Oleh Linda Mustika
Setiap tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Banyak literatur tentang Hari Ayah Nasional yang dapat kita baca dengan melakukan browsing di internet. Beragam ucapan dan puisi tentang ayah pun dibagikan di media sosial untuk memperingati Hari Ayah Nasional ini.
Peringatan Hari Ayah Nasional merupakan sebuah apresiasi yang layak diberikan kepada sosok seorang ayah sebagai tulang punggung keluarga, yang bekerja keras tak mengenal lelah dalam menjalankan kewajibannya untuk mencari nafkah bagi keluarga. Sosok ayah yang meskipun dalam kesehariannya terlihat jarang bersama anak-anaknya tetapi juga mempunyai peran yang sangat besar bersama-sama dengan ibu sebagai orang tua bagi anak-anaknya untuk merawat, mengasuh, mendidik anak dalam fase kehidupan anak mulai lahir hingga usia dewasa. Sosok ayah yang tidak pernah meminta anak untuk membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan pengorbanan tanpa pamrih baik materi atau non materi yang tidak akan habis jika dihitung nominalnya.
Dalam kehidupan kita mungkin kita ada yang lebih dekat kepada sosok ayah atau sebaliknya, tidak begitu dekat dengan ayah kita yang disebabkan kesibukan ayah kita masing-masing. Rutinitas aktivitas yang dilakukan oleh seorang ayah tidak jarang membuat anak menjadi tidak sempat atau enggan untuk bercengkrama dengannya karena bisa saja waktu kepulangan ke rumah bertepatan dengan jam tidur anak di waktu malam. Rasa enggan dari anak juga dapat disebabkan timbulnya rasa takut atau khawatir anak yang akan mengganggu waktu istirahat seorang ayah setelah seharian berkutat dengan kepenatan pekerjaan yang dilakukan.
Adanya keadaan demikian yang dialami oleh seorang ayah di dalam keluarga yang walaupun tidak selalu terjadi karena tentunya ada jeda waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk mengobrol bersama anak misalnya saat makan bersama atau saat libur kerja di akhir pekan, telah menjadi sebuah kebiasaan yang dapat membuat anak menjadi lebih suka untuk bercerita atau mengadu kepada sosok ibu daripada kepada ayahnya tentang hal apa saja yang ingin diungkapkan.
Bagaimana kita memaknai peringatan Hari Ayah Nasional ini dalam kehidupan kita? Sudahkah kita merenungkan dan melakukan tindakan untuk membalas jasa dan kebaikan dari ayah kita sebagai wujud rasa berbakti kita kepadanya?
Ada sebagian dari kita yang dalam menjalani fase kehidupan selalu bersama ayah kita. Namun adakalanya dari kita yang hidup berpisah dengan ayah atau orang tua karena tinggal bersama keluarga kita. Kita dapat mendoakan untuk kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan ayah sebagai orang tua yang dapat kita lakukan setiap waktu, di mana saja dan kapan saja. Tidak hanya saat kita sedang melaksanakan ibadah kepada Tuhan namun saat kita teringat kepada ayah dan timbul keinginan saat itu juga untuk mendoakan ayah kita. Tak lupa untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan karunia yang telah diberikan kepada ayah kita. Bukankah doa anak yang saleh dan saliha akan mengangkat martabat orang tua di akhirat kelak?
Sikap berikutnya yang dapat kita lakukan untuk bakti kita kepada ayah misalnya bertutur kata dengan santun dan lemah lembut kepadanya. Tidak perlu dengan suara yang keras atau berteriak bahkan membentak saat timbul kesalahpahaman atau perselisihan pendapat. Suara yang keras, berteriak atau membentak dan kata-kata yang kotor tidak pantas diucapkan dan akan menyakitkan. Kita dapat menahan diri untuk tidak bersikap yang menyakiti hati ayah kita saat terjadi pengulangan pertanyaan atau pernyataan dalam sebuah perbincangan karena mungkin saja kurangnya pemahaman akan maksud kita atau karena mungkin indera pendengaran yang sudah mulai berkurang.
Sikap lainnya yang dapat membahagiakan ayah kita misalnya dengan sering mengunjungi atau menelepon untuk menanyakan keadaannya. Seringkali karena alasan kesibukan di pekerjaan atau kerepotan di keluarganya, seorang anak merasa enggan untuk sekedar “Say Hello” kepada orang tua. Padahal keadaaan yang terjadi sebaliknya, orang tua selalu mengkhawatirkan keadaan anak-anaknya saat anak jauh dari rengkuhannya. Meluangkan waktu untuk menelepon atau menjenguk orang tua di akhir pekan atau di hari libur akan membuat orang tua menjadi senang dan tenang.
Dalam hal ini kita sebagai anak hendaknya juga mau untuk sabar mendengarkan cerita atau kisah yang disampaikan oleh ayah saat mengobrol bersama karena telah merasakan kesepian saat anak-anaknya sibuk bekerja di luar rumah atau hidup tinggal bersama keluarganya masing-masing. Orang tua juga membutuhkan teman untuk berbincang atau mengobrol bersama yang dapat membuatnya merasa bahagia berkumpul bersama anak, cucu dan kerabat.
Selain berbagi waktu dan tenaga kita untuk ayah, ada baiknya juga untuk berbagi rezeki yang telah kita dapatkan walaupun orang tua kita tidak pernah mengharapkannya untuk membalas jasa dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk kita.
Memetik hikmah dari peringatan Hari Ayah Nasional ini seyogianya tidak hanya di setiap tanggal 12 November dalam setiap tahunnya namun untuk kita maknai dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan beberapa perwujudan sikap diri seperti uraian tersebut di atas, kepada ayah kita yang telah ikhlas tanpa pamrih dalam merawat kita mulai kita masih kecil hingga kita juga menjadi orang tua bagi anak-anak kita.
Selamat Hari Ayah Nasional…