Oleh : Sartika
Kelas XII IPA SMAN 1 Simpang Kanan
Domisili di Desa Pertabas, Simpang Kanan, Aceh Singkil, Aceh
sore itu, aku duduk diteras rumah sembari menikmati suguhan secangkir teh dan membaca buku yang kupinjam dari perpustakaan sekolah dengan judul “Melihat Indonesia dari Sepeda” yang ditulis oleh Ahmad Arif.Dari buku itu aku mengetahui bahwa sejarah Indonesia tidak terlepas dari yang namanya sepeda. Setelah selesai membaca,mataku tertuju pada beberapa anak yang hendak berangkat mengaji di surau dekat rumahku dengan riang nya mengendarai sepeda. Seketika aku terbayang pada sebuah masa dimana orang-orang masih banyak yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi yang wajib dimiliki.
Ada yang menjajakan dagangannya, pergi kepasar, ada juga yang mengantar anak sekolah, bahkan anak sekolah itu sendiri yang rata-rata masih menggunakan sepeda. Betapa bersih udara dan indahnya pemandangan saat itu. Tidak ada berisik suara knalpot brong,tidak ada asap kendaraan yang menyesakkan, tidak ada kemacetan dan tidak banyak kecelakaan lalu lintas yang di sebabkan kendaraan. Membayangkannya saja membuatku ingin kembali ke masa itu.
Namun masa itu sudah berlalu, sekarang aku hidup di zaman serba cepat dimana waktulah yang mengatur manusia, bukan manusia yang mengatur waktu dan orang-orang lebih membutuhkan kendaraan yang bisa membuat mereka lebih cepat mencapai tujuannya seperti kata pepatah “time it’s money”. Salah satunya dengan menggunakan sepeda motor atau transportasi darat lainnya yang sebenarnya banyak menyebabkan polusi dan kemacetan yang membuat ketidaknyamanan saat berkendara.
Zaman sekarang sepeda hanya diminati sebagian orang dan dianggap remeh, lebih dianggap hanya sebagai alat olahraga, koleksi atau hobi saja. Padahal sepeda memiliki banyak manfaat salah satunya membantu untuk mengurangi polusi udara yang membantu mengubah bumi agar menjadi lebih sehat. Tapi itulah kenyataannya di zaman yang serba viral ini, sepeda hanya menjadi prioritas ketika sedang ngetrend saja.
Aneh rasanya jika aku hanya membicarakan orang lain, nyatanya aku sendiri juga lebih sering menggunakan sepeda motor daripada sepeda ,ya mungkin karena aku tidak punya sepeda hehe. Sejenak aku berfikir sambil kembali meminum teh ku yang mulai dingin, kenapa remaja zaman sekarang jarang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi mereka? dan aku juga menjadi salah satu dari mereka. Jika berdasarkan apa yang aku lihat, sepeda motor lebih kekinian dari pada sepeda. Pandangan itu jugalah yang membuat pengendara sepeda motor lebih keliatan hitz dari pada pengendara sepeda di era milenial ini.
Saat sedang serius membayangkan dan memikirkan tentang keberadaan sang kereta angin yang semakin jarang ditemui, Tiba-tiba datang seorang tamu tak diundang yang dari sebrang jalan sudah berteriak memanggil manggil namaku, dia adalah sahabatku Arif namanya. Ia datang untuk menunjukkan sepeda barunya yang dibelikan oleh bundaharanya(ibunya). Ia sangat gemar bersepeda dan selalu menggunakan sepeda untuk setiap aktivitasnya. Itulah salah satu hal yang aku sukai dari sahabatku itu, ia gemar bersepeda bukan hanya karena suka, melainkan karena baginya bersepeda menjadi langkah kecil untuk menjaga bumi tetap sehat.
Oleh sebab itu sebagai generasi penerus kita hendaknya tidak mengesampingkan dan memandang sebelah mata terhadap keberadaan sepeda, juga kepada pengendaranya. Bayangkan seberapa sehatnya bumi ini jika kita para remaja menggunakan sepeda sebagai transportasi sehari hari.Jika takut terlambat ke tempat tujuan, bangunlah lebih awal dan jangan jadikan terlambat sebagai alasan untuk menghindari penggunaan sepeda. Sama saja bohong namanya jika aku hanya berteori panjang lebar. Sesuatu tidak akan tercapai jika tidak dimulai, maka dari itu aku akan mulai dari diriku sendiri dengan membiasakan menggunakan sepeda untuk berpergian. Tetapi aku harus punya sepeda dulu hehe.
Kedatangan Arif sore itu menyudahi bayanganku tentang keberadaan kereta angin di masa sekarang ini. Kemudian aku pergi dengan Arif dan sepeda barunya mengelilingi desa dengan berdiri di boncengan belakang sepedanya itu sambil berkata dalam hati “ternyata sepeda gak kalah keren dari pada sepeda motor”, bagus tidak nya sesuatu itu tetap tergantung cara pandang kita masing-masing. ” Rif ke tempat pak Amar yuk, beli batagor”kataku.Arif menjawab “gass, kamu yang bayar haha”.