Sketsa karya Raoof Haghighi
SKEMA
(Sketsa Ramadan)
Akmal Nasery Basral
(@akmalbasral)
Di zaman ketika pertalite disulap menjadi pertamax oleh para pengoplos brilian pengejar cuan, bulan Ramadan adalah panggung pertunjukan puasa oplosan yang kian gila-gilaan.
Siapa yang menjadi aktor utama? Ini beberapa cirinya.
Mereka aktif setiap ada buka puasa bersama, tapi mendadak gaib ketika salat magrib. Rajin donasi sedekah dan santunan dengan tangan kanan, namun dari hasil gratifikasi dan rasuah yang diterima tangan kiri.
Mereka makan sahur sembari nonton liga sepak bola di seberang benua dengan penuh semangat, lantas tertidur pulas sepuluh menit sebelum azan subuh menghangatkan jagat. Mereka fasih mengutip kata-kata mutiara tokoh dunia, tetapi enggan membaca firman Sang Pencipta-dan-Penata Kata nan Maha Rahim dan Maha Rahman.
Praktisi puasa oplosan mampu mengosongkan mulut dari makanan dan minuman seharian, namun tak pernah mau membebaskan lisan dari menggibah dan menggunjing orang lain. Lidah pelaku puasa oplosan begitu ringan menebar puja-puji, menjilat kanan-kiri, namun begitu berat mengucapkan sepotong salawat nabi.
Pelaku puasa oplosan mudah menangis melihat saldo tabungan, indeks saham atau aset kriptonya menyusut, namun tak bisa meneteskan air mata saat keningnya menyentuh permukaan sajadah yang lembut, mengingat malaikat maut yang setiap saat bisa datang menjemput.
Pendek kata, puasa oplosan ibarat beras oplosan. Dikemas dan dibandrol sebagai produk premium, namun sejatinya cuma akal-akalan untuk pengaturan kesan. Siapa yang piawai melakukan pencitraan seperti itu?
Tak perlu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Mungkin kita pelaku utama puasa oplosan itu: ketika Ramadan tiba dan melihatnya sebagai beban. Tetapi atas nama gengsi yang bisa berdampak terhadap pamor dan popularitas, maka di muka publik kita menampilkan diri bak orang-orang beriman yang bersukacita menjalani keyakinan sepenuh napas.
Mumpung masih hari pertama puasa, mari sama-sama menguji kadar oplosan diri kita masing-masing, Saudaraku.
1 Ramadan 1446 H/1 Maret 2025