Sadarlah, teman…
Kau tak bisa mengontrol semuanya. Ada beberapa hal yang tak bisa kau raih – dan semakin kau kejar – semakin kau berusaha mendapatkannya – semakin besar kekesalan terbit di dalam hatimu.
Kau tak bisa memaksa kehendak agar seutuhnya menjadi milikmu. Sejauh apapun kau mencoba, pada akhirnya kau tetap gagal.
Mulailah untuk sadar bahwa dalam hidup ini ada sesuatu yang bisa kau raih dan ada juga yang tak bisa kau miliki. Dua hal itu akan terus menjadi bagian dalam kehidupan. Tapi, terkadang kau tidak menyadarinya.
Mulailah sadar bahwa hidup ini bukan hanya tentang dirimu saja. Sebab, terlalu jahat jika kau menganggap semua adalah milikmu. Lalu, bagaimana dengan orang lain? Apa yang akan mereka dapatkan jika semua harus menjadi milikmu?
Kau selalu bercita-cita mengejar keinginan. Mungkin karena kau terlalu berhasrat. Mungkin karena kau ingin membuktikan sesuatu – entah pada dirimu atau pada orang lain. Mungkin juga karena kau terlalu cinta. Tapi, apa makna di balik itu semua? Kenapa kau terlalu yakin jika mendapatkan semua keinginanmu, kau bisa menjadi sosok yang paling bahagia di muka bumi ini? Lantas, bagaimana jika anggapanmu berakhir salah?
Cukup Sudah. Jangan memaksa diri.
Sudah cukup. Terlalu berhasrat hanya membawamu menjadi orang paling terbebani di dunia.
Dirimu itu, punya batasan tertentu, yang mana jika kau paksakan, bisa membuatmu benci, marah, putus asa, atau tertekan setiap kali kau gagal.
Kau, punya keterbatasan dalam meraih apapun yang kau inginkan. Dan keterbatasan itu adalah wajar. Memang, sebagian orang menganggapnya sebagai kekurangan. Tapi, jika kau mau berpikir jauh dan meluaskan sudut pandangmu, kekurangan yang kau benci itu bisa menjadi dorongan batin untuk merendah dan sadar bahwa kau hanya seorang manusia biasa, yang punya dua kaki dan tangan.
Maka, jangan paksa dirimu karena kau bisa terluka. Dan, semakin parah luka di hatimu, semakin besar pula lubang yang akan menghanyutkan jiwamu untuk mengempaskan dirimu jauh dari rasa bersyukur.
Terimalah dirimu sebagai sosok yang tak bisa berbuat banyak. Dengan demikian, kau tidak akan berakhir seperti mereka yang hidup hanya untuk menyalahkan dan terus menyalahkan.
Terimalah bahwa kau tidak berdaya. Itu membuktikan seberapa manusianya kau di atas pijakan tanah dunia ini.
Terkadang, angan membawamu terlalu jauh terbang di sisi awan. Kau sampai lupa bahwa sewaktu-waktu kau bisa saja terjatuh ke dasar paling bawah.
Terkadang, keinginan membawamu terlalu jauh dari fitrah. Kau sampai lupa bahwa banyak orang yang juga menginginkan sesuatu, namun tak kunjung berhasil didapati. Akan tetapi, mereka masih merundukkan kepala – mereka tak pernah mengeluh dan berubah menjadi pembenci.
Sadari keterbatasanmu tanpa mengabaikan kekuatan di balik jiwamu. Dan cukuplah mengurus sesuatu yang tak bisa kau raih – sekarang mulailah fokus untuk memperbaiki diri. Karena, ada sesuatu yang harus kau pelajari tentang makna menjalani hidup tanpa mengusik yang lainnya.
Lalu, bagaimana caranya? Barangkali, dengan menyadari bahwa kehidupan ini hanya sebatas persinggahan sementara, kau bisa memilah mana yang mesti kau kejar dan mana yang harus kau relakan.
Sebab, waktu tak pernah berhenti berjalan. Jangan sampai kau tertinggal jauh di belakang sana tanpa ada makna sedikit pun yang kau genggam di tangan batinmu.
Mungkin, sudah saatnya kau menyerah – menyerah untuk bersikeras mengejar sesuatu yang bukan menjadi milikmu. Dan, setelah kau menyerah, kau punya banyak cara untuk melanjutkan langkah – melangkah ke tempat tujuan yang sudah menjadi titik keberadaanmu.
Lantas, bagaimana caranya? Jika kau masih percaya Tuhan, maka libatkan Dia dalam segala hal yang kejar. Maka, saat kau gagal, kau tidak terpuruk. Dan, saat kau berhasil, kau tidak terlalu ria.
Menyerahlah. Kau harus menyerah dari memaksa diri mendapatkan sesuatu yang tak bisa kau gapai.