Dengarkan Artikel
Oleh Rosadi Jamani
Ketika saya menulis kematian Charlie Kirk, pasti ada komen gimana dengan anak-anak Gaza. Ketika menulis bencana di Amerika, gimana dengan serangan Israel di Gaza. Selalu ada komen demikian. Mungkin maksudnya, harus adil. Baiklah, saya coba narasikan fakta dan data korban penembakan warga Amerika maupun Palestina. Simak narasinya sambil seruput kopi tanpa gula, wak!
Ketika Charlie Kirk, tokoh konservatif AS, ditembak saat pidato di University of Utah, dunia sontak histeris. Media berebut kamera, breaking news 24 jam non-stop, presiden buru-buru angkat telepon, dan hashtag #PrayForCharlieKirk langsung melesat bak roket Elon Musk. Rasanya satu peluru yang mengenai warga Amerika bisa mengguncang sumbu bumi. CNN, BBC, bahkan netizen +62 yang biasanya sibuk debat kopi susu pun mendadak jadi komentator tragedi global.
Namun mari kita geser layar, dari Utah ke Gaza. Di sana, anak-anak Palestina ditembak, sekolah rata dengan tanah, rumah sakit jadi puing, dan dunia? Sunyi. Tidak ada trending, tidak ada konser amal, bahkan kadang sekadar doa di Instagram pun malu-malu. Ironisnya, sebagian besar peluru yang menghantam tubuh mungil itu dibeli dengan dolar yang disumbangkan Washington. Jadi, Amerika tidak hanya hadir sebagai wasit, tapi juga sebagai pemasok bola, peluit, bahkan tribun sorak.
Mari kita bongkar statistik, karena angka lebih kejam dari kata-kata.
Di Amerika, negeri yang katanya kiblat demokrasi:
- Sejak 1970 sampai 2022, ada 2.056 penembakan di sekolah, melahirkan 3.083 korban—terdiri dari 2.033 anak usia 5-17 tahun dan 1.050 dewasa.
- Tahun ajaran 2021-22 saja, catatannya ngeri: 327 insiden penembakan, dengan 188 korban luka atau mati.
- Di gereja, sejak 1999, sedikitnya 51 penembakan terjadi. Bayangkan, tempat yang harusnya rumah doa malah jadi arena Russian roulette.
Setiap kali tragedi itu meletus, dunia bereaksi cepat. Lilin dinyalakan, musisi dunia bikin lagu penggalangan dana, bahkan para politisi berpidato dengan suara bergetar. Nyawa Amerika adalah saham blue chip dalam bursa empati internasional.
Sekarang, buka catatan Gaza dan Tepi Barat.
- Sejak 7 Oktober 2023 hingga Januari 2025: 47.161 warga Palestina tewas, termasuk 13.319 anak-anak.
- Luka-luka? 111.166 orang—cukup untuk memenuhi seluruh bangku stadion Gelora Bung Karno dua kali lipat.
- Di Tepi Barat, sejak 2023, 224 anak ditembak mati; jumlah ini hampir separuh dari total 468 anak yang dibunuh sejak 2005.
- PBB mencatat untuk tahun 2024: 1.259 anak Palestina tewas di Gaza, plus 90 anak di Tepi Barat.
Tetapi di sini dunia mendadak buta dan bisu. Tidak ada #PrayForAisha, tidak ada bintang Hollywood menangis di Oscar, tidak ada perusahaan raksasa ganti logo dengan bendera Palestina. Bahkan, ketika ada yang mencoba bersuara, label “antisemit” langsung menempel, secepat stempel parkir mal.
Beginilah hukum tak tertulis dunia modern. Peluru ternyata punya paspor, punya visa simpati. Kalau mengenai tubuh warga Amerika, dunia ikut berduka. Kalau menembus dada anak Palestina, dunia sibuk update skor Liga Champions.
Mungkin inilah komedi tragis abad ke-21. Nyawa manusia diukur bukan dari darah, melainkan dari paspor. Barangkali besok, sebelum mati ditembak, kita harus daftar naturalisasi jadi warga Amerika dulu. Biar kematian kita trending global, masuk Netflix documentary, dan dijadikan bahan pidato presiden di Gedung Putih.
Sampai hari itu tiba, anak-anak Palestina akan terus jadi angka di laporan PBB, statistik kering yang dibaca segelintir orang, sementara dunia menutup telinga. Inilah ironi, bumi ini tidak pernah kekurangan peluru, hanya kekurangan empati.
“Bang, coba cermati, ketika ada penembakkan warga Palestina oleh Israel, biasanya akan ada penembakkan warga Amerika juga.”
“Ah, ente itu namanya cocokologi. Bagus kita ngopi habis Jumat, yok!”
camanewak
Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar
🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini
 
                         
                         
                         
                         
                         
                                 
			 
			 
                                
 
                                





