https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Wednesday, May 14, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Artikel

Makanan Anak-Anak Zaman Yang Mengancam Kehidupan

Redaksi Oleh Redaksi
1 year ago
in Artikel, Edukasi, Ekonomi, Gaya Hidup, Literasi, POTRET Budaya
Reading Time: 4 mins read
A A
0
6
Bagikan
57
Melihat

Oleh Tabrani Yunis

Sebagai orang tua dari tiga anak, Ananda Nayla Tabrani Yunis, Aqila Azalea Tabrani Yunis dan Arisya Anum Tabrani Yunis, sering sekali terpaksa harus merepet dengan ketiga anak ketika berhadapan dengan masalah makanan.  Merepet karena berbeda selera makan. Sang ayah yang merupakan generasi baby boomer, punya selera dengan makanan-makanan rumahan. Maksudnya makanan yang dimasak di rumah dengan menu makanan yang lebih sehat, karena tidak menggunakan micin atau penyedap dan pengawet. Juga bukan makanan cepat saji atau fast food. Ketika membeli ikan pun cenderung memilih ikan  segar, terhindar dari kemungkinan penggunaan boraks. Bahkan memilih ikan yang tergolong enak.

Begitu pula halnya dengan kebutuhan sayuran, yang membantu memperhatikan kecukupan gizi dan vitamin.  Ditambah lagi dengan kebutuhan akan buah-buahan, sehingga ajaran untuk memenuhi kebutuhan empat sehat, lima sempurna, pun bisa terpenuhi di keluarga. Tentu saja, sebagai orangtua yang tergolong dalam kategori  generasi baby boomer sudah lama belajar mengenai makanan sehat.

Jadi, bagi generasi baby boomers memakan makanan-makanan yang alami, seperti ubi (casava), ketela, sagu, pisang, janeng dan sejenisnya adalah hal yang sudah biasa dan bahkan bisa memakan segala jenis makanan, baik sebagai makanan pokok, maupun sebagai makanan pengganti beras dan makanan tambahan.  Ya, generasi baby boomers adalah generasi yang bisa dan terbiasa memakan segala macam makanan, baik jenis, rasa. Bisa memakan yang manis, hambar, asin, asam, hingga yang pahit seperti daun pepaya dan lain-lain. Sehingga makanan kaum baby boomers sangat banyak ragam atau jenis serta rasa yang bisa dinikmati sekaligus menjadi obat. Bervariasi dan alaminya makanan generasi baby boomers, secara kesehatan bisa lebih baik dan bahkan memiliki daya hidup ( survival) yang lebih baik. Lebih siap dalam menghadapi bencana kelaparan.

Namun, kebiasaan dan pola makan kaum baby boomers ini sangat jauh berbeda dengan anak-anak generasi zaman now.  Barangkali para pembaca bisa mengamati atau bahkan sudah tahu perilaku pola makan anak di rumah sehari-hari. Ya, mari kita amati lagi pola makan, atau konsumsi mereka di rumah. Bisa jadi, apa yang penulis hadapi dengan ketiga anak di rumah dan dalam kehidupan sehari -hari. Ada pola makan yang sama dengan anak-anak penulis selama ini dibandingkan dengan kaum generasi baby boomers.

Bila kita cermati atau amati pola makan anak-anak sekarang, kita menemukan beberapa fakta. Pertama, generasi zaman now  yang juga masuk dalam kategori generasi Z dan A, sesuai dengan perkembangan zaman, generasi ini yang sedang diserang dengan berbagai macam ragam makanan siap saji, dibandingkan dengan makanan yang disiapkan di rumah. Mereka lebih suka makanan fast food itu, tanpa peduli dengan segala macam bahan yang menakutkan, seperti penyedap, pengawet dan perwarna dan lain-lain, baik makanan olahan lokal. Bahkan mereka merasa lebih bangga dan merasa bergengsi mengonsumsi makanan global tersebut, walau dikatakan itu dengan sebutan junk foods, seperti di negeri asalnya. Namun, mereka tidak peduli.

Kedua, kecenderungan generasi milenial, generasi Z dan A sangat suka mengonsumsi beragam makanan daging ayam potong yang dikemas dalam kemasan ayam geprek, ayam penyet dan lain-lain yang sesungguhnya bisa membahayakan kesehatan, karena dikonsumsi  terus menerus. Mereka tidak suka  mengkondisi ikan yang begitu banyak jenis dan ragamnya, serta lebih sehat dan dibutuhkan oleh tubuh. Anehnya, ketika ayam tidak tersedia, mereka tetap memilih tidsk makan. Ini adalah pola konsumsi makanan yang tidak baik dan tidak sehat. Mereka cenderung memiliki keterbatasan konsumsi  makanan daging dan telur yang mengandung protein.

Bukan hanya itu, dalam hal konsumsi sayur juga mengalami disrupsi. Banyak anak dan remaja yang berstatus generasi milenial, Z atau A yang tidak suka makan sayur-sayuran hijau yang sesungguhnya sangat dibutuhkan oleh tubuh yang ingin sehat. Namun, kenyataannya banyak orangtua yang kesulitan menegajak anak-anak mereka mengonsumsi sayur -sayuran. Memang aneh rasanya.

Lebih aneh lagi, ketika  Allah memberikan kita nikmat buah-buatan yang banyak mengandung manfaat bagi kehidupan kita, banyak pula anak atau kaum generasi milenial, Z dan A yang tidak suka makan buah. Mereka juga sangat terbatas mengonsumsi buah-buahan.  Padahal, mengonsumsi buah-buahan yang cukup, banyak membantu hidup menjadi sehat. Dalam kondisi semacam ini, ketika mengalami sakit dan disarankan untuk konsumsi buah, maka akan sulit dilakukan, walau diolah dalam bentuk jus atau sejenisnya. Tidak pula mengherankan bila di kalangan generasi ini hanya mengenal atau mengonsumsi jus jeruk, sementara jus-jus yang lainnya tidak menjadi kebutuhan.

Kecenderungan lain, dalam hal konsumsi minuman. Cobalah amati minuman anak-anak kita, generasi masa kini. Kita juga akan temukan banyak fakta yang membuat kita khawatir. Betapa tidak, jenis minuman yang mereka konsumsi cenderung mengikuti perkembangan industri minuman dalam kemasan kaleng, plastik atau kotak yang mengandung banyak zat yang dapat merusak kesehatan para konsumen. Minuman-minuman seperti ini menjadi trend konsumsi generasi masa kini, tanpa menghiraukan akibat masa depan mereka.

Nah, begitu dahsyatnya perubahan pola konsumsi atau pola makan generasi masa kini yang sesungguhnya banyak membawa akibat buruk bagi mereka kini dan di masa mendatang.  Dikatakan demikian, karena ada banyak kemungkinan buruk yang bakal dihadapi oleh generasi milenial, generasi Z dan A ke depan. Misalnya, ketika generasi ini tidak terbiasa lagi memakan makanan yang dianggap jadul, seperti ubi rebus, pisang rebus, jagung rebus, sagu dan sejenis lainnya, kelak ketika negeri ini mengalami musibah atau perang, maka mereka akan berhadapan dengan kesulitan makan.

Ya, terbatasnya jenis makanan, minuman, buah dan sayur pada diri generasi ini, membuat daya tahan hidup ( survival ) mereka akan sangat rapuh dan mudah mati, seperti nasib ayam potong. Mereka tidak bisa makan makanan apa yang tersedia dalam keterbatasan. Seharusnya kepada generasi ini diberi tahu bahwa kondisi dunia saat ini bukan sedang baik-baik saja. Mereka harus sadar bahwa di depan mata sudah terlalu banyak ancaman bencana, seperti bencana alam yang disebabkan oleh ulah tangan manusia. Di hadapan mata pula kita melihat perebutan sumber daya alam semakin dahsyat yang bisa membawa kembali dunia dalam kancah perang dan penjajahan baru.

Nah, di negeri kita tercinta saat ini, ancaman krisis ekonomi pun telah terasa. Kita bisa amati bagaimana tingkat daya beli masyarakat yang terus melemah dan berkurang. Harga-harga bahan pokok menukik naik. Beras yang menjadi makanan pokok saat ini semakin mahal, sementara pendapatan masyarakat tidak bertambah, sehingga pemerintah lewat Menteri Perdagangan Zulkifli Hassan sudah meminta masyarakat untuk konsumsi beras alternatif. Bukankah Ini sebuah pertanda atau indikator bahwa negeri ini, kondisi ekonomi dan sumber makanan utama kita sedang dalam keadaan yang sedang baik-baik saja?

Selayaknya kini kita bijak dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Alangkah bijak bila setiap orang tua mau membekali anak-anak generasi sekarang untuk bijak memilih makanan dan minuman. Ajak dan ajari mereka mengonsumsi banyak  variasi makanan dan minuman sehat, tidak instant dan banyak penyedap serta pewarna serta bahan-bahan berbahaya lainnya. Hal ini penting karena apabila terjadi krisis, mereka akan bisa bertahan hidup karena masih bisa memakan makanan-makanan dan minuman alternatif yang bisa saja berupa pisang rebus, jagung rebus, dan lain-lain yang mudah didapatkan dan diproses. Ya, mari kita bijak menikmati nikmat Allah. Jangan biasakan mengonsumsi racun di meja makan, atau di dalam makanan kita. Semoga

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya
Memetik  dan Berbagi  Pengalaman Wisata Literasi Nasional 2024 Kepada Siswa dan Guru

Memetik dan Berbagi Pengalaman Wisata Literasi Nasional 2024 Kepada Siswa dan Guru

Puisi -Puisi Ali Hamzah

Puisi -Puisi Ali Hamzah

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

Mimpi

Mimpi

e-tikbroh.yak Kegiatan Pengelolaan Sampah untuk Anak-Anak

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
271

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
323

Responden Terpilih

March 14, 2025
120
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
348

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
228

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis

Gerimis Pagi ini

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/13
0
89

Oleh Tabrani Yunis Gerimis pagi ini turun berembun pagi  Membasahi jalan dan lorong-lorong sunyi Burung-burung diam bersembunyi  Senyap tanpa ada...

Elegi Negeri Nan Gelap Padam

Elegi Negeri Nan Gelap Padam

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/12
0
60

Oleh Tabrani Yunis Kelam  menyeruak malam terasa semakin gelap padam Anak -anak negeri terdiam dipeluk malam Ditelan gelap  pekat nan tak mampu...

Digitalisasi Fakta dan Situs Sejarah Aceh di Era Digital

Digitalisasi Fakta dan Situs Sejarah Aceh di Era Digital

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/05
0
118

Oleh Tabrani Yunis Seperti biasa,malam Minggu, kala ada waktu senggang, mengajak anak dan istri ke warung kopi atau cafe. Maka,...

Revitalisasi Pelajaran Sejarah dan Geografi Dalam Pendidikan kita

Revitalisasi Pelajaran Sejarah dan Geografi Dalam Pendidikan kita

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/02
0
79

Oleh Tabrani Yunis Ketika melintasi jalan Teuku Umar bersama anak yang paling kecil, Arisya Anum Tabrani Yunis, ia melihat sebuah...

Populer

  • Untaian Puisi Hajriah RE

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Akankah Kisah Cintaku Sama  Tragisnya Seperti Seorang Tan Malaka?

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Tema Lomba Menulis Edisi Mei

    27 shares
    Share 11 Tweet 7
  • Apakah Sudah Seharusnya Aceh Merdeka?

    19 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Puisi Rosli K. Matari Untuk Zab Bransah dan Mustiar Ar

    15 shares
    Share 6 Tweet 4
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025