Karya Zab Bransah
Berdomisili di Langsa
ibu jejakmu dulu disinggahkan anakmu.
Perjalanan tertatih – tatih kamu merangkak.
Jemarimu lembut belaian kasih sayang jiwa ibu
Kehadiran anakmu curahan jiwa.
Rindu untuk dalam doa kelak di usiamu merenta
Ibu, anakmu terasa jauh
bahkan lupa dia ingat apa dikau berikan jiwa bagi dirinya
dirimu selalu bersabar di setiap malam larut dalam doa.
Anakku sudah kuberikan apa yang ada Setua ini ibu berlinang air mata
Saat ibu sapa
Bukankah Tuhan menitipkan dirimu pada ibu?
Suatu harapan cita cita anakmu dulu pesan ayahmu sebelum pulang.
Ibu, kutitip dia anak kita akan menjagamu.
Suatu ketika pasti dia kembali melihatmu ibu, kamu duduk di teras usang menanti anakmu kembali.
Dia berkata Bu aku kembali, tapi aku pulang bukan untukmu.
Riwayatku tak seperti ayah pesan padamu ibu.
Cuma kembali untuk meninggalkanmu,walau aku sudah dewasa nasibku beda sama ayah.
Ayah ibu sangat sayang padaku waktu aku kecil.
Bu ini anakmu, tapi bukan dirimu ibuku.
Legenda itu akan kuhapus supaya anakku nanti tidak seperti kakeknya ketika membesarkan ku.
Air mata ibu senja sudah didangderia kini bersamaku ibu.
Kujadikan menara gading di masa akhirku pulang.
Namun dirimu lahir dari rahim ibu…
ah mana itu janji ayah titipkan surat padaku.
cuma selama ini kutahu dirimu bukan ibuku.
Catatan. Nov 21.