Oleh : MISNAN, S.Pd.,MSi
Kepala SMP Negeri 1 Seunagan, Kabupaten Nagan Raya
SIAPA guru yang paling memberikan pengaruh positif dalam perjalanan hidup kita?
Tentu sekejap kita akan membayangkan guru tersebut dalam pikiran dan seraya berterimakasih atas jasa yang telah beliau berikan kepada kita.
Sebaliknya ada juga guru yang memberikan dampak negatif dalam hidup kita dan selalu teringat ketika kita berbicara tentang guru.
Ternyata guru mempunyai peranan sangat penting dalam pembentukan pribadi siswa di masa depan.
Sebuah kalimat yang keluar dari mulut guru bisa menyalakan motivasi seorang siswa untuk sukses. Demikian juga kata-kata yang menyakitkan dari guru dapat membekas seumur hidup dalam pikiran seorang siswa.
Setidaknya ada tiga buku yang telah saya baca dan menginspirasi tulisan ini.
Pertama buku berjudul Mindset karya Carol S. Dweck, PH.D. Buku ini menceritakan penelitian Dweck dalam melihat hubungan mindset dengan keberhasilan seseorang.
Aktualisasi konsep Merdeka Belajar, kemudian buku turunannya dalam bidang pendidikan yaitu, The growth mindset coach dan The growth mindset Playbook, keduanya merupakan karya Annie Brock dan Heather Hundley.
Kedua buku terakhir ini merupakan buku yang menjabarkan arti penting mindset yang lebih teknis dalam bidang pendidikan.
Selama bertahun-tahun orang meyakini bahwa beberapa kemampuan dan kualitas tertentu dalam diri kita itu sudah digariskan. Misalnya seseorang tidak berbakat dalam olah raga, ataupun seseorang sangat payah dalam Matematika.
Hal ini terus berlangsung hingga buku Mindset karya Dweck diterbitkan. Dweck memaparkan bukti bertahun-tahun riset bersama timnya yang mendukung sebuah teori sederhana, tapi kuat.
Teori itu meliputi kecerdasan, kreativitas, keatletan, dan berbagai kualitas lainnya bukanlah sifat bawaan lahir, melainkan kualitas bentukan yang bisa diubah jika diberikan waktu dan usaha.
Ada dua tipe pola pikir, yang kemudian disebut mindset tumbuh (growth mindset) dan mindset tetap (fixed mindset).
Mindset tetap mengasumsikan bahwa kecerdasan dan berbagai kualitas, kemampuan, dan bakat lainnya adalah sifat-sifat yang tetap dan tidak bisa dikembangkan lagi secara signifikan.
Meyakini kecerdasan, bakat dan berbagai kemampuan sudah ditetapkan, tidak bisa diubah lagi.
Orang yang bermindset tetap bekerja sangat keras untuk menguatkan keunggulan alamiah dan menutupi kekurangan mereka. Kemudian ada mindset tumbuh yang mengasumsikan bahwa kecerdasan dan berbagai kualitas, kemampuan dan bakat lainnya bisa dikembangkan dengan usaha, pembelajaran dan ketekunan.
Kecerdasan ataupun kemampuan bukanlah sifat-sifat tetap. Bisa diubah dan diperbaiki dengan waktu dan usaha.
Kualitas tidaklah diwariskan, digariskan ataupun ada secara alami. Keinginan kita untuk belajar, jika disertai usaha dan ketekunan, akan menentukan keahlian kita di bidang apa pun.
Kegagalan tidak lagi dipandang hal mengecewakan dan memalukan, tetapi sebuah peluang untuk memperbaiki diri.
Pengaruh Mindset tumbuh guru seperti kata pepatah “guru adalah sosok yang digugu dan ditiru.” Guru menjadi teladan bagi siswa.
Setiap kata dan sikap dari guru akan berpengaruh secara membekas kepada peserta didik. Meskipun keluarga dan lingkungan juga mempunyai peran yang sangat signifikan dalam pembetukan siswa, namun secara akdemik dan terstruktur guru mempunyai peran urgen dalam membentuk karakter siswa dalam belajar.
Guru dengan mindset tumbuh dapat menularkan energi positif kepada siswa. Cara guru mengajar tidak lagi tertumpu kepada kurikulum yang terlalu mekanis. Mereka tidak hanya mengejar kurikulum. Perlakuan guru terhadap murid juga akan berbeda, tidak ada lagi pendiskriminasian antara siswa cerdas dan tidak cerdas.
Kelas yang diasuhpun menjadi tempat yang aman untuk belajar. Dia mampu mendorong dan menggali potensi siswanya untuk kemudian berkembang sesuai keunikan masing-masing.
Guru ini mampu meyakinkan siswa bahwa otak dapat dilatih sebagaimana juga otot. Kecerdasan dapat berkembang seiring latihan dan waktu.
Sehingga anak-anak mempunyai harapan terhadap masa depannya sendiri. Siswa dibimbing agar tumbuh percaya diri.
Guru yang bermindset tumbuh juga percaya bahwa setiap siswa mampu mempelajari setiap pelajaran yang diajarkan. Karena, jika guru tersebut tidak percaya pada kemampuan siswanya, siapa lagi yang akan percaya kepada siswa tersebut.
Kita juga tau bahwa seseorang tidak akan belajar kepada orang yang tidak disukainya. Maka oleh karena itu seorang guru yang bermindset tumbuh akan membangun komunikasi dengan siswanya secara positif.
Kemudian berbicara dengan percakapan yang ringan tidak selalu mengenai pembelajaran. Sehingga kedekatan antara guru dan siswa dapat terbentuk.
Selanjutnya tidak lupa pula seorang guru yang bermindset tumbuh akan menjamin kelasnya aman bagi siswa membuat kesalahan dalam belajar. Karena pada sejatinya sekolah adalah tempat yang menyenangkan untuk berpetualang menemukan kebenaran dari serangkaian perjalanan yang salah.
*Pengaruh Mindset Tumbuh
untuk Siswa
Siswa dengan mindset tetap akan menganggap kecerdasan itu bersifat tetap, tidak perlu usaha yang berlebih dalam belajar. Harus selalu terlihat pintar, sehingga menghindari tantangan serta hambatan. Nilai menjadi tujuan akhir dari pembelajaran. Alergi terhadap kritik dan iri terhadap kesuksesan orang lain.
Sebaliknya, siswa yang telah diajarkan oleh gurunya dengan mindset tumbuh akan menyadari bahwa kecerdasan, keahlian dan kualitas lainnya bisa dikembangkan dan dilatih. Sehingga siswa ini berani mengambil resiko untuk menghadapi tantangan dan rintangan dalam belajar. Berusaha bukanlah hal yang tabu dalam belajar dan jatuh bangun dalam mengerjakan tugas adalah hal yang biasa.
Siswa yang bermindset tumbuh juga terbuka terhadap kritik yang diberikan sebagai umpan balik dalam belajar. Apabila ada siswa lain yang sukses, maka dia akan termotivasi serta akan belajar kepada siswa yang berhasil tersebut bagaimana cara mereka belajar.
Tujuan akhir belajar adalah bukan hanya mendapat nilai, namun lebih dari itu untuk memperoleh pengalaman belajar.
*Kurikulum Merdeka
Dalam kurikulum Merdeka yang sedang digalakkan sekarang ini, mengamanatkan proses pembelajaran berpusat pada siswa. Pencapaian Profil Pelajar Pancasila menjadi tujuan bagaimana akhir proses belajar terlaksana dalam kurikulum.
Mindset tumbuh sangat relevan dengan kurikulum merdeka. Karena dalam kurikulum ini setiap guru mempunyai keleluasaan dalam menyusun pembelajaran.
Guru dapat maju atau mundur dalam melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai fase yang telah ditetapkan. Sehingga terdapat ruang bagi siswa untuk mengekplorasi setiap materi sesuai dengan perkembangan masing-masing.
Guru dapat menerapkan mindset tumbuh dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Dikarenakan guru tidak lagi diburu dalam menuntaskan kurikulum akan berakibat pada ruang kreatifitas guru dalam melakukan pembelajaran. Sehingga akan akan berpengaruh pada sistem evaluasi yang digunakan. Dalam evaluasi guru diharapkan memahami bahwa siswa tidak dirangkingkan atau tidak dibandingkan dengan siswa lain dalam hal nilai. Masing-masing siswa bersaing dengan kemajuan dirinya sendiri. Sehingga proses penilaian akan mengacu kepada proses.
Akibatnya guru juga harus mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran yang berdiferensiasi baik pada konten, proses maupun hasil dari suatu pembelajaran.
Dengan adanya kurikulum yang lebih fleksibel ini, guru harus mampu mendorong rasa percaya diri pada siswa, dan meyakinkan mereka mampu untuk belajar dan berhasil. Mempunyai rasa aman dan nyaman dalam belajar dikarenakan kelas mampu menoleransi setiap kesalahan yang diperbuat dalam belajar.
Gurupun akhirnya mampu menjadi penolong bagi setiap siswa dengan menyajikan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, menarik dan mudah dipahami.
Inilah tantangan yang dihadapi oleh guru baik di jenjang pendidikan dasae maupun menengah. Namun semua itu harus dilakukan dengan cara mengembangkan kompetensi guru, kreatif dan inovatif.(*)