Dengarkan Artikel
Oleh Keysha Nurul
Diva nama kesayanganku yang biasa dipanggil oleh kekasihku, yaitu gabungan namaku dan namanya. Aku adalah slyang baru saja menyelesaikan studi di IAIN Ar-Raniry, Alhamdulillah aku bisa meraih gelar sarjanaku tepat waktu. Ketika Ijazah sudah di tanganku ,saat itu lah aku mulai berpikir kemana langkahku selanjutnya. Entah keberanian dari mana aku memberanikan diri mengambil kredit motor dengan maksud untuk mudah mencari pekerjaan, karena kebetulan pada saat itu tabunganku lumayan cukup untuk bisa mengambil kredit Motor. Tanpa mikir panjang, aku bergegas ke suatu Dealer Honda resmi dan Vario lah yang menjadi pilihanku.
Sebulan sudah berlalu, pikiranku mulai kacau bagaimana caranya membayar tagihan Motor baruku itu, karena sampai
pada saat itu belum ada kabar tentang kelanjutan lamaran pekerjaanku. Tepat di tanggal 5 September 2010, hari itu adalah hari pertama jatah tempo bayar kredit motorku, cuaca kurang bersahabat. Pada saat itu hari hujan sangat lebat , aku bingung bagaimana cara keluar rumah untuk membayar tagihan tersebut, karena pada saat itu aku belum mempunyai Baju Hujan (Mantel). Tiba-tiba tetanggaku yang kebetulan dia bekerja di daerah Batoh belum berangkat Kantor, aku berdiri di teras sambil melihat ke arahnya dan tersenyum.
Tetanggaku menyapa “Mau kemana DeK?” tanyanya, ? Mu ke Lampriet Kak jawabku,,,! Oooo ya udah bareng kakak aja tawarnya. Tanpa mikir panjang akupun setuju dengan tawarannya.
Kalau dipikir-pikir tidaklah begitu penting untuk membayar tagihan tersebut karena paling cuma Rp.3500 denda perhari ya bila dihitung-hitung tidak lah rugi bila aku tak membayarnya pada hari itu, karena cuaca sungguh sangat tidak bersahabat. Kami nekat menerobos hujan yang begitu lebat pada hari itu. Tiba lah aku di Lampriet tepat di depan RSUZA aku diturunkan oleh tetanggaku itu. Hujan masih sangat deras, aku bergegas berlarian menuju suatu perkantoran yang tak lain adalah kantor FIF Syariah tempat pembayaran kredit motor baruku itu.
Aku sangat risih karena dari pinggang sampai ke kakiku basah kuyup. Mantel cuma bisa melindungiku dari hujan. Ya, hanya setengah badan. Karena gak nyamannya itu, aku sempat bertanya kepada petugas kebersihan (Cleaning Service) “Gak apa-apa saya masuk ke kantor ini karena basah kuyup” Tanyaku.
Dengan tersenyum petugas itu menjawab “Gak apa-apa tenang aja, mau bayar kan?Silahkan ambil nomor antriannya, lagian semua paham kok di luar kan emang lagi hujan”. Silahkan masuk! Dengan ramahnya dia mempersilahkanku. Hatiku sedikit lega dari jawaban Cleaning Service tersebut.
Tanpa kusadari pada saat itu ada sesosok pria sedang memperhatikanku, dia duduk di kursi tempat para pengunjung menunggu panggilan. Karena di luar cuaca masih belum bersahabat. Setelah aku selesai membayar tagihan itu, aku kembali ke tempat duduk semula dan berharap hujan segera berhenti.
Tiba-tiba Laki-laki itu duduk tepat di hadapanku. Aku sempat bertanya di dalam hati siapa ini cowok? Tapi pikiranku cepat-cepat menepisnya. Pasti dia karyawan di sini, dilihat dari sekilas penampilannya. Karena rokku basah dan meneteskan air, aku mulai risih. Otakku mulai berfikir mungkin lebih baik aku menunggu hujan reda di luar saja. Kasihan si Petugas itu harus ngepel lagi akibat air yang menetes dari rokku. Aku pun bergegas keluar dan mencari tempat berteduh. Aku melihat sekilas dan kata hatiku di emperan Toko itu sepertinya cocok.
Toko Mentari yang kebetulan waktu itu tidak buka. Aku berdiri disana dan sungguh sangat merasakan kedinginan yang luar biasa, karena di samping hujan, angin juga sangat kencang.
Aku curiga kenapa si cowok aneh itu, seperti mau menuju ke arahku lagi. Aku sempat panik, ini cowok kok aneh, tapi gak mungkin dia cowok yang jahat dilihat dari penampilannya, “Pikirku” . Aku berusaha menenangi perasaan takutku. Secara tiba-tiba cowok itu berbicara kepadaku
” Aida ya,,? Orang Aceh Tamiang yach?? Katanya”
Bukan jawabku…
Oooo.. jawabnya,, kirain anak Aceh Tamiang karena wajahnya mirip sekali dengan teman kami.
Yang ada di pikiranku ini pasti trik seorang cowok bila ingin berkenalan , ah… trik lamaa gerutuku dalam hati. Kemudian si cowok misterius ini mengankat tangannya dan berkata boleh kenalan? Aku pun menjabat tangannya. Dan dia menyebutkan namanya begitupun aku.
Terasa sangat singkat dan terkesan sangat tiba-tiba perkenalanku dengan cowok misterius tersebut, karena langit masih saja menurunkan butiran beningnya. Kami pun larut dalam perkenalan itu. Aku sebenarnya merasa ada yang aneh, karena aku adalah orang yang sangat susah akrab dengan seseorang yang baru kenal, apalagi dengan seorang laki-laki, tapi entah mengapa aku merasa nyaman ketika ngobrol dengannya. Sampai terakhir kami menukar nomor handpone. Itulah pertama perkenalan kami.
Hari berganti, tanpa terasa aku mendapatkan kabar gembira, yaitu seorang sekretaris di tempat kerja yang kukirimkan lamaran pekerjaanku menelpon dan menyuruhku untuk ke kantor. Selain itu komunikasiku dengan cowok misterius itu masih berlanjut dah bahkan kami sudah sangat akrab. Kami sering sharing tentang pekerjaan, keluarga dan pribadi. Dari komunikasi tersebut kami merasa cocok dan merasa sangat nyaman. Aku selalu menceritakan tentang perkembangan bagaimana kelanjutan tentang pekerjaanku tersebut, karena dia mempunyai pengalaman yang lebih dalam hal pekerjaannya.
Jadi dia selalu memberikanku informasi yang pada saat itu sangat kubutuhkan. Dia pun selalu memberiku motivasi untuk selalu tersenyum dalam menghadapi masalah apapun. Dia selalu bisa membuat aku tersenyum dan merasa tenang ketika bertukar pikiran dengannya.
Komunikasi kami pun berlanjut, bukan cuma telepon lagi, kami sudah mulai bertemu untuk sekadar makan siang dan pastinya sharing tentang segala hal yang menyangkut diri. Kami melakoninya dengan perasaan yang tidak terbebani dan kami menikmati setiap pertemuan tersebut.
Hingga suatu hari dia mempertanyakan kepadaku bagaimana status hubungan kami.? Dan dia bertanya apakah aku nyaman dengan hubungan kita yang sekarang? Aku masih bingung dan belum bisa menjawab apa-apa. Aku cuma bilang “ aku nyaman dengan kamu, tapi aku belum bisa untuk membangun hubungan yang lebih dari sekarang” Dia pun bilang tidak apa-apa.
Hari demi hari kami menjadi begitu sangat dekat dan pada saat itu dia memanggilku dengan sebutan “Mama” dan aku memanggilnya “Papasaourus”. Intensitas pertemuan kami bertambah, selain makan siang, dan duduk bersantai sepulang kantor kami juga sering sholat bareng di masjid.
Satu hal yang sangat kusukai dari dirinya salatnya selalu dijaga. Pada saat itu aku merasa sangat beruntung memiliki seorang sahabat yang sangat perhatian dan care denganku, tanpa kusadari rasa itu mulai tumbuh, karena si cowok misterius itu selalu meyakinkan aku tentang cintanya, yang katanya dia ingin menjalani hubungan serius denganku.
16 Desember 2010, bertepatan dengan hari ulang tahun dia, pada hari bahagia itulah aku mengambil keputusan terbesar dalam hidupku yaitu memberanikan diri untuk menerima cinta tulus Si papasaurus. Kami bertemu di lapangan tugu dan aku memberikan kado Ultah buat dirinya seraya mengutarakan isi hatiku, kalau aku mau memulai dari nol tentang hubungan percintaan kami.
Aku merasakan kebahagian yang luar biasa pada hari itu, karena pada saat itu masih jam kantor, kami hanya sebentar bertemu, kemudian bergegas menuju kantor masing-masing. Dengan perasaan yang berbunga-bunga aku melakoni pekerjaanku hari itu, aku yakin dia juga seperti itu.
Setelah shalat ashar, HPku berbunyi.
Ada SMS masuk. Sudah kutebak pasti pesan dari Papasaoruz, dan ternyata benar dia mengajakku bertemu sepulang jam kerja di Alu Naga. Tanpa ragu sedikitpun dengan perasaan yang sedang berbunga-bunga akupun mengiyakannya.
Sungguh kebahagian yang tidak bisa kulukiskan. Hari-hari yang kulalui selalu dipenuhi oleh rasa cintanya, tidak pernah kami cekcok apalagi bertengkar. Dia cukup sabar menghadapi sikap kekanak-kanakanku yang terkesan agak sedikit manja. Dan itu alasannya dia sangat cinta kepadaku. Layaknya sepasang sejoli yang sedang dilanda cinta.
Hari-hari terasa begitu indah, apapun yang kulakukan dia selalu berpesan untuk memberitahunya, aku merasakan bahwa dia adalah Soulmate yang selama ini kucari, dia memperlakukanku menjadi seorang perempuan seutuhnya, ketika dia marahpun masih dengan marahnya cinta. Sungguh aku merasakan wanita yang sangat beruntung pada saat itu, “ sayang kau membuat hidu ku lebih indah” sungguh tidak ada satupun kalimat yang bisa mewakili perasaanku pada saat itu.
Hari berganti hari, bulan terus berganti tanpa terasa sudah 6 bulan kami menjalani kedekatan itu, aku kurang suka dengan istilah pacaran jadi kami menyebutnya dengan hubungan memiliki dan dimiliki, dimana kesetiaan dan kejujuran yang sangat diutamakan dalam segala hal.
Sebenarnya aku merasakan sesuatu hal yang berubah dari sikapnya, yang selama ini dia selalu ingin berada di dekatku, selalu kangen begitulah katanya, tapi mulai dari bulan April aku mulai merasa bahwa seperti ada sesuatu yang disembunyikan dariku. Aku berusaha mencari tahu dan selalu berusaha berpikir Positif tentang perubahan sikapnya, karena aku tahu My Heart-ku itu orangnya “Moodian” Moodnya itu suka berubah-rubah. Kami masih juga ketemu meskipun intensitasnya memang berkurang karena pada sat itu pun pekerjaanku memang lagi sibuk-sibuknya begitupun dia yang pada saat itu sedang dipromosikan untuk naik jabatan.
Namun komunikasi masih sangat lancar, ketika dia mau membeli Motor baru pun ia menanyakan pendapatku, “menurut adek, abang bagusnya ngambil motor apa? Beat, Vario CW, atau Spaccy? Katanya aku bilang “ kalu Beat kereta kakek abang juga Beat, terus liat fostur tubuh abang kurang cocok, kalau Vario CW sama dengan kereta dek, soo Spaccy the best chooise kataku,”. Oke jawabnya…. Masih kuingat Spaccy tunggu kami katanya… sambil kami tertawa dengan renyahnya.
Tak ada hujan, angin maupun badai tiba-tiba mimpi buruk itu terjadi. Dia sms aku pada malam itu tepat tanggal 1 juli 2011, malam jumat pukul 22.43. HPku bunyi tanda SMS masuk. Aku segera membukanya karena sebenarnya aku memang lagi ngetik SMS mau bilang “Met bobok Sayang , Adek Sayang Abang, jangan pernah tinggalin adek” itu lah pesan yang ingin kukirim ke HPnya. Namun kubatalkan karena SMS masuk dan aku yakin itu pasti Dia, Masih sangat kuingat isi SMSnya” dek abang mau curhat”. Kuhapus sms yang ingin kukirim ke dia, aku membalasnya “ mau curhat apa?” dia juga membalas “ Curhat tentang Dek” entah kenapa perasaanku sungguh tidak nyaman, gelisah, takut, bimbang, semua campur aduk, karena beberapa hari yang lalu mataku sebelah kanan selalu kelilipan.
Ketika kutanya pada ibu-ibu tetanggaku, dia menjawab “Mau nangis itu”. Dan ternyata benar bagaikan ditimpa beban yang sangat berat di atas kepalaku, ketika membaca SMS balasan dari dirinya” Abang rasa ini saatnya kita mengakhiri semua ini sebelum kita melangkah lebih jauh. Abang merasa sudah tidak ada kecocokan lagi di antara kita” .
Rasanya kiamat terjadi malam itu. Tanpa kusadari air mataku tumpah ruah membasahi pipiku. Lidahku seakan kelu tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Aku tetap SMS dan bilang pada dia kalau aku tidak bisa terima semua itu, karena aku sangat mencintai dirinya.
Aku bermohon bahkan mengemis padanya malam itu, aku tak perduli dibilang wanita yang cengeng dan tak da rasa malu mengemis cinta kepada laki-laki. Tapi usahaku sia-sia, dia tetap bersikokoh dengan pernyataannya kalau dia ingin mengakhiri hubungan denganku.
Pagi hari menjelang, mataku sembab karena semalaman aku menangis dan tidak bisa tidur. Karena hari itu Sabtu kantorku libur, berbeda dengan kantornya yang tetap buka apalagi dia yang baru naik jabatan. Aku minta untuk bertemu dengan dirinya, aku mau mendengar langsung dari mulutnya sama seperti dia mengutarakan cintanya dulu, secara langsung kepadaku.
Dia pun setuju untuk bertemu kami sepakat jam 14.00. kami ketemuannya di seputaran Lampriet, tapi 2 jam lebih aku menunggunya di Mesjid Lampriet, dia tidak juga datang. Tepat jam 16.20 azan ashar berkumandang dia sms aku kalau dia sudah berada di dalam masjid dan menunggu aku di tempat parkiran setelah selesai shalat. Setelah shalat dan meminta semoga Allah memberiku kekuatan untuk bertemu dia. Satu hal yang tak ingin kulakukan di depan dia adalah aku tidak mau menangis. Bukannya gengsi, tapi aku masih ingat pesannya dulu ketika kami masih berhubungan “jangan pernah nangis di depan umum”. Aku masih ingat pesannya tersebut.
Terjadilah pertemuan tersebut, tepatnya diWaroeng Nasi BU ATUN. Kami duduk berhadapan, wajahnya sangat ceria dan seperti tidak terjadi masalah apapun. Itulah yang bisa kulihat dari raut wajahnya. Dia masih saja tersenyum dan menawarkan aku mau makan apa?
Sungguh sampai pada saat itu sedikit makanan pun belum ada di perutku, tapi aku menolak untuk makan. Dia langsung memesan makanan kesukaannya Lontong Pecal, tanpa merasa bersalah dan terkesan mengacuhkan aku. Dia menyantap makanan itu dengan lahapnya, dengan sisa kekuatan dan keberanian di hatiku, aku memberanikan bertanya kepadanya,
“apa alasan abang mengakhiri hubungan kita?”
Dia menjawab karena abang sudah tidak sayang lagi sama adek, dan abang merasa bosan. Tanpa rasa bersalah kalimat itu keluar dari bibirnya, seperti lahapnya makanan yang dimakannya.
Dengan tertatih, aku berkata mengapa baru sekarang bosan itu ada. Dia menjawab,, yaaaccchh… mana tahu abang, kalau baru sekarang tumbuh rasa bosan itu. Dulu abang memang sangat sayang dengan adek, dan bahkan abang punya niat serius sama adek, tapi gak untuk sekarang.. katanya, dan sambil tersenyum.
Aku Cuma menunduk, dan terhenyak lemas,, kemudian dia melanjutkan pembicaraannya. Seharusnya adek bersyukur sekarang rasa bosan itu hadir dari pada kita sudah menikan dan abang bosan dengan dek, maka abang akan ceraikan dek, kan lebih sakit dek? Ya sudahlah lah sambil dia menggemgam tanganku. Terima sajalah dek dengan ikhlas dan sikap yang dewasa. Abang yakin adek lama-kelamaan pasti bisa kok ngelupain abang. Memang itu butuh waktu, kan gak lucu katanya gara-gara abang putusin adek masuk rumah sakit jiwa, sambil dia ketawa dengan sangat terlihat jelas rasa gembira dan rasa puas di wajahnya.
Lagi-lagi aku terhenyak mendengar pernyataan tersebut,, dia melanjutkan lagi,, abang bosan dek, dan hal itu gak mungkin bisa berubah mau adek nangis dan memohon di depan abang, abang tetap tidak bisa, rasa sayang abang itu sudah tidak ada lagi buat adek, dan di usia abang yang sekarang abang ingin mencari seseorang untuk serius dan kalau keluarga abang setuju dan cocok abang akan segera menikah terus. Maaf dek, tolong jangan paksa abang untuk mencintai dek lagi, karena abang bosan sama dek. Ngerti dek Kan bosan? Dia mengeraskan suaranya dan berkata abang kecewa karena adek gak lulus PNS kemaren. Padahal abang sangat berharap akan hal itu, abang suka cewek yang pakai baju dinas yang hari-harinya itu disibukkan dengan pekerjaan. Itulah alasannya memutuskan hubungan cinta kami.
Tubuhku lemah, seakan tak ditimba beban yang sangat berat. Dia bangun dari tempat duduknya karena sudah menyelesaikan makannya. termenungku sendiri di warong tersebut.. Dengan sisa-sisa tenaga yang masih tersimpan, aku berusaha bangun dan mengambil motor kesayanganku dan terus melaju dengan linangan air mata. Sungguh cerita cinta yang sangat menyayat hati, namun itulah kisahku, semoga hal ini cuma terjadi kepadaku, dan tidak ada lagi perempuan yang bernasib malang seperti aku. Semoga kisah nyata ini hanya aku yang mengalaminya, karena itu sangat sangat sangat sakit..
By acik nova
Ujung bate
THE END