Oleh : Bulman Satar
Menyambung artikel sebelumnya bertajuk “Pembangunan Aceh dan Filosofi Manajemen Roda” (06/03/2025), tulisan ini mencoba menawarkan sebuah pendekatan baru pembangunan Aceh. Sebagaimana telah disinggung sekilas bahwa setidaknya ada tiga layer menajemen yang perlu mendapat perhatian untuk dipertimbangkan sebagai formula baru pembangunan Aceh ke depan. Ketiga tingkat menajemen tersebut mencakup manajemen program, manajemen anggaran, dan manajemen SDM birokrasi. Berikut eksplorasi lebih lanjut dari tawaran tiga layer manajemen tersebut.
Satu : Manajemen Program
Pada tingkat manajemen program ada delapan langkah afirmatif yang perlu diterapkan yaitu pertama, menetapkan paradigima pembangunan semesta satu Aceh. Paradigma ini hadir untuk menegaskan bahwa pembangunan Aceh meski multipelaku dan hirarkis antara otoritas Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota, namun pada hakikatnya semua harus dilihat sebagai upaya dan program inklusif yang mengerucut untuk mencapai satu misi dan tujuan besar bersama mewujudkan Aceh yang lebih baik, maju, dan sejahtera.
Kedua, menetapkan target tinggi pembangunan Aceh.
Cara pikir dan pandang sudah harus diubah bahwa tujuan utama pembangunan Aceh bukanlah sekadar mengentaskan kemiskinan, tapi lebih dari itu adalah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Kemiskinan yang terentaskan sesungguhnya bukanlah tujuan, melainkan efek dari keberhasilan pembangunan menyejahterakan rakyat. Jika kesejahteraan terwujud, maka kemiskinan akan turun dan berkurang dengan sendirinya.
Ketiga, peningkatan nilai tambah berbasis keunggulan dan kebutuhan.
Pembangunan Aceh sudah semestinya diarahkan memberi dan meningkatkan nilai tambah dengan berbasis pada keunggulan komparatif dan kompetitif serta memenuhi kebutuhan pengembangan Aceh ke depan, untuk menjadikan daerah ini lebih produktif dan berdaya saing.