Dengarkan Artikel
Oleh Febri Mira Rizki
Barakallah, tepat 22 tahun sudah Majalah POTRET hadir menemani banyak penulis yang sudi kiranya telah berkontribusi dan memublikasi karya bersama. Dari Majalah POTRET yang dicetak per edisi dengan berbentuk lembaran kertas, sampai akhirnya pada saat ini sudah berbentuk online, namun tetap menyapa masyarakat yang kerap menjadi pembaca setianya.
Majalah POTRET sungguh berkesan bagi saya pribadi, karena telah beberapa kali memuat tulisan saya berupa Puisi, Artikel, Opini, Kisah Inspiratif, dan lain-lain, juga pernah mengapresiasi tulisan peserta didik tempat saya mengajar dengan memuat karya mereka, berupa Puisi dan Artikel sesuai praktik dari teori pada materi pembelajaran yang berlangsung di kelas.
Tahun lalu adalah kisah inspiratif saya yang dimuat oleh Majalah Potret Online. Pembaca dapat mengaksesnya pada link berikut: https://potretonline.com/2024/12/izinkan-saya-berbagi-kebahagiaan-yang-diraih-bertubi-tubi/ namun hal baru tersebut mengalahkan rasa rindu saya ketika mengenang awal pertama menjadi cover Majalah POTRET yang terbit Edisi 74 Tahun XI/2014.
Mengenang 10 tahun berkarya bersama majalah ini membuat gejolak di hati lebih membara. Menuntut saya agar senantiasa konsisten menulis dan tetap menjadi perempuan yang tidak akan pernah berhenti berprestasi. Pada saat itu saya diwawancarai sebagai “Penulis Produktif Yang Terus Melejit”pada Rubrik Blitz.
Semoga sampai hari ini judul tersebut terus ter-aamiin-kan dalam kehidupan saya.
Seperti mottonya, Majalah POTRET merupakan media perempuan kritis dan cerdas. Saya berharap dewasa ini banyak perempuan yang melek dengan ilmu pengetahuan. Jangan pernah merasa kodratnya hanya menjadi seorang anak perempuan, seorang istri, dan orang tua/ seorang ibu dari anak-anaknya saja, namun di balik perannya tersebut, perempuan harus bangkit menjadi sumber dari segala ilmu untuk kehidupan yang ada di dunia ini.
Benarlah, perempuan adalah madrasah pertama bagi generasinya kelak. Oleh karena itu sudah hal yang lumrah jika emansipasi bagi kaum ini bukan untuk menyaingi tugas dan peran lelaki, namun diberikannyalah ruang bagi perempuan untuk mengembangkan kemampuan diri. Bukan hanya sekadar tahu dapur, sumur, dan kasur, tetapi juga tahu dunia dapat dijelajahinya.
Saya sebenarnya punya keinginan khusus, jika Majalah POTRET kembali lahir dalam edisi cetak, agar lembaran-lembarannya dapat dibolak-balik kembali sambil menikmati bau kertas yang memanggil hati untuk membacanya, namun zaman kian canggih, agaknya hal tersebut menjadi pertimbangan. Ada pro dan kontra, ketika internet sudah merambah, Majalah POTRET yang kini bermetamorfosis sebagai Potretonline.com, dapat diakses kapan saja.
Tentu akan mempermudah dalam penyebaran beritanya. Terima kasih saya kepada Bapak Tabrani Yunis yang telah memberi wadah kepada sesiapapun yang mau menulis untuk Majalah POTRET sampai saat ini. Tidak memandang penulis pemula (newbie) atau penulis senior sekalipun, semua karya mereka diterima tanpa pandang bulu. Apresiasi luar biasa kepada Majalah POTRET agar terus berjaya, sukses, dan hadir selalu mengisi media massa pembaca Aceh khususnya, bahkan sampai belahan bumi manapun.
Aceh Tamiang, 12 Januari 2025
Bionarasi
Febri Mira Rizki, lahir di Batuphat Timur, 09 Februari 1990. Pernah menjuarai lomba kepenulisan. Karyanya terbit di media lokal, nasional, internasional, dan termaktub dalam puluhan Antologi, juga buku puisi pribadi “Senarai Hati”. Pernah menjadi Juri, Narasumber, dan Pemateri. Mendapat WSC Award Tahun 2012 sebagai Penulis Buku dan Puisi Terproduktif. Penerima Anugerah Literasi Indonesia pada Wisata Literasi Nasional Aceh Tahun 2024 sebagai Guru Inspirator oleh Forum Indonesia Menulis. Mendapat Juara 1 bertahan pada tahun 202