Dengarkan Artikel
Oleh Yurisa
Berdomisili di Aceh Timur
Aku harus mengatakan ini agar mereka dapat mengerti dan saling menghargai perasaan orang lain.
Kita semua tahu dan paham bahwasanya menikah itu menggenapkan separuh agama. Menghalalkan yang haram dengan adanya akad yang mengguncangkan arsy-Nya.
Menikah akan menjadi ladang pahala yang besar bagi mereka yang paham tentang ilmu pernikahan.
Aku. Belum menikah bukan ingin mengulur waktu untuk menikah. Allah yang Maha Tahu sudah menetapkan waktu yang tepat untukku menikah. Jadi aku bersabar dan tetap berprasangka baik kepada-Nya.
Menjadi sebuah pembicaraan yang tak kunjung usai ketika gadis yang berusia 25 tahunan belum juga menikah. Mereka masih menganggap bahwasanya ketika sudah tamat kuliah, ataupun yang usia sudah menginjak 20 tahunan seseorang itu sudah wajib menikah. Paradigma masyarakat ini sulit untuk dipunahkan.
Entah mengapa paradigma ini memunculkan diksi-diksi yang menyakitkan hati. Teramat sering mereka mencela seseorang yang belum menikah, sering mereka membandingkan dirinya yang sudah menikah kepada seseorang yang belum menikah.
Lontaran kalimat yang tak pantas menghantarkan luka bagi seseorang yang belum menikah. Tak hanya dia, orang tua pun ikut terluka ketika putrinya dicela dengan status single yang disandangnya.
Apakah yang sudah menikah memiliki piagam emas untuk menghina seseorang yang belum menikah? Sehingga ucapan mereka begitu mudah menghantarkan luka yang tak berdarah.
Ketika seseorang itu belum menikah, dan dia masih bisa menjaga dirinya dengan baik. Maka dukung dia dengan semampunya. Tak harus menjadi mak comblang untuk menemukan jodohnya. Doa yang baik dengan niat yang tulus dan ikhlas sudah sangat cukup menghargai dan membahagiakan hatinya.
Apakah begitu sulit mengatakan: “Semoga Allah memberikan jodoh yang terbaik untukmu.”
Dan sepertinya mereka yang sudah terbiasa mencela sangat mudah mengatakan:
” Duh umur sudah tua, masak iya nggak nikah-nikah.”
Dan beragam kalimat lainnya yang tak bisa ku ketik, karena kalimat mereka sungguh menyakitkan.
Semoga Allah menjaga lisan kita, dan Allah membimbing kita untuk selalu berkata yang baik.