https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Friday, October 31, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Artikel

Elegi untuk Shin Tae-yong

Redaksi Oleh Redaksi
10 months ago
in Artikel
Reading Time: 2 mins read
A A
0
5
Bagikan
54
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Rosadi Jamani

Langit sepak bola Indonesia muram hari ini. Mendung menggantung, seperti ingin menangis, tetapi tertahan. Shin Tae-yong (STY), nama yang dulu dielu-elukan bak juru selamat, kini hanya sebaris kenangan dalam babak sejarah sepak bola negeri ini.

Ia datang membawa harapan, pergi membawa luka. “Coach STY sudah dipecat,” begitu berita pagi ini menyentak jiwa. Sederhana, tanpa basa-basi, seakan melupakan peluh dan doa yang ia persembahkan selama hampir lima tahun terakhir.

PSSI, dengan wajah tanpa dosa, mengumumkan pemutusan hubungan kerja itu seperti melepas karyawan kontrak yang habis masa baktinya. Tidak ada peluk perpisahan. Hanya segenggam pesan, “Semoga Timnas lolos Piala Dunia.” Ah, indah sekali harapan itu. Seindah fatamorgana di gurun yang gersang.

STY mungkin bukan dewa. Ia tidak memberi Indonesia gelar juara. Tidak ada trofi yang ia bawa pulang ke kantor PSSI. Tidak ada parade kemenangan di jalan-jalan ibu kota.

Tapi, siapa bisa melupakan sihirnya? Ia yang membawa Timnas junior melangkah gagah ke semifinal Piala Asia U23. Ia yang, untuk pertama kalinya, menempatkan Indonesia di babak 16 besar Piala Asia. Bahkan, dengan ajaib, ia membimbing Skuad Garuda menaklukkan Arab Saudi 2-0 dalam kualifikasi Piala Dunia 2026.

Sayangnya, kemenangan tidak cukup. Tidak pernah cukup. PSSI, organisasi yang katanya ingin membangun sepak bola negeri, tak ubahnya orkestra sumbang. Mereka mendamba hasil instan, seperti mi instan yang bisa dinikmati dalam tiga menit. STY? Terlalu lama. Lima tahun tanpa trofi, katanya.

📚 Artikel Terkait

Guru Sandal Jepit

Wisata Kawasan Rebana Tengah Digodok Dalam Kawah Candramuka, Diawali Dengan Diskusi Grup Terpumpun

Menyelami Pesan Buya Syafii Maarif (1)

UNISAI Samalanga Raih Akreditasi “Baik Sekali”: Sebuah Langkah Strategis Menuju Pendidikan Tinggi Berkualitas

Lalu, apakah trofi lebih berharga dari proses? Dari kemajuan? Mungkin bagi PSSI, ya. Mereka kini menginginkan pelatih Eropa. Rumornya, sudah ada nama besar di balik layar. Ah, barangkali sepak bola kita butuh aksen Italia atau Prancis agar terlihat mewah di mata dunia.

“Semoga Timnas lolos Piala Dunia,” begitu pesan terakhir STY. Ringan, namun menusuk. Ia tahu, tim ini punya potensi. Ia tahu, anak-anak asuhnya mampu.

Tapi ia juga tahu, mimpi itu tidak mudah. Sekarang, ia hanya bisa mengamati dari jauh, mungkin dengan secangkir kopi hangat, di sudut tenang rumahnya di Korea Selatan.

STY adalah cermin. Ia menunjukkan bahwa perubahan butuh waktu, bahwa kesabaran adalah kunci. Tapi cermin itu kini pecah, menyisakan serpihan yang berserakan di lantai ambisi PSSI.

Apakah pelatih baru nanti bisa melanjutkan apa yang telah dimulai? Ataukah kita kembali ke titik nol, memulai lagi dari awal, seperti yang selalu terjadi?

Langit tetap muram. Di sana, di antara awan yang bergelayut, terlukis wajah STY. Ia tersenyum, tapi matanya basah.

Selamat tinggal, coach STY. Di negeri ini, kenangan akanmu adalah puisi tanpa rima. Indah, namun penuh luka.

#camanewak
Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

The Never- Ending Shuffle: Indonesia’s Education Curriculum Can’t Catch a Break
The Never- Ending Shuffle: Indonesia’s Education Curriculum Can’t Catch a Break
26 Oct 2025 • 106x dibaca (7 hari)
Garis Waktu yang Hilang
Garis Waktu yang Hilang
2 Oct 2025 • 62x dibaca (7 hari)
Spirit Nyi Eroh dan Terowongan Geureutee
Spirit Nyi Eroh dan Terowongan Geureutee
24 Oct 2025 • 53x dibaca (7 hari)
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
21 Oct 2025 • 52x dibaca (7 hari)
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 49x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Tags: #Sepakbola#STY#TIMNAS
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

Andai Aku Jadi Gubernur Lampung
Artikel

Andai Aku Jadi Gubernur Lampung

Oleh Arsiya Heni Puspita
2025/01/30
0
61

Oleh Arsiya Heni Puspita Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak sudah berakhir dengan terselenggaranya Pilkada pada 27 November 2024. Begitu juga...

Baca SelengkapnyaDetails

Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas

Benang Kusut Masalah Pengemis di Negeri Syariah

Postingan Selanjutnya
Belajar Tak Harus di Kelas

Belajar Tak Harus di Kelas

Indonesia Siap Menantang Takdir

Indonesia Siap Menantang Takdir

Penyebar Berita Hoax

Penyebar Berita Hoax

Peluru di Jalan Raya

Peluru di Jalan Raya

Aku dan Harun Anakku, Tatkala Langsat Montasik Mulai Matang

Durian Raja Pendekar dari Lamuri

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00