini, tetapi untuk masa depan—ketika suatu hari skill ini menjadi pintu rezeki, pintu martabat, atau pintu kebaikan bagi orang lain. Menulis adalah cara saya memastikan bahwa dalam dunia yang tidak adil dan penuh ketimpangan, saya tetap utuh sebagai manusia.
🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini












