https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Friday, October 24, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Aceh

Bayangan Sore Itu

Tulisan Sartika, siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Simpang Kanan, Singkil. Tulisan ini merupakan tulisan untuk mengikuti Lomba Menulis Majalah POTRET yang diselenggarakan oleh CCDE, POTRET Gallery, majalah POTRET, dan majalah Anak Cerdas didukung oleh Serikat bike dan Jasaroda.

Redaksi Oleh Redaksi
3 years ago
in Aceh, Artikel, Esai, Literasi, Lomba Menulis POTRET, Majalah Potret, Program 1000 sepeda dan kursi Roda
Reading Time: 3 mins read
A A
0
6
Bagikan
57
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh : Sartika

Kelas XII IPA SMAN 1 Simpang Kanan

Domisili di Desa Pertabas, Simpang Kanan, Aceh Singkil, Aceh

                                                                

sore itu, aku duduk diteras rumah sembari menikmati suguhan secangkir teh dan membaca buku yang kupinjam dari perpustakaan sekolah dengan judul “Melihat Indonesia dari Sepeda” yang ditulis oleh Ahmad Arif.Dari buku itu aku mengetahui bahwa sejarah Indonesia tidak terlepas dari yang namanya sepeda. Setelah selesai membaca,mataku tertuju pada beberapa anak yang hendak berangkat mengaji di surau dekat rumahku dengan riang nya mengendarai sepeda. Seketika aku terbayang pada sebuah masa dimana orang-orang masih banyak yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi yang wajib dimiliki.

Ada yang menjajakan dagangannya, pergi kepasar, ada juga yang mengantar anak sekolah, bahkan anak sekolah itu sendiri yang rata-rata masih menggunakan sepeda. Betapa bersih udara dan indahnya pemandangan saat itu. Tidak ada berisik suara knalpot brong,tidak ada asap kendaraan yang menyesakkan, tidak ada kemacetan dan tidak banyak kecelakaan lalu lintas yang di sebabkan kendaraan. Membayangkannya saja membuatku ingin kembali ke masa itu.

📚 Artikel Terkait

Relevansi Akal Sehat di Tengah Politik Kekuasaan yang Semakin Transaksional

Prahara Dua Angsa Jawa

Serangkai Puisi Zainatul Shuhaida Abdull Rahman

Untaian Puisi Moh. Ghufron Cholid

Namun masa itu sudah berlalu, sekarang aku hidup di zaman serba cepat dimana waktulah yang mengatur manusia, bukan manusia yang mengatur waktu dan orang-orang lebih membutuhkan kendaraan yang bisa membuat mereka lebih cepat mencapai tujuannya seperti kata pepatah “time it’s money”. Salah satunya dengan menggunakan sepeda motor atau transportasi darat lainnya yang sebenarnya banyak menyebabkan polusi dan kemacetan yang membuat ketidaknyamanan saat berkendara.

Zaman sekarang sepeda hanya diminati sebagian orang dan dianggap remeh, lebih dianggap hanya sebagai alat olahraga, koleksi atau hobi saja. Padahal sepeda memiliki banyak manfaat salah satunya membantu untuk mengurangi polusi udara yang membantu mengubah bumi agar menjadi lebih sehat. Tapi itulah kenyataannya di zaman yang serba viral ini, sepeda hanya menjadi prioritas ketika sedang ngetrend saja.

Aneh rasanya jika aku hanya membicarakan orang lain, nyatanya aku sendiri juga lebih sering menggunakan sepeda motor daripada sepeda ,ya mungkin karena aku tidak punya sepeda hehe. Sejenak aku berfikir sambil kembali meminum teh ku yang mulai dingin, kenapa remaja zaman sekarang jarang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi mereka? dan aku juga menjadi salah satu dari mereka. Jika berdasarkan apa yang aku lihat, sepeda motor lebih kekinian dari pada sepeda. Pandangan itu jugalah yang membuat pengendara sepeda motor lebih keliatan hitz dari pada pengendara sepeda di era milenial ini.

Saat sedang serius membayangkan dan memikirkan  tentang keberadaan sang kereta angin yang semakin jarang ditemui, Tiba-tiba datang seorang tamu tak diundang yang dari sebrang jalan sudah berteriak memanggil manggil namaku, dia adalah sahabatku Arif namanya. Ia datang untuk menunjukkan sepeda barunya yang dibelikan oleh bundaharanya(ibunya). Ia sangat gemar bersepeda dan selalu menggunakan sepeda untuk setiap aktivitasnya. Itulah salah satu hal yang aku sukai dari sahabatku itu, ia gemar bersepeda bukan hanya karena suka, melainkan karena baginya bersepeda menjadi langkah kecil untuk menjaga bumi tetap sehat.

Oleh sebab itu sebagai generasi penerus kita hendaknya tidak mengesampingkan dan memandang sebelah mata terhadap keberadaan sepeda, juga kepada pengendaranya. Bayangkan seberapa sehatnya bumi ini jika kita para remaja menggunakan sepeda sebagai transportasi sehari hari.Jika takut terlambat ke tempat tujuan, bangunlah lebih awal dan jangan jadikan terlambat sebagai alasan untuk menghindari penggunaan sepeda. Sama saja bohong namanya jika aku hanya berteori panjang lebar. Sesuatu tidak akan tercapai jika tidak dimulai, maka dari itu aku akan mulai dari diriku sendiri dengan membiasakan menggunakan sepeda untuk berpergian. Tetapi aku harus punya sepeda dulu hehe.

Kedatangan Arif sore itu menyudahi bayanganku tentang keberadaan kereta angin di masa sekarang ini. Kemudian aku pergi dengan Arif dan sepeda barunya mengelilingi desa dengan berdiri di boncengan belakang sepedanya itu sambil berkata dalam hati “ternyata sepeda gak kalah keren dari pada sepeda motor”, bagus tidak nya sesuatu itu tetap tergantung cara pandang kita masing-masing. ” Rif ke tempat pak Amar yuk, beli batagor”kataku.Arif menjawab “gass, kamu yang bayar haha”.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas
Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas
20 Oct 2025 • 53x dibaca (7 hari)
Garis Waktu yang Hilang
Garis Waktu yang Hilang
2 Oct 2025 • 52x dibaca (7 hari)
Kembalikan Marwah Guru Sebagai Orang yang Dihormati Bukan Dicaci
Kembalikan Marwah Guru Sebagai Orang yang Dihormati Bukan Dicaci
16 Oct 2025 • 48x dibaca (7 hari)
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
21 Oct 2025 • 38x dibaca (7 hari)
Dialog di Antara Kaki-kaki Langit bersama Ananda Sukarlan
Dialog di Antara Kaki-kaki Langit bersama Ananda Sukarlan
19 Oct 2025 • 33x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

Aceh

TKI Tamiang Kabur dari Malaysia

Oleh Redaksi
2018/11/21
0
52

Banda Aceh- Delapan TKI asal Aceh Tamiang tadi malam, Jumat (16/11/2018) sekira pukul 23.00 WIB, tiba di Bandara Sultan Iskandar...

Baca SelengkapnyaDetails

‎Menonton “RRI Fest 2025”,  Benteng Terakhir, Pelindung Gempuran Serangan Budaya Global 

Membangun Gairah Belajar Sejarah

Postingan Selanjutnya
Sepeda adalah Kehidupan

Sepeda adalah Kehidupan

PCM Lembah Sabil Abdya Menggelar Kegiatan Santunan Anak Yatim

PCM Lembah Sabil Abdya Menggelar Kegiatan Santunan Anak Yatim

1000 Sepeda untuk Masyarakat Aceh : Pentingkah?

1000 Sepeda untuk Masyarakat Aceh : Pentingkah?

Sepeda di Mata Anak-Anak

Belum ada Judul

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00