https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Thursday, June 19, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Pariwara
Beranda akhlak

Kenakalan Remaja dan Peran Pendidikan Keluarga

Redaksi Oleh Redaksi
2 years ago
in akhlak, Anak, Artikel, Kekerasan, Opini, Pendidikan, Pendidikan karakter
Reading Time: 10 mins read
A A
0
6
Bagikan
59
Melihat

Oleh: Nelliani, M.Pd

Guru SMA Negeri 3 Seulimeum,

​Sejarawan Islam, Ibnu Khaldun pernah menulis pemikirannya yang sangat menarik, “Dalam perjalanan sebuah peradaban selalu ada generasi perintis yang memiliki tekad dan kekuatan, lalu disusul generasi pembangun, kemudian disusul generasi penikmat dan disusul lagi oleh generasi penghancur, yaitu generasi yang kehilangan rasa malu dan rasa takut terhadap hukum agama dan sosial”(Jamaludin:2015). Kalimat tersebut patut menjadi renungan, apakah kita sedang berada pada generasi terakhir yang disebutkan, dengan berbagai fenomena akhir-akhir ini di mana maraknya berita kenakalan yang dilakukan remaja seperti penyalahgunaan narkoba, pembunuhan, pergaulan bebas, perundungan, tindak asusila dan sebagainya.

​Jika mau sejenak memperhatikan dunia remaja, maka kita akan tahu kenakalan remaja di era milenial kian memprihatinkan. Bahkan tidak jarang menjurus pada tindakan kriminal, merusak, meresahkan dan kerap menabrak norma, etika dan hukum. Dahulu perilaku “nakal” remaja hanya ekspresi dari fase pencarian jati diri. Suatu hal wajar yang dialami setiap anak ketika berada pada masa transisi dalam perkembangan usianya.


Kenakalan khas anak remaja, tidak menimbulkan kekhawatiran guru, orang tua apa lagi keresahan masyarakat. Tetapi kini, kita harus mengelus dada melihat tingkah mereka yang makin garang.

Sekolah sebagai tempat pembentukan karakter tidak sepi dari perilaku menyimpang remaja khususnya pelajar. Bullying, tawuran atau perilaku negatif lainnya sering kita dengar. Alih-alih berharap anak-anak ini belajar dengan baik untuk cita-citanya, persoalan tersebut malah menghambat tujuan utama mempersiapkan masa depan. Karena  tidak jarang perilaku tersebut menyeret mereka ke ranah   hukum yang  membuat harus berurusan dengan penjara.

Remaja

​Masa remaja merupakan fase peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada periode ini banyak  terjadi perubahan fisik maupun psikis. Ciri khas remaja memiliki emosi cenderung labil dan mood berubah.  Hal tersebut membuat orang tua atau guru terkadang sulit memahami  cara berpikir mereka.

Para ahli mengatakan masa remaja berada antara usia 12 sampai 21 tahun. Para ahli membaginya dalam tiga kelompokyaitu, masa remaja awal 12-15 tahun, remaja pertengahanpada usia 15-18 tahun dan remaja akhir di rentang 18-21 tahun.

Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal baru. Hal itu membuat mereka berani mencoba tanpa  mempertimbangkan risikonya. Terkadang didasari keinginan mendapat pengakuan dari kelompok sebaya,  menjadi penyebab mereka mudah terjerumus pada tindak kenakalan.

Menyalahkan sepenuhnya anak-anak ini tidaklah bijak. Jika ditilik ke belakang, apa yang menyebabkan remaja bersikap demikian sangatlah banyak. Dari faktor diri sendiri, lingkungan, pengaruh teman, orang tua, dan sebagainya. Umumnya, ahli sepakat penyebab utama maraknya kenakalan remaja berawal dari keluarga.

​Sebagai pengajar, penulis punya pengalaman menangani anak bermasalah di sekolah kami. Kasusnya beragam, mulai dari yang ringan sampai berat. Bisa jadi, pengalaman serupa pernah dialami guru-guru lain dan menjadi tantangan sendiri bagi seorang pendidik.

​Sebagaimana dikemukakan pakar psikologi, keluarga bermasalah berpotensi menjadikan perilaku anak-anaknya cenderung bermasalah. Penulis mengambil contoh kasus siswa terjerat narkoba. Pihak sekolah melakukan penyelidikan sederhana untuk mengetahui latar belakang anak terjerumus narkoba. Dari hasil penyelidikan diketahui, terdapat anggota keluarga dari anak ini terlibat narkoba. Dan lebih mencengangkan, orang tua yang diharapkan sebagai figur ideal juga menjadi pengguna barang haram tersebut. Meskipun tidak dimungkiri, bisa jadi dalam kasus ini ada anak terjerumus narkoba karena factor lain di luar kendali keluarganya.

​Demikian juga siswa yang memiliki catatan buruk dengan kehadiran, hoby berkelahi, sering bolos, membantah guru atau lainnya. Setelah menggali pengalaman anak, komunikasi dengan orang tua serta dukungan fakta-fakta lain bisa dikatakan siswa berlaku demikian karena mereka berada dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis. Penyebabnya beragam, perceraian orang tua, persoalan ekonomi, minimnya kasih sayang dan perhatian serta komunikasi yang buruk antara anak dengan orang tua.

​Laning, dalam buku Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya (2018) mengungkapkan, keluarga memainkan peranan penting dalam pembentukan perilaku anak terutama remaja. Keluarga mampu menjadi penyebab munculnya kenakalan remaja. Menurut Laning, terdapat beberapa faktor dari keluarga yang membuat anak berperilaku menyimpang seperti keluarga broken, keluarga bisu serta pola pengasuhan.

​Keluarga broken merupakan keadaan suatu keluarga yang tidak harmonis. Misalnya keluarga yang berantakan karena perceraian, ditinggal pergi ayah atau ibu,perselingkuhan atau sering menyaksikan pertengkaran di rumah. Biasanya anak yang hidup dalam keluarga seperti ini cenderung berperilaku menyimpang, emosional, senang berbuat onar atau menjadi pelaku bullying. ​

​Keluarga bisu sebagai pemicu kenakalan pada anak. Keluarga bisu merupakan istilah yang menggambarkan kurangnya komunikasi bahkan hampir tidak ada komunikasi antar anggota keluarga. Kondisi demikian disebabkan rasa benci, marah atau tidak suka. Minimnya komunikasi juga disebabkan kesibukan orang tua. Meskipun tercukupi secara materi, namun anak-anak ini merasa ditelantarkan dan kesepian.

​Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tanpa sadar mereka juga melakukan kesalahan dengan menerapkan pola asuh yang salah. Meskipun pada awalnya bertujuan baik, namun tidak semua anak mampu menjalani dan menerima. Pola asuh otoriter dan cenderung kaku mempengaruhi karakter anak. Anak menganggap kekerasan merupakan hal yang normal jika orang tua terbiasa menggunakan kekerasan sebagai hukuman. Akibatnya anak mudah berperilaku agresif karena tidak mampu mengelola emosi.

​Sebaliknya, gaya pengasuhan orang tua yang permisif juga berdampak buruk terhadap perilaku anak. Anak tidak terbiasa dengan bimbingan, arahan maupun pengawasan dari orang tua. Akibatnya rentan melakukan pelanggaran karena tidak memiliki pengendalian diri yang baik.

​Tidak diragukan lagi, keluarga merupakan kunci maju mundurnya sebuah generasi. Generasi cerdas berkarakter adalah karya dari peran pendidikan keluarga. Keluarga tempat anak tumbuh dan berkembang serta sebagai madrasah pertama baginya belajar nilai-nilai kehidupan. Merupakan kewajiban orang tua menghadirkan suasana rumah yang mendukung, mampu menjadi panutan dan tidak boleh dilupakan adalah kepedulian orang tua menanamkan nilai-nilai agama sebagai pondasi awal membentuk anak berperilaku mulia.

​

​

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya
Dinamika Sejarah dan Perkembangan Sepeda

Dinamika Sejarah dan Perkembangan Sepeda

Medsos Tabrani Yunis Dihiasi Sepeda Cinta

Medsos Tabrani Yunis Dihiasi Sepeda Cinta

Lolosnya U20 Israel & Pertaruhan Kedaulatan Bangsa Indonesia

PENGESAHAN PERPPU CIPTA KERJA MENJADI UU SEBAGAI PELECEHAN HUKUM SECARA KOLOSAL

MELEWATI MINGGU KE TAMAN KOTA SAMBIL BELAJAR MENULIS

MELEWATI MINGGU KE TAMAN KOTA SAMBIL BELAJAR MENULIS

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
392

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
358

Responden Terpilih

March 14, 2025
130
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
380

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
239

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
129

Oleh Tabrani Yunis  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
81

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
104

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Senja Merah

Senja Merah

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/28
0
91

Oleh Tabrani Yunis Senja merah Merekah Bagaikan darah Tumpah Ruah  Senja merah darah Mengalir menjarah lembah Di ufuk barat tampak...

Populer

  • Christiaan Snouck Hurgronje, Antropolog yang Selalu Membela Aceh dan Islam

    Surat Wasiat Christiaan Snouck Hurgronje akan Dibuka Tahun 2036 oleh Notaris di Leiden, Belanda

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Begitu Susahnya Tito Minta Maaf pada Rakyat Aceh

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Ali Hasyimi Tokoh Multitalenta

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Christiaan Snouck Hurgronje, Antropolog yang Selalu Membela Aceh dan Islam

    14 shares
    Share 6 Tweet 4
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00