Oleh Tabrani Yunis
Sejak beberapa hari lalu, anakku Aqila Azalea Tabrani Yunis sibuk menyiapkan sejumlah barang. Barang-barang itu diseleksinya dari POTRET Gallery, yang merupakan selama ini aku jalankan, sejak Sebelum waktu pensiun tiba. Gallery yang menjadi tempat Belajar entrepreneurhip bagi keluarga dan para pekerja yang sambil bekerja, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta pendapatan (income). Ya, Aqila memilih barang-barang yang katanya bisa dijual pada acara Marketing day.
Aqila semakin tak sabar menunggu event Marketing Day tersebut. Selesai ia menyelesaikan barang-barang yang katanya harus fancy, yang disukai dan dibutuhkan pembeli serta sesuai dengan pengunjung yang datang, para murid sekolahnya SDIC Anak Bangsa dan orangtua mereka. Maka, Aqila tidak hanya memilih barang-barang, ia juga berusaha membuat paket-paket kecil berupa Amplop yang telah ia design dengan se demikian rupa. Kebetulan ia memang sangat suka dengan kegiatan menggambar dan design.
Nah, tadi pagi Aqila Azalea pun bangun pagi-pagi sekali dan terus bersiap untuk membawa barang-barang dagangannya, yang ia sudah siapkan. Ia bergegas dan mengajak aku agar bisa datang ke lokasi acara lebih cepat. Alasannya agar bisa cepat melihat lokasi yang telah disiapkan untuk setiap peserta yang berjualan. Lagi pula, pengumuman yang dikeluarkan oleh pihak sekolah, agar para murid sudah berada di lokasi pada Pukul 08.00 WIB.
Hari Minggu ini, menjadi hari yang sangat membahagiakan dan menjadi momen edukatif bagi mereka. Dikatakan demikian, karena pada hari minggu, hari libur ini anak-anak mendapat kesempatan berkumpul dalam arena penuh rasa senang, bahagia dan mendapat tantangan baru yang memang mereka tunggu-tunggu, seperti apa yang dirasakan oleh Aqila yang tak sabar menunggu waktu Marketing day tiba.
Wajar saja, kalau hari ini, halaman cafe Chek Din di kawasan Jalan Kebon Raja, Ule Kareng, Banda Aceh itu, pagi-pagi sudah diramaikan anak-anak menyusun atau mengatur barang-barang mereka di lepau yang sudah disediakan oleh pihak sekolah SDIC Anak Bangsa itu. Suara anak-anak terdengar ruang gembira sambil menawarkan barang kepada para pengunjung.
Secara positif, seperti disebutkan di atas, bahwa momentum marketing day yang diselenggarakan oleh Sekolah Insan Cendikia ini, menjadi momentum yang sangat bagus dan edukatif bagi anak-anak untuk secara langsung mempraktikan ketrampilan berwirausaha, berdagang, memasarkan produk, bahkan memilih produk sebelum acara. Ini adalah latihan entrepreneurship di usia dini yang jarang dipraktikan di sekolah-sekolah biasa.
Kemampuan entrepreneurship sesungguhnya adalah kemampuan yang perlu dibekali kepada anak-anak kita sejak usia dini. Era ini sebagai era yang mengalami disrupsi dalam berbagai hal, termasuk disrupsi di bidang profesi, pekerjaan di mana banyak jenis pekerjaan yang hilang dan bahkan sebalknya sangat banyak pekerjaan baru yang muncul yang wujudnya juga berkaitan dengan entrepreneurship bagi generasi mendatang.
Oleh sebab itu, orang tua dan sekolah perlu mengubah paradigma yang selama ini mungkin berfikir bahwa anak-anak harus fokus pada satu ketrampilan, atau menjadi Spesialis, tidak generalis, kini dengan melihat perkembangan zaman dan hilangnya sejumlah pekerjaan atau profesi yang diharapkan, anak-anak kita harus dive kali ketrampilan ganda dalam kata lain, menjadi sosok generalis, Sehingga mampu menghadapi setiap perubahan zaman.
Semoga model pembelajaran yang dipraktikan oleh SDIC Anak Bangsa, Banda Aceh hari ini, bisa menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Aceh, khususnya dan di tanah air pada umumnya. Amin.