Oleh Muhammad Nazar
Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
Seperti apa sih peranan kita sebagai Pemuda dalam memajukan bangsa?Banyak pemuda kita yang tidak menyadari bahkan mengetahui apa peran mereka. Padahal, mereka memiliki peranan yang sangat penting. Di tangan mereka lah maju atau mundurnya, berkembang atau tidaknya bangsa ini di masa depan. Mereka adalah pemilik masa depan. Jadi, hanya mereka lah yang bisa menentukan masa depan dari bangsa.
Apalagi dunia saat ini sudah move on dari zaman kuno, dan memasuki era milenial yang disebut sebagai masa dimana teknologi berkembang dengan pesat dan menjadi sebuah gaya hidup bagi para generasi di masa kini.
Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi, tingkat persaingan juga semakin tinggi sehingga menuntut kualitas dan kinerja manusianya untuk lebih ditingkatkan. Pemuda harus mampu beradaptasi dengan cepat, belajar, dan menjadi lebih baik serta melakukan navigasi yang lincah dengan tepat agar dapat memecahkan setiap masalah.
Pemuda harus berada di garda depan, karena pemuda sesungguhnya adalah agen perubahan (angent of change ) yang diharapkan dapat membuat perubahan yang baik ke depannya.
Oleh sebab itu, jika kita membicarakan peran pemuda, sebenarnya sudah menonjol sejak zaman penjajahan. Bagaimana tidak, karena pemuda turut mengambil andil dalam kemerdekaan. Peran pemuda kala itu adalah bertempur melawan penjajahan dengan cucuran keringat dan darah. Kekuatan mereka dibutuhkan untuk merebut NKRI dari tangan penjajah.
Maka, perjalanan panjang negara kita hingga saat ini tidak lepas dari warna-warni yang diberikan pemuda yang peduli pada bangsa dan negaranya. Makanya, dalam pidato Ir.Soekarno baliau berujar ” beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia” . Ungkapan ini menyiratkan pesan yang sangat mendalam bahwa pemuda ada adalah generasi perubah atau agent of change.
Jadi, eksistensi pemuda adalah pembawa perubahan, dalam semua aspek kehidupan, termasuk perubahan sosial. Perubahan sosial erat kaitannya dengan pembangunan, baik individu maupun kelompok. Hal ini sejalan dengan peran pemuda sebagai Agent of Change masa depan bangsa menuju perubahan, pembangunan, dan kemajuan peradaban.
Nah, pemuda di era milenial, tentu mengalami banyak perbedaan yang menjadi ciri khas pemuda di era milenial dengan Pemuda sebelumnya. Salah satu perbedaan tersebut adalah adalah perkembangan teknologi sekarang ini yang telah menjadikan para pemuda milenial masuk dalam dunia digital.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dunia yang serba digital saat Ini merupakan salah satu media yang mempercepat perubahan hidup dan menjadi tantangan besar bagi generasi muda yang sering kita sebt sebaga generasi zaman now. Sebutan bagi kaum milenial untuk menggambarkan masa kini. Seharusnya kita jadikan patokan atau acuan bahwa kita sebagai pemuda harus bisa merubah keadaan bangsa dalam berbagai bidang sektor, yang satu di antaranya adalah sektor politik.
Jadi, ketika berbicara tentang politik pun, secara umum di dalamnya ada tanggung jawab. keberagaman harus dimaknai dengan kekayaan bukan untuk dipertentangkan. namun segelintir orang telah menyalahgunakan sehingga yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi atau harapan.
Katanya aktivitas politik identik dengan orang-orang yang merebut kekuasaan demi jabatan dan uang. Tak ayal kebanyakan dari pemuda menghindari dunia politik karena dianggap sebagai sarang kejahatan. Tanpa kita sadari inilah yang memperparah keadaan politik kita, baik dari kemampuan maupun integritas diri anak bangsa ini.
Ironisnya ini sudah dianggap hal yang lumrah. karena masalah politik sudah menjadi rahasia umum, di mana para pemangku kekuasaan adalah orang-orang yang mementingkan kepentingannya di atas kepentingan rakyat.
Tentu banyak sekali contoh masalah yang berkaitan dengan politik yang sering terjadi di Indonesia yangbsalah satunya adalah korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang sampai sekarang yang tidak menemukan titik terang untuk pencegahannya. Walaupun pada dasarnya, sudah ada hukum yang mengatur tentang KKN ini, namun, mereka seperti orang yang buta dan tuli akan hukum. Padahal mereka adalah orang-orang yang pakar di bidang hukum.
Sudah saatnya bagi para pemuda melaksanakan perannya sebagai Agent of Change yaitu mendorong terjadinya inovasi bangsa ke arah yang lebih baik, termasuk dalam politiknya. Para pemuda harus peduli dan optimis untuk menciptakan kualitas politik yang baik di negara yang tercinta ini. Perbaikan politik hanya akan terjadi apabila ada orang yang baik, profesional,dan berintegritas masuk ke dalamnya.
Dalam realitasnya politik di negara kita sudah lama dipegang oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, hanya karena jabatan dan uang semata mereka menghalalkan segala cara. Hal ini lah yang membuat politik kita menjadi kotor. Saya yakin apabila politik digunakan sebagai mestinya akan mampu mensejahterakan rakyat, memajukan pembangunan dan membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju.
Oleh sebab itu, dari bacaan saya ada lima karakteristik pemimpin yang baik sebagai Agent of Change pertama, memiliki visi yang jernih. Sebagai seorang pemimpin kita harus memiliki target yang jelas sehingga sistem kerja dapat disusun dengan baik dan dengan tahapan yang berkesinambungan. Kedua, memiliki kegigihan untuk mencapai target.
Ketiga, bersikap kritis dan analitis. Mengapa harus demikian? Karena Sebagai seorang pemimpin yang baik, kita harus menggunakan akal sehat untuk berpikir, sehingga tidak ada hal yang langsung ditelan mentah-mentah.
Ke empat sarat akan pengetahuan dan pemimpin dengan memberikan contoh bukan hanya dengan instruksi. Ke lima, membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang di sekitarnya. Dengan kata lain, kita sebagai pemimpin harus memiliki integritas agar dapat dipercaya.
Jadi, kunci dari kesuksesan negara ini ada di tanganm Pemuda Pemudi Indonesia, maka sadar untuk tingkatkan peranmu dan ketahui fungsimu bangsa ini. Lalu terapkanlah sebagaimana mestinya. Sudah waktunya pergerakan-pergerakan Pemuda Indonesia kembali bangkit. Kita adalah pemegang tumpuk perjuangan. Berjuanglah untuk mengembalikan sila kelima yang mulai pudar, “keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.”