• Terbaru
Mengenal Tito Karnavian yang Memutasi Empat Pulau ke Sumut

Begitu Susahnya Tito Minta Maaf pada Rakyat Aceh

June 18, 2025
Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

November 12, 2025

Teladan Pahlawan Sebagai Cermin Moral Generasi Muda

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Benarkah Matematika Mata Pelajaran Horor?

November 11, 2025

Kepemimpinan, Kecantikan, dan Penampilan Perempuan Dibentuk oleh Budaya Patriarki

November 11, 2025

Kasino Pertama di Uni Emirat Arab: Antara Diversifikasi Ekonomi dan Dilema Identitas Islam

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Pahlawan dan Peradaban

November 11, 2025

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Mengoreksi Adab Kemanusiaan Kita ( Hari Pahlawan)

November 10, 2025

Menimbang Relativisme Pahlawan

November 10, 2025

Kehebohan Miss Universe 2025: Drama, Sponsor, dan Suara Perempuan

November 10, 2025
Wednesday, November 12, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Begitu Susahnya Tito Minta Maaf pada Rakyat Aceh

Rosadi JamaniOleh Rosadi Jamani
June 18, 2025
0
Reading Time: 3 mins read
Mengenal Tito Karnavian yang Memutasi Empat Pulau ke Sumut
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Rosadi Jamani

Siapkan kopi tanpa gulanya agar otak selalu encer dan waras. Narasi ini mengajarkan arti penting permintaan maaf.

Tentang empat pulau kecil yang mendadak mengalami nasib seperti anak kos salah kost. Namanya Pulau Lipan, Pulau Panjang, Pulau Mangkir Gadang, dan Mangkir Ketek. Mereka lahir dan besar di Aceh, berbicara dengan logat “peugah ban le”, tapi entah kenapa, di tahun 2025 ini, statusnya tiba-tiba digeser, “Kamu sekarang warga Sumut, ya!”

Yang bikin geger, ini bukan prank TikTok. Ini SK resmi dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, dengan tanda tangan Tito Karnavian, mantan Kapolri yang sekarang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri. SK itu bernomor 300.2.2-2138 Tahun 2025, bukan kode undian berhadiah, tapi keputusan administratif yang nyaris memicu kerusuhan horizontal dan potensi referendum.

Warga Aceh, yang biasanya tenang minum kopi di warung dan debat soal klub bola, langsung marah. Bendera GAM berkibar, bukan karena nostalgia masa lalu, tapi karena kepercayaan pada negara terguncang. Di media sosial, tagar #EmpatPulauUntukAceh meledak. Di jalanan, spanduk-spanduk bernada “Kami Bukan Sumut” terpajang. Di udara, suasana mencekam. Bahkan, sekelas Gubernur Aceh pun sampai harus menahan diri agar tidak ikut meradang live di podcast.

Tapi di balik hiruk pikuk itu, muncullah sang presiden. Prabowo Subianto, presiden baru dengan otot tua dan gaya prajurit, langsung bersabda, “Empat pulau itu milik Aceh. Titik.” Seperti dalam epos Mahabharata, suara presiden lebih ampuh dari ribuan SK. Dengan satu keputusan, empat pulau itu dikembalikan ke pangkuan ibu pertiwinya, Kabupaten Aceh Singkil.

Namun, publik kini bertanya-tanya, .kenapa Tito bisa bikin keputusan segenting itu tanpa restu presiden? Apakah Mendagri bermain peta tanpa GPS? Atau ini semacam aksi solo seperti selebgram yang ingin viral, tapi lupa kontennya bisa bikin negara bergetar?

📚 Artikel Terkait

Belum Ada Judul

Antara Aceh dan Jepang

Wanita Pujaan

Mewaspadai Cyberbullying Pada Anak

Pengamat politik dari berbagai perguruan tinggi seperti Jamiluddin Ritonga dari Universitas Esa Unggul, dan Shohibul Ansor Siregar dari UMSU, menyebut keputusan Tito sebagai ceroboh, provokatif, dan berpotensi mengoyak tenun kebangsaan. Bahkan mereka menyarankan agar Tito mundur, atau setidaknya minta maaf.

Tapi… tak ada kata maaf keluar dari bibir sang menteri. Yang ada hanyalah klarifikasi penuh istilah teknokratis. “Kami baru menemukan dokumen tahun 1992 yang menyatakan pulau-pulau itu memang milik Aceh, berdasarkan Kepmendagri 111/1992 dan peta topografi TNI AD tahun 1978.” Oh, betapa romantisnya sebuah kementerian menemukan peta tua justru setelah konflik meletus.

Padahal rakyat cuma minta satu kalimat pendek, “Saya minta maaf kepada rakyat Aceh.” Tapi nampaknya di lemari arsip Kemendagri, kata maaf itu tak pernah ditemukan.

Kini, semua sudah tenang. Pulau-pulau kembali ke pelukan Aceh. Tapi jejak luka administratif ini belum hilang. Nama Tito, sayangnya, tercatat sebagai menteri yang nyaris mengganti batas negara karena lupa buka map lama.

Tito kelahiran Palembang ini masih tetap Menteri. Walau sudah banyak desakan ia diminta mundur. Ia tetap berdasi, tetap berbicara tegas di podium. Tapi di lubuk hati rakyat Aceh, mungkin beliau tinggal sebagai kenangan absurd tentang empat pulau yang sempat jadi yatim piatu administratif.

Seandainya saja beliau minta maaf, mungkin sejarah akan lebih ringan menulis namanya. Tapi sudahlah. Di republik ini, minta maaf memang tak diajarkan di Diklat Kepemimpinan. Yang diajarkan adalah, tahan malu, tebal muka, dan tunggu rakyat lupa.

Begitulah, wahai bangsa yang memaafkan bahkan sebelum dimintai maaf. Sungguh, sebuah epos birokrasi Indonesia, ketika pulau bisa pindah, tapi kata maaf tak pernah sampai.

camanewak

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 210x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 193x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 160x dibaca (7 hari)
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 151x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 151x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Rosadi Jamani

Rosadi Jamani

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    152 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya

Puisi-Puisi Alkhair Aljohore@ Untuk Aceh

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00