• Terbaru

Pohon “Jeju”, Hutan yang Tak Estetik, dan Kemarahan yang Tebang Pilih

July 6, 2025

Otsus Aceh di Persimpangan Jalan

November 16, 2025

Pendapat Prof Jimly Soal Ijazah Jokowi

November 16, 2025

Korupsi di Sektor Kesehatan: Dari Nasionalisme STOVIA hingga Penjara KPK

November 16, 2025

Malam Layar Puisi Anak Muda 2025

November 16, 2025

Prasasti Kebon Kopi

November 15, 2025

Bullying, Feodalisme, dan Ekstremisme

November 16, 2025

Dari Sumber Daya ke Sumber Daya Damai

November 15, 2025

Catatan Ringkas Sejarawan dan Fiksiwan Dari NDC Manado

November 15, 2025

Ketika Tsunami Aceh

November 14, 2025

‎Lukisan Sepasang Bangau, Cerita Pendek dan Puisi Dua Larik di Warung Kopi

November 14, 2025

Menangguh Politik Hukum Ijazah Palsu

November 14, 2025

Nyanyian Terakhir Cenderawasih

November 14, 2025
Sunday, November 16, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Pohon “Jeju”, Hutan yang Tak Estetik, dan Kemarahan yang Tebang Pilih

Sazali S.PdOleh Sazali S.Pd
July 6, 2025
0
Reading Time: 3 mins read
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Sazali

Beberapa hari ini, Banda Aceh gaduh. Bukan karena banjir, bukan juga karena harga barang yang lagi naik, tapi karena sebatang pohon ditebang. Iya, pohon. Hanya sebatang pohon. Bukan hutan. Tapi yang bikin ramai, ini bukan pohon sembarangan. Ini adalah pohon “Jeju” julukan “sayang” warga kota karena bentuk dan lokasinya yang estetik mirip-mirip dengan pohon di drama Korea. Yang juga kebetulan lokasinya di pinggir pantai sehingga kerap menjadi latar foto dan video untuk postingan media sosial

Namun, entah oleh siapa, pohon itu tiba-tiba ditebang, kemudian narasi kehilangan, kemarahan, dan desakan untuk mengusut pelaku mulai bermunculan. Bahkan anggota dewan pun turut mengeluarkan pernyataan keras dan meminta untuk mengusut siapa pelakunya.

Sekilas, ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap lingkungan semakin tinggi. Tapi benarkah demikian?

Saya justru melihat gejala lain. Kemarahan kita sepertinya bukan semata-mata lahir dari kepedulian terhadap alam secara utuh, melainkan dari kehilangan sesuatu yang terlihat dan terpotret. Satu pohon yang estetik ditebang, kita ramai, heboh bukan kepalang. Tapi saat ratusan bahkan ribuan hektar hutan kita di Aceh yang terus-menerus dibabat setiap tahun: kita malah diam tak peduli. Tak ada video menangis di lokasi, tak ada tangisan netizen, dan sangat jarang kita melihat anggota dewan bersuara keras soal itu.

📚 Artikel Terkait

Literasi Informasi: Jembatan Emas Menuju Masyarakat Cerdas dan Mandiri

Diabetes Usia Dini dan Masa Depan Anak Negeri

Lampu Merah dan Pengemis Bekostum Badut

BI Sumbar Dukung Seminar Internasional IMLF-2 SatuPena Sumbar

Mengapa? Apakah karena hutan tak memiliki nilai visual yang cukup untuk viral? Atau karena ia jauh dari radar selfie Gen Z, dan terlalu sunyi untuk memancing empati kita semua? Atau jangan-jangan, perhatian kita terhadap lingkungan selama ini hanya bersifat estetis belaka. Artinya selama bisa jadi konten, baru kita jaga dan perjuangkan.

Tentu, saya tidak sedang membela tindakan penebangan pohon “Jeju” itu. Itu tindakan sembrono dan harus ditindak.* Namun yang patut disorot adalah bagaimana respon terhadap satu pohon lebih nyaring dibanding kerusakan yang jauh lebih sistemik dan masif di tempat lain. Di Aceh, sudah menjadi rahasia umum, laju deforestasi terus terjadi. Hutan Leuser yang merupakan habitat terakhir spesies langka seperti orangutan, harimau, dan gajah Sumatera, terus tergerus atas nama pembangunan dan investasi. Tapi kemarahan publik, jika pun muncul, tidak sebesar atau secepat ketika satu pohon viral ditebang.

Ini menunjukkan bahwa kita semua, baik masyarakat umum, influencer, maupun para pejabat sepertinya sering kali terjebak dalam aktivisme simbolik. Kita bergerak ketika ada momen visual yang menyentuh, bukan karena prinsip atau kesadaran ekologis yang konsisten. Dan yang lebih parahnya lagi, perasaan Gen Z yang kehilangan spot foto bisa mendapat perhatian lebih besar ketimbang satwa yang kehilangan habitat hidup.

Saya ingin mengajak kita semua untuk berkaca. Jika kita bisa marah besar karena satu pohon estetik ditebang, mengapa kita malah diam saat hutan yang menjadi sumber kehidupan kita dibabat habis?

Sudah saatnya kita mengakhiri ‘Double Standard’ dalam upaya kita mencintai alam. Jangan hanya merawat yang bisa difoto atau yang instagramable, tapi kita lupakan yang menopang kehidupan kita sehari-hari. Jangan hanya menangisi sebatang pohon viral, tapi kita biarkan ratusan hektar hutan hilang diam-diam.

Jangan hanya lantang ketika satu pohon viral ditebang, tapi bungkam saat ratusan pohon tumbang di hutan. Karena jika perhatian kita hanya muncul saat kamera menyorot, maka kita bukan sedang membela lingkungan tapi hanya sedang mencari panggung.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 184x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 171x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 151x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 138x dibaca (7 hari)
Hari Ampunan
Hari Ampunan
1 Mar 2025 • 124x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Sazali S.Pd

Sazali S.Pd

Kepala Sekolah yang cinta anak dan istri

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya
Keringat Air Mata

Keringat Air Mata

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

INFO REDAKSI

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

October 7, 2025

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

September 10, 2025

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00