https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Tuesday, September 23, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda #Skandal Akademik

Skandal Disertasi Bahlil: Menjaga Marwah UI

Redaksi Oleh Redaksi
7 months ago
in #Skandal Akademik, #Universitas Indonesia
Reading Time: 3 mins read
A A
0
10
Bagikan
95
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh : Elza Peldi Taher

Universitas Indonesia dan Bahlil Labadia kembali jadi perbincangan publik. Ini setelah Dewan Guru Besar (DGB) UI mengeluarkan rekomendasi membatalkan disertasi Bahlil yang dinyatakan lulus pada 16 Oktober 2024 lalu.

Temuan DGB UI yang beredar luas juga cukup menghebohkan. Tak hanya soal keabsahan data penelitian yang dipertanyakan—karena diperoleh tanpa izin narasumber dan digunakan secara tidak transparan—tetapi juga soal jalan pintas akademik yang diberikan pada Bahlil. Sejumlah kejanggalan ditemukan: waktu studi yang terlampau singkat untuk ukuran doktoral, perubahan penguji yang mendadak, serta keterlibatan promotor dan ko-promotor yang memiliki konflik kepentingan dengan kebijakan yang dibuat oleh Bahlil sebagai pejabat negara.

Yang mencengangkan, bukan hanya disertasi Bahlil yang direkomendasikan untuk dibatalkan, tetapi tiga pejabat penting UI—Dekan Fakultas Ilmu Administrasi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global—turut terseret dalam pusaran skandal ini. DGB merekomendasikan sangsi beragam terhadap tiga pejabat penting di UI tersebut. Mulai dari dilarang mengajar, membimbing dan menguji selama tiga tahun sampai pada diminta mundur jadi Dekan. Sebuah hukuman yang amat berat.

Skandal akademik yang terjadi di UI ini bukan tanpa preseden. Pada tahun 2015, terbongkar praktik pemberian gelar akademik tanpa proses pembelajaran yang sah, di mana individu tertentu bisa memperoleh ijazah S1, S2, bahkan S3 tanpa memenuhi syarat akademik yang seharusnya. Beberapa kampus yang terlibat dalam skandal ini adalah Universitas PGRI Semarang, STIE Adhy Niaga Bekasi, serta sejumlah perguruan tinggi lain yang dicabut izin operasionalnya oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Di luar negeri, kasus akademik yang mencuat adalah skandal “Operation Varsity Blues” di Amerika Serikat pada 2019. Dalam kasus ini, sejumlah orang tua kaya, termasuk selebritas dan pengusaha, membayar ratusan ribu hingga jutaan dolar untuk menyuap pejabat universitas demi meloloskan anak-anak mereka ke kampus ternama seperti Yale dan Stanford. Skandal ini mengungkap bagaimana pendidikan, yang seharusnya menjadi medan meritokrasi, bisa dibajak oleh uang dan koneksi.

📚 Artikel Terkait

IKN: Mimpi Besar Indonesia di Hutan Kalimantan dan Ancaman Ekologis Flora dan Fauna

Sang Juara

SMAN 1 Ingin Jaya, Aceh Beşar Gelar Pameran dan Apresiasi Seni P5

PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

Belum Final

Dewan Guru Besar UI yang berjumlah 32 orang agaknya mencoba mengembalikan nurani perguruan tinggi UI yang tercoreng akibat disertasi Bahlil. Rekomendasi ini diharapkan merupakan langkah awal untuk menjaga integritas akademik UI. Mereka ingin mengembalikan marwah UI sebagai benteng moral dan intelektualitas.

Namun, rekomendasi Dewan Guru Besar belumlah vonis final. Masih ada tiga organ lain yang akan menentukan nasib akhir disertasi ini: Senat Akademik, Majelis Wali Amanat, dan Rektor UI. Melihat bobot rekomendasi DGB, rasanya sulit tiga organ lain di UI termasuk Rektor untuk mengabaikan suara lantang para guru besar yang dikenal sebagai benteng terakhir integritas akademik.

Tak bisa dipungkiri, skandal ini memiliki unsur politik yang sangat kuat. Bahlil yang bukan akademisi, adalah meteor politik yang melesat dengan kekuatan besar. Ia pasti akan melakukan segala cara agar disertasinya tak dibatalkan, karena jika itu terjadi, namanya akan ternoda, dan jejak politiknya akan terancam. Faktor ini juga harus diperhitungkan, terlebih dunia akademik di Indonesia sangat bergantung pada pemerintah dalam berbagai aspek, termasuk pendanaan dan kebijakan. Tekanan politik bisa saja mengubah arah keputusan akademik yang seharusnya independen, menjadikan kasus ini ujian besar bagi integritas Universitas Indonesia.

Skandal ini adalah cermin buram bagaimana politik dan kekuasaan merayap masuk ke ruang-ruang akademik yang seharusnya steril dari segala bentuk intervensi. Ini mengingatkan kita pada kasus-kasus lain di mana gelar akademik digunakan sebagai alat legitimasi politik, bukannya sebagai representasi keilmuan yang sesungguhnya. Jika UI tak bersikap tegas, maka akan ada preseden berbahaya: gelar doktor bukan lagi soal keilmuan, melainkan soal seberapa besar kuasa yang dimiliki. Jika ini dibiarkan, maka dunia akademik Indonesia tak lebih dari sekadar pasar gelar—di mana kepentingan mengalahkan kebenaran, dan status mengungguli substansi.

Sebagai institusi pendidikan terhormat, UI seharusnya tidak memberi ruang bagi praktik yang merusak nilai-nilai akademik. Kejujuran dan ketegasan harus menjadi jangkar dalam menghadapi badai ini. Karena jika tidak, kampus ini hanya akan menjadi menara gading yang keropos dari dalam—indah di luar, tapi rapuh di dalam.

Pondok Cabe Udik 5 Maret 2025

Elza Peldi Taher

📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Tags: ArtikelDisertasiUI
Share4SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

No Content Available
Postingan Selanjutnya
Perempuan Penggenggam Pasir

Perempuan Penggenggam Pasir

Korupsi Layak Masuk Olimpiade

Senyum di Balik Pintu Masjid

Senyum di Balik Pintu Masjid

Bertahan dan Bergerak

Suara Hati Jiwa Mati

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

🔥 Artikel Paling Banyak Dibaca

Kabar Redaksi
Kabar Redaksi
👁️ 1,072 pembaca 📅 2 Feb 2025
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
👁️ 1,352 pembaca 📅 7 Sep 2025
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
👁️ 1,250 pembaca 📅 11 Sep 2025
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
👁️ 986 pembaca 📅 7 Sep 2025
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00