https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Sunday, July 13, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Artikel

HERD MENTALITY

Redaksi Oleh Redaksi
3 years ago
in Artikel, Bingkai
Reading Time: 2 mins read
A A
0
5
Bagikan
52
Melihat

Oleh Fajar

Alumni FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh

Perilaku berkelompok adalah sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Forbes menyebutkan bahwa perilaku ini sangat berpengaruh pada skill kepemimpinan.

Menurut Trello, mentalitas ini dapat diibaratkan sebagai mentalitas yang ada pada sekelompok serigala. Jika kamu berada di luar kelompok, kamu adalah musuh yang tidak bisa dipercaya. Serigala berjalan dalam kelompok yang memiliki urutan kekuasaan. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh “Alpha” yang berwatak otoriter.

Secara alamiah, manusia adalah makhluk sosial dimana kehidupannya tergantung kepada komunitas, baik dalam jumlah kecil maupun besar. Di zaman dahulu, hukuman paling berat untuk manusia adalah dikucilkan atau dikeluarkan dari komunitasnya.

Di zaman penjajahan kolonial masih menggunakan hukuman ini, tetapi mereka menggunakan untuk membuang orang-orang yang dianggap berbahaya bagi kekuasaan kolonial. Tujuanya adalah untuk menakuti orang-orang lain agar tidak memberontak. Jika tetap memberontak akan dibuang dari komunitasnya. Ketakutan akan hilangnya komunitas ini bagian dari “Herd Mentality” atau mentalitas kawanan, dimana dia hanya bisa berani dan eksis ketika berada dalam kawanan.

Herd Mentality ini memang bawaan manusia sejak zaman purba dan tetap ada di dalam alam bawah sadar manusia. Orang takut dicap sebagai PKI atau komunis bukan karena komunisnya, tapi takut ketika stempel itu melekat akan dikucilkan dari masyarakat. Ketika PKI dulu berkuasa, orang-orang begitu bangga menjadi bagian dari PKI.

Calon presiden yang 5 tahun lalu dibenci oleh satu kelompok dengan berbagai isu saat ini orang yang sama dan belum berubah didukung mati-matian oleh kelompok yang dulu membencinya. Kenapa? Karena manusia itu mudah sekali disodorkan identitas palsu yang sesuai dengan keinginan si pemimpinya.

Dalam bidang agama, penyakit ini lebih ngeri lagi,  yaitu: “Jika seorang mengatakan sesat kepada satu kelompok, diberikan contoh walaupun itu dikarang bebas, dengan serta merta seluruh masyarakat akan menghujat mereka. Mereka yang ikut menghujat bukan karena tahu, tapi karena mereka takut keluar dari komunitas mereka. Mereka sangat takut jika tidak menghujat nanti dimasukkan ke kelompok yang dihujat itu. Oleh karena itu, dalam perkara ini. kebenaran itu “sangat mahal”, tidak dengan disuguhkan dengan segelas kopi, tetapi engkau harus merawatnya dengan jiwa dan darah agar dia tumbuh dan mengakar. Metode ini memang tidak mudah, karena diperuntukkan untuk mereka yang tidak berada dalam kawanan yang memperoleh keyakinan dengan cara ikut-ikutan.

Dalam sejarah, metode ini pernah dipraktikkan  Nabi Muhammad, yaitu menyendiri di Gua Hira, terbebas dari komunitasnya dalam jangka yang lama, sehingga Beliau bisa melihat dengan jernih di mana letak kesalahan dari masyarakatnya. Dari Guha Hira Nabi melihat dengan jelas begitu buruknya akhlak masyarakat Arab zaman itu. Mereka sangat takut kehilangan komunitasnya, sehingga senang atau tidak senang melakukan apa yang kaumnya lakukan.

Nabi Muhammad lewat khalwat (suluk) yang panjang akhirnya terbebas dari penyakit Herd Mentality, karena Beliau bersandar kepada Sang Maha Mutlak, kebenaran Sejati yang di bawah kemanapun akan tetap Benar, akan tetap Menang. Nabi pun mendidik sahabat agar terbebas dari mental buruk itu dengan cara bersuluk dalam jumlah hari tertentu, dan ilmu itu diwariskan hingga saat ini.

Allah memanggil orang-orang yang telah tenang jiwanya :

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى وَٱدْخُلِى جَنَّتِى

“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Lalu, masuklah ke dalam golongah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku!” (QS. Al-Fajr: 27-30)

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya
Kolaborasi dan Kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Pulau Lombok, NTB

Kolaborasi dan Kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Pulau Lombok, NTB

Manusia, Balada Kemanusiaan dan Hikmah

Democratic Policing, Regresi Demokrasi dan Reformasi Polri

Penulis Buku Bahasa Indatu Mengajak Masyarakat Berbahasa Aceh yang Santun

Penulis Buku Bahasa Indatu Mengajak Masyarakat Berbahasa Aceh yang Santun

Siswa-Siswi  SDIT Muhammadiyah Manggeng Berkunjung Rumah Yatim

Siswa-Siswi SDIT Muhammadiyah Manggeng Berkunjung Rumah Yatim

Pemenuhan Hak Anak, DP3AP2KB Akan Galakkan Masjid Ramah Anak

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
431

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
383

Responden Terpilih

March 14, 2025
138
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
395

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
244

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
Diamuk Rindu

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani Yunis
2025/07/12
0
105

Oleh Tabrani Yunis  Tak sempat menulis, atau belum ada waktu menulis. Itulah dua ungkapan yang sangat sering kita dengar, keluar...

BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
142

Oleh Tabrani Yunis  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
92

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
122

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Populer

  • Pahitnya Kopi Tak Sepahit Nasib Guru

    12 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Tak Sempat Menulis

    11 shares
    Share 4 Tweet 3
  • In Memorial Bapak Dr.Qismullah Yusuf, Sang Inspirator. 

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • A Book in Hand Is Worth a Thousand on a Pen Drive

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Hidup Bukan Lomba, Tapi Perjalanan: Untukmu, yang Baru Lulus Tapi Belum Jadi Apa-Apa

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00