Refleksi Spiritual dan Sosial di Bulan Ramadhan (12)
Oleh Gunawan Trihantoro
Sekretaris Komunitas Puisi Esai Jawa Tengah
Di sudut jalan yang tak terlalu ramai,
seorang lelaki paruh baya berdiri tegak,
mendorong gerobak kecil yang usang dimakan waktu,
di dalamnya, es batu berlapis kain tebal,
menjaga dinginnya tetap bertahan,
menemani sirup merah dan hijau dalam botol kaca.
Di bulan Ramadhan yang penuh berkah,
ia tetap menjalankan ibadah dengan khidmat,
tak melewatkan sahur meski hanya segelas air putih,
dan sepotong roti yang dibelinya kemarin.
Adzan Subuh berkumandang,
ia sujud dengan syukur di tikar kecil dekat gerobaknya.
Anaknya, si kecil berambut ikal,
menghampiri dengan langkah riang.
“Ayah, hari ini jualannya banyak yang beli, kan?”
Suara polos itu menusuk hatinya,
ia ingin berkata iya,
tapi hari ini rezeki terasa begitu sepi.
“InsyaAllah, Nak. Rezeki itu datang dari Allah,”
jawabnya, menepuk kepala anaknya lembut,
senyum tetap ia pasang, meski hatinya gundah.
Anaknya tertawa kecil,
kemudian berlari ke dalam rumah kontrakan sempit,
tempat ibunya tengah menyiapkan takjil sederhana,
teh manis hangat dan sepotong pisang goreng.
Senja turun perlahan,
orang-orang mulai bersiap berbuka,
dan ia masih berdiri di tepi jalan,
menunggu satu-dua pembeli datang.
Azan Maghrib berkumandang,
dan hanya beberapa rupiah terkumpul di tangannya.
Ia memejamkan mata, menarik napas dalam,
lalu mendorong gerobaknya pulang,
dengan harapan esok akan lebih baik.
Di rumah, si kecil menyambutnya,
dengan gelas air yang telah disiapkan.
“Ayah, ayo berbuka,”
katanya riang, seolah tak peduli berapa banyak uang yang ayahnya bawa.
Ia tersenyum lagi, kali ini lebih dalam.
Bersama anak dan istrinya,
ia menutup mata, berdoa dengan sepenuh hati:
“Ya Allah, kuatkan kami.
Lapangkan rezeki kami.
Jangan biarkan harapan kami pudar di jalan ini.”
Malam itu, ia kembali berjualan setelah Tarawih,
di sudut jalan yang lebih ramai,
di mana orang-orang membeli es untuk melepas dahaga setelah ibadah panjang.
Dan di sana, ia kembali menanam harapan,
di bawah langit Ramadhan yang penuh berkah.
Rumah Kayu Cepu, 12 Maret 2025.