https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Friday, October 31, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda #Gerakan Menulis

Menulis Resensi; Mengasah Literasi Santri Sejak Dini

Mahmudi Hanafiah Oleh Mahmudi Hanafiah
5 days ago
in #Gerakan Menulis, Literacy, Literasi, Menulis, pegiat literasi
Reading Time: 3 mins read
A A
0
7
Bagikan
65
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Tgk. Mahmudi Hanafiah, S.H., M.H.

*Dosen UNISAI Samalanga, Bireuen, Aceh*

Literasi menulis merupakan salah satu hal yang perlu ditumbuhkan menjadi sebuah tradisi di kalangan santri. Literasi menulis diindikasi olehf kemampuan membaca cepat dan memahami serta menganalisa isi bacaan kemudian menuangkannya dalam sebuah narasi atau bahkan dalam sebuah gagasan baru. Ada banyak hal yang bisa diselenggarakan oleh pihak lembaga pendidikan dalam memicu kemampuan literasi para peserta didik. Di antaranya, sebagaimana yang baru saja diadakan oleh Lembaga Pendidikan Islam Dayah Jamiah Al-Aziziyah Batee Iliek, adalah LMRB (Lomba Menulis Resensi Buku).

Lomba Menulis Resensi Buku (LMRB) di Dayah Jamiah Al-Aziziyah diadakan oleh Bagian Perpustakaan Dayah yang diketuai oleh Tgk. Fakrurradhi, M.Sos. Perlombaan tersebut dikoordinir oleh Tgk. Yuda Alfitra, S.Sos dan Tgk. Riezki Batuah, S.Pd. Lomba tersebut diselenggarakan sebagai salah satu bentuk kepedulian Dayah dalam menumbuhkembangkan budaya literasi sejak sini dalam diri para santri. _Kenapa tidak?_ Lomba tersebut tidak hanya ditargetkan kepada para santri jenjang kuliah, yang notabennya sesuai dengan level pendidikan mereka, melainkan juga ditujukan kepada santri jenjang SMK, bahkan SMP. Perlombaan tersebut melahirkan santri-santri yang mempunyai bakat dalam hal menulis. Hal itu ditandai dengan kemampuan mereka dalam membaca dan memahami isi buka, kemudian menuangkannya dalam bentuk narasi baru sesuai dengan hasil analisa mereka masing-masing.

Kegiatan-kegiatan seperti itu atau kegiatan lain yang serupa sangat perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berkelanjutan. Sebuah peribahasa dalam bahasa Arab menyebutkan: “_Qalilun mustamir khairun min katsirin munqathi’_”, yang artinya: ‘sedikit, tapi dilakukan secara terus menerus lebih baik dari pada banyak, tapi dilakukan secara terputus-putus’. Peribahasa tersebut menegaskan pentingnya konsisten dan kontinu dalam melakukan sesuatu. Suatu hal yang dilakukan secara totalitas bahkan sedikit memaksakan keadaan sama sekali tidak akan bermanfaat kalau hanya sebatas gebrakan bagaikan angin lalu. Akan tetapi, jika dilakukan dengan kontinu, walaupun tidak banyak hal yang dihasilkan setiap pelaksanaannya, lama-lama akan bertumpuk bak sebuah gunung yang berdiri kokoh dan akarnya menancap ke dasar bumi. Dalam peribahasa lain disebutkan, ‘_sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit_’. Begitulah perumpamaan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus. Butuh waktu yang lama untuk memetik hasil, tapi hasilnya pasti ada. Orang di seberang bilang, ‘_slow, but sure_’ (lambat, tapi pasti). Beda halnya sesuatu yang dilakukan umpama sebuah gebrakan, seolah-olah hasilnya sudah terpampang di depan mata, namun ternyata itu hanyalah fatamorgana.

📚 Artikel Terkait

Terlambat Jatuh Cinta

Jangkar SMKN 1 Jeunieb Hadirkan Pojok Baca di Kantin Sekolah

Perjuangan Masyarakat Aceh Memperkenalkan Budaya Aceh Di Denmark

Siswa SMAN 1 Ranto Peureulak Tampilkan Film Kolosal

Mendidik generasi muda agar tumbuh menjadi pegiat literasi, butuh kesabaran dan konsistensi dalam diri. Hal itulah yang sedang dijajaki oleh Lembaga Pendidikan Islam Dayah Jamiah Al-Aziziyah melalui kegiatan-kegiatan yang berbau literasi, khususnya dalam hal menulis. Tidak hanya LMRB yang baru saja diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, beberapa bulan yang lalu Dayah Jamiah Al-Aziziyah juga telah mengadakan beragam cabang perlombaan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1447 H, yang salah satu cabang perlombaan yang diadakan adalah lomba menulis artike ilmiah. Perlombaan seperti itu tentunya bisa menjadi pemicu bagi para santri untuk menggali potensi diri dalam hal menuangkan ide-ide dalam berbagai lembaran, baik cetak maupun digital.

Para generasi muda harus diberikan pemahaman bahwa menuangkan ide-ide positif dalam bentuk tulisan merupakan hal yang sangat dituntut oleh perkembangan zaman. Era 5.0 menawarkan beragam fasilitas yang sangat mudah diakses melalui AI (_artificial intelligence_), ‘kecerdasan buatan’. Melalui AI, orang-orang bisa melakukan banyak hal, termasuk mengolah data. Penyalahgunaan AI tentu saja dapat menyebabkan lahirnya berita-berita hoaks yang menjadi sumber perpecahan jika tidak dilakukan tabayyun sebelum dikonsumsi.

Dalam keadaan seperti itu, kehadiran para intelektual muslim berbekal pengetahuan agama dari karya klasik yang diintegrasikan dengan karya kontemporer dan dipadukan dengan pengetahuan umum sangat diperlukan. Para santri disemai sebagai benih unggul yang tumbuh dan berkembang sebagai pengisi ruang-ruang tersebut. Para santri dididik tidak hanya sebagai konsumen bagi perkembangan teknologi ke depan, akan tetapi juga sebagai produsen, baik untuk menanggapi isu-isu aktual maupun menawarkan gagasan-gagasan dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan agar tidak bertentangan dengan norma-norma yang telah ditetapkan.

Untuk itu, para santri diberikan kesadaran bahwa, hidup bukanlah semata untuk hidup. Buya Hamka pernah mengatakan, ‘_Kalau hidup hanya sekedar hidup, babi di hutan juga hidup._’ Ungkapan tersebut terkesan sangat sederhana, tetapi penuh sindiran dan makna. Hidup dituntut untuk kreatif dalam hal menaburkan manfaat bagi semua. Rasulullah pernah bersabda: _Khairunnas anfa’uhum linnas_, yang artinya: manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Menawarkan ide positif dan solutif lewat coretan tangan tentu saja merupakan salah satu hal yang bermanfaat bagi orang lain.

Para santri diberitahu bahwa dakwah (_nasyr_), yang merupakan salah satu tugas pokok mereka tidak hanya dengan menyampaikan mau’idhah lewat mimbar-mimbar atau podium. Coretan tangan yang disebarkan melalui media cetak maupun digital juga merupakan bagian dari bentuk _nasyr_ yang bisa diakses oleh siapapun dan kapanpun. Lebih dari itu, tulisan yang ditinggalkan menjadi bukti bagi generasi setelah kita, bahwa kita pernah hidup sebelum mereka. Oleh karena itu, lewat coretan singkat ini saya juga mengajak para pembaca sekalian untuk menulis. 

Sebagai penutup, saya menghimbau para pembaca sekalian: _Menulislah, agar namamu tetap bersemi, meskipun jasadmu telah bersemayam di perut bumi._

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

The Never- Ending Shuffle: Indonesia’s Education Curriculum Can’t Catch a Break
The Never- Ending Shuffle: Indonesia’s Education Curriculum Can’t Catch a Break
26 Oct 2025 • 106x dibaca (7 hari)
Garis Waktu yang Hilang
Garis Waktu yang Hilang
2 Oct 2025 • 62x dibaca (7 hari)
Spirit Nyi Eroh dan Terowongan Geureutee
Spirit Nyi Eroh dan Terowongan Geureutee
24 Oct 2025 • 53x dibaca (7 hari)
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
21 Oct 2025 • 52x dibaca (7 hari)
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 49x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share3SendShareScanShare
Mahmudi Hanafiah

Mahmudi Hanafiah

Related Postingan

Literasi

KAMPUNG YANG BERSIH DAN INDAH

Oleh Redaksi
2018/09/24
0
50

Oleh Nurul SyamsiyahPelajar  SMPN 4 Bandar Dua Pidie Jaya, AcehDesaku adalah desa yang sangat bersih dan indah yang terdapat di UleeGle, kabupaten...

Baca SelengkapnyaDetails

Mengikis Hoax, Mengikis Ketidaksejahteraan

Lee, Tetsuko dan Anak Kita

Postingan Selanjutnya

The Never- Ending Shuffle: Indonesia’s Education Curriculum Can’t Catch a Break

Relasi Kuasa di Balik Kisah Cinta Publik Figur

Wanita Pujaan

Menanam Kebaikan

Edukasi Anti Penipuan Online Pada Ibu Rumah Tangga 

Silahkan Komentar

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00