Dengarkan Artikel
puisi Marlin Dinamikanto
namaku el_Sayem
perempuan asli Gunungkidul
dulunya sering dipanggil Iyem
kembang desa Gua Pindul
dusun Gelaran Satu tempat lahirku
berjuang hidup menepis angan
melipat keinginan yang tak perlu
sebab simbok hanya bakul janganan
namaku el_Sayem. Dulunya Samiyem
lulusan SD Negeri Sokoliman
tak bercita-cita menjadi bintang pilem
meskipun banyak tetangga yang kedanan
bahkan aku tak punya cita-cita
selain menjadi anak wedok
tetap dicintai simbok dan calon mertua
sebab aku pintar njangan lombok
kata tetangga parasku cantik luar biasa
begitu juga kata pengilon di lemari
aku suka senyum di sana. Oh, indahnya
tapi kemiskinan membuatku tahu diri
aku sering ngumpet saat anak Pak Lurah
melintas depan pekarangan rumahku
mondar-mandir dengan odhok merah
kadang berhenti di bawah pohon jambu
pernah juga mahasiswa KKN bertandang
sambil plirak-plirik merekam omongan simbok
tapi perempuan di sebelahnya meradang
sampai di teras pipinya kena tabok
ada juga anak ustadz yang menulis surat
dengan sampul berwarna merah jambu
katanya mencintaiku dunia akhirat
lalu mengajak menikah di hari Sabtu
📚 Artikel Terkait
tapi umurku baru lima belas ketika itu
terlalu dini untuk menikah kata ibu-ibu pekaka
simbok pun menurut tidak jadi ngepek mantu
anak pak Ustadz yang masih tetangga
seluruh tlatah Bejiharjo kenal siapa Iyem
sayang, aku yang ngetop harus ke Jakarta
ikut ndoro Danang yang diam-diam kesengsem
sejak itu aku punya angan dan cita-cita
bahkan ndoro Danang resmi melamarku
disaksikan Pak Camat dan Pak Danramil
nama Pak Lurah juga tercatat di buku tamu
dan aku dilamar bukan karena hamil
namaku el_Sayem. Bukan Samiyem
istri Raden Mas Danang Purwasentika
akad nikahnya disaksikan bintang pilem
resepsinya nanggap Broery Marantika
tak apa menjadi istri ndoro Danang
bujang tua yang tak lagi bisa bercinta
tapi dia lelaki yang selalu aku kenang
sebab dia mengajariku punya cita-cita
dialah yang memberiku nama el_Sayem
bukan Samiyem anaknya bakul janganan
tapi Komut Grup Sidem Permanem
punya karyawan seratus lima puluhan
namaku el_Sayem, dulunya Samiyem
randa sugih yang tidak mudah kesengsem
tetap mengenang simbok yang bakul janganan
setiap bulan tak lupa nyekar ke kuburan
namaku e_Sayem, dulunya Samiyem
randa sugih yang tak punya keturunan’
sebab aku tak pernah bercinta
hingga manopose di ujung usia
tiba-tiba aku rindu dipanggil Iyem
perempuan asli Gunungkidul
sebab namaku Samiyem. Bukan El_Sayem
berkebaya lurik jalan midal-midul
sekarang aku berkemas. Siap berangkat
kapanpun dipanggil Malaikat
tulis batu nisanku dengan Samiyem
sebab aku bukan el_Sayem
bukan el_Sayem
Martupat, 5 Agustus 2017
🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini


















