https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Monday, October 6, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Artikel

Arya Sinulingga, STY, dan Opera Sabun

Redaksi Oleh Redaksi
9 months ago
in Artikel
Reading Time: 2 mins read
A A
0
5
Bagikan
52
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Rosadi Jamani

Di bawah langit mendung sepak bola Indonesia, drama terbaru mengguncang panggung. Arya Sinulingga, salah satu Exco PSSI, berdiri di tengah badai hujatan, ancaman, dan tentu saja meme-meme yang terlalu kejam untuk disebut seni. Alasannya? Pemecatan Shin Tae-yong. Pelatih Korea kesayangan bangsa. Sang pembawa harapan. Sang penenun mimpi. Kini tersingkir.

Arya tak tinggal diam. Ia mengangkat pedangnya atau lebih tepatnya, ponselnya dan menulis, “Saya akan melaporkan akun-akun penyebar hoax, fitnah, dan ujaran kebencian ke polisi!” Sebuah deklarasi perang yang terdengar gagah. Tapi tunggu dulu. Warganet, yang terkenal tanpa takut, justru menjawabnya dengan komentar, “Coba aja, Pak. Kami tunggu.”

Lalu dimulailah perang.

Arya maju dengan dalih moralitas, “Kritik silakan, tapi jangan hoax!” Warganet balas menyerang dengan pasukan meme bertopeng anonim. Narasi dibangun, teori konspirasi digoreng. Ada mafia, ada iluminati, bahkan ada alien yang diam-diam memecat Shin Tae-yong dari balik layar. Sungguh, sepak bola Indonesia bukan sekadar olahraga. Ini adalah opera sabun tanpa jeda iklan.

Arya mencoba menjelaskan. Katanya, keputusan memecat Shin Tae-yong adalah pengorbanan besar. PSSI harus membayar kompensasi puluhan miliar. “Ini uang beneran, bukan daun monopoli,” ujarnya penuh penekanan. Tapi apa peduli warganet? Mereka tetap berseru, “Kami cuma mau STY balik!”

📚 Artikel Terkait

🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

Panggung Politik

Pahlawan Nasional Teungku Chik Di Tiro Muhammad Samandan Syekh Ahmad Khatib

Kegagalan Yang Tidak Menggagalkan

Arya menambahkan, “Kalau kami mau aman, pelatih lama dibiarkan saja. Tapi ini demi masa depan sepak bola Indonesia!” Masa depan? Sebuah konsep yang terlalu abstrak untuk warganet yang hidup di hari ini, sekarang, detik ini. Mereka tak butuh masa depan. Mereka butuh Shin Tae-yong di sini, saat ini, lengkap dengan jaket hitam dan senyum misteriusnya.

Di akhir narasinya, Arya menyerukan mantra sakral, “Semua ini demi merah putih!” Sebuah kalimat yang biasanya memancing haru, tapi kali ini tenggelam di antara suara keyboard dan notifikasi komentar penuh sumpah serapah.

Warganet, seperti biasa, tak peduli. Mereka terus menggugat. Mereka menuntut jawaban. Mereka menciptakan gelombang badai yang tak akan surut, bahkan jika Arya melapor ke polisi, interpol, atau sekalian ke PBB.

Sepak bola Indonesia adalah epik tanpa kesimpulan. Arya bertahan. Warganet menyerang. Shin Tae-yong sudah pergi, tapi bayangannya tetap menghantui. Drama ini tak akan selesai. Karena di negeri ini, bola memang bundar, tapi konfliknya selalu berputar-putar tanpa akhir.

Di tengah semua itu, kita tetap menonton. Karena, mau seabsurd apa pun dramanya, sepak bola Indonesia adalah hiburan terbaik yang tak pernah kita minta, tapi selalu kita terima.

#camanewak
Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Tags: #Opera Sabun#Sepakbola#STY
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

SUSAHNYA MEMIMPIN SENIMAN, JUGA PENULIS
Artikel

SUSAHNYA MEMIMPIN SENIMAN, JUGA PENULIS

Oleh Redaksi
2024/08/29
0
51

  *Denny JA “Memimpin seniman itu lebih susah dibandingkan memimpin negara.” Demikian kelakar Gus Dur, menceritakan pengalamannya ketika memimpin Dewan...

Baca SelengkapnyaDetails

Dana Desa dan Qurban yang Hilang. Tragedi Ketimpangan di Serambi Mekkah

Pendidikan Pada Sebuah Persimpangan: Antara Teknologi dan Kemanusiaan

Postingan Selanjutnya
Puisi-Puisi Thomas Krispianus Swalar

DIA ALFA DAN OMEGA

Prof.Dr.Wahyu Wibowo :  Menelusuri Imaji Liar dalam Puisi Memukau Karya Pulo Lasman Simanjuntak

Prof.Dr.Wahyu Wibowo : Menelusuri Imaji Liar dalam Puisi Memukau Karya Pulo Lasman Simanjuntak

Friendship Karina and Dianda: Cooking Class

Friendship Karina and Dianda: Cooking Class

Rempah yang Bertuah

Rempah yang Bertuah

Gaza yang Tak Pernah Padam

Gaza yang Tak Pernah Padam

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

🔥 Artikel Paling Banyak Dibaca

Kabar Redaksi
Kabar Redaksi
👁️ 1,898 pembaca 📅 2 Feb 2025
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
👁️ 2,070 pembaca 📅 7 Sep 2025
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
👁️ 1,965 pembaca 📅 11 Sep 2025
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
👁️ 1,512 pembaca 📅 7 Sep 2025
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00