https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Wednesday, October 1, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Anak Cerdas

Perempuan Dilarang Berpendidikan Rendah

Redaksi Oleh Redaksi
8 years ago
in Anak Cerdas, Gender, Pendidikan, Perempuan
Reading Time: 4 mins read
A A
0
5
Bagikan
50
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh : Isra Yauminnisa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fisip Unsyiah, Banda Aceh
“Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang perempuan wajib berpendidikan tinggi karena mereka akan menjadi seorang ibu. Ibu-ibu yang cerdas yang akan melahirkan anak-anak yang cerdas”- Dian Sastro
Pendidikan sangat penting untuk semua kalangan, tak terkecuali bagi perempuan. Berbeda dengan zaman dahulu, banyak orang yang sudah cukup puas dengan berbekal ijazah S1. Faktanya seiring perkembangan zaman, gengsi dan pesatnya persaingan di dunia kerja. Kaum laki-laki ataupun perempuan banyak berlomba-lomba untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
Namun tidak dapat dipungkiri juga, fakta tersebut hanya presentase dari sebagian kecil khususnya perempuan di Indonesia. Karena ada sebagian lain dari perempuan Indonesia yang memilih menikah dan menjadi ibu rumah tangga setelah tamat dari jenjang SMA. Ada yang beranggapan bahwa perempuan itu walaupun menempuh pendidikan tinggi, pada akhirnya akan menjadi ibu dan mengurus anak. Ataupun ada yang beranggapan menjadi ibu rumah tangga itu adalah pekerjaan yang mulia dibandingkan berkarir yang membutuhkan pendidikan tinggi.
Terlepas dari angapan-anggapan tersebut, perempuan harus berpendidikan tinggi. Pendidikan akan menjadi bekal bagi perempuan saat ia menjadi ibu ataupun sebelum ia menjadi ibu. Profesor Michael Crawford, peneliti dan ilmuwan asal Inggris, melakukan penelitian selama sepuluh tahun tentang pengaruh pengaturan makanan pada perempuan hamil dan bayinya.
Dia terkejut ketika mendapati begitu besarnya ketidakpedulian terhadap pengaruh gizi bagi otak yang sedang tumbuh, terutama selama bayi dalam kandungan. Setelah diteliti pada suatu studi Universitas menunjukkan bahwa 22 persen ibu muda berisiko tinggi, 9 persen di antaranya berisiko fatal bagi bayi mereka. Hal tersebut terjadi karena mereka tidak mendapatkan pendidikan ekstra.
Pendidikan amat penting bagi perempuan karena pendidikan mewarisi nilai-nilai yang baik bagi peserta didiknya. Di dalam pendidikan banyak hal-hal yang bisa diambil, selain ilmu pendidikan itu sendiri berupa wawasan, maupun pengalaman. Dunia pendidikan dapat memberikan pelajaran-pelajaran yang berharga dalam hal kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional pada perempuan. Kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional tidak akan didapatkan jika perempuan hanya berdiam diri di rumah dan hanya sekolah secukupnya saja.
Kecerdasan intelektual akan menghasilkan pola pikir yang berdasarkan logika, tepat, dan akurat. Seorang perempuan yang memiliki kecerdasan intelektual mampu mempersiapkan sesuatu dengan baik. Pada perempuan yang belum menjadi ibu. Saat sedang mengandung ia akan berusaha melewati masa mengandung dengan baik. Ia akan melakukan usaha-usaha agar anak yang lahir kelak akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Ia akan mempersiapkan dengan sebaik mungkin. Seperti mencari tahu makanan yang baik untuk jabang bayi yang akan lahir, dll.
Pada perempuan yang sudah menjadi ibu ia akan terampil dalam membesarkan anaknya. Ia akan menyusun srategi dalam membesarkan anaknya. Agar kelak anaknya menjadi seseorang yang sukses. Kecerdasan emosional adalah bagaimana perempuan dalam bersikap. Bagaimana ia bersikap ketika membesarkan anak-anaknya. Contohnya ketika seorang ibu menghadapi anaknya yang bandel, ibu dengan kecerdasan emosional ia tidak akan memarahi anaknya. Karena ia tahu itu bukan solusi dan bahkan akan berefek negatif pada psikologi anak. Tapi ia akan mengatasinya dengan cara yang bijak.
Menurut Anderson (dalam Mappiere, 1983), mengatakan bahwa faktor yang paling penting dalam tujuannya individu mencapai kedewasaan emosional adalah pengalaman yang individu dapat selama menjalani pendidikan formal.
Seorang penyair berkata “ibu adalah madrasah, jika kamu menyiapkannya maka dia menyiapkan generasi berkarakter baik “. Anak memasuki sekolah formal saat usia 5 tahun, saat usia 0 hingga 5 tahun yang akan mendidik anak dirumah tidaklah lain adalah ibu. Pada usia ini sangat dibutuhkan peran orang tua, terutama ibu.
Pada usia golden age ini otak anak mengalami perkembangan yang paling cepat dalam masa pertumbuhannya.  Pada masa ini, setiap informasi akan diserap anak baik berupa informasi yang baik maupun yang buruk dan akan menjadi dasar terbentuknya karakter, kepribadian, serta kemampuan kognitif. Kesuksesan anak ditentukan pada masa ini. Jika ibu memanfaat masa golden age ini dengan baik maka sukseklah anak tersebut dimasa depan.
Dr. Ben Hamel, mengatakan bahwa kecerdasan anak dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan kromosom X yang berasal dari ibu. kecerdasan anak sangat bergantung dengan ibunya bukan dari ayahnya. Jika menginginkan anak cerdas tidak dengan mencari ayah yang cerdas. Tapi kaum perempuan mulai lah mencerdaskan diri sendiri. Jadi Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang perempuan wajib berpendidikan tinggi karena mereka akan menjadi seorang ibu. Ibu-ibu yang cerdas yang akan melahirkan anak-anak yang cerdas di masa depan kelak.

📚 Artikel Terkait

MASJID RAYA BAITURRAHMAN BANDA ACEH

Tinjauan Kritis tentang Peran Perempuan dalam Sejarah Aceh

🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

SEANDAINYA AKU TAK MENJADI GURU

📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

Kurikulum UbD Sebagai Solusi Pemahaman Tingkat Tinggi bagi Peserta Didik
Artikel

Kurikulum UbD Sebagai Solusi Pemahaman Tingkat Tinggi bagi Peserta Didik

Oleh Redaksi
2023/02/03
0
195

Oleh: Rizki Hawalaina, S.Pd Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang II Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh   Pendidikan di era modern saat ini...

Baca SelengkapnyaDetails

Model Hadih Maja Antarkan Alfian Raih Gelar Doktor di UPI Bandung

Literasi Digital, Solusi Pembelajaran Online Lebih Optimal

Postingan Selanjutnya

Mahasiswa Berpangkat Wirausaha

Nilai Yang Bergeser

Si Capcin Yang Murah Meriah

Pulang ke Kampung Nenek

Ayah

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

🔥 Artikel Paling Banyak Dibaca

Kabar Redaksi
Kabar Redaksi
👁️ 1,648 pembaca 📅 2 Feb 2025
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
👁️ 1,874 pembaca 📅 7 Sep 2025
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
👁️ 1,779 pembaca 📅 11 Sep 2025
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
👁️ 1,373 pembaca 📅 7 Sep 2025
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00