• Terbaru
Al Ghazali: Sang Hujjatul Islam

Al Ghazali: Sang Hujjatul Islam

March 22, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Benarkah Matematika Mata Pelajaran Horor?

November 11, 2025

Kepemimpinan, Kecantikan, dan Penampilan Perempuan Dibentuk oleh Budaya Patriarki

November 11, 2025

Kasino Pertama di Uni Emirat Arab: Antara Diversifikasi Ekonomi dan Dilema Identitas Islam

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Pahlawan dan Peradaban

November 11, 2025

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Mengoreksi Adab Kemanusiaan Kita ( Hari Pahlawan)

November 10, 2025

Menimbang Relativisme Pahlawan

November 10, 2025

Kehebohan Miss Universe 2025: Drama, Sponsor, dan Suara Perempuan

November 10, 2025
Kuliah Tanpa Beban: Kritik Terhadap Klaim Kuliah yang Terlalu Mudah

Banda Aceh Menuju Kota Empat Bahasa: Gerbang Baru Indonesia ke Dunia

November 9, 2025
Pujangga Lama dan Pujangga Baru Punah, Karena Tidak Mendapat Tempat Dalam Negara Sistem Republik

Ketika Kebijakan Menkeu Sudah Bersilangan Dengan Presiden, Purbaya Yudhi Sadewa Akan Lebih Mulia & Terhormat Mundur dari Kabinet

November 9, 2025
Tuesday, November 11, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Al Ghazali: Sang Hujjatul Islam

RedaksiOleh Redaksi
March 22, 2025
0
Reading Time: 4 mins read
Al Ghazali: Sang Hujjatul Islam
🔊

Dengarkan Artikel

Cahaya Ilmuwan Muslim, Warisan yang Abadi (2)

Oleh Gunawan Trihantoro
(Sekretaris Komunitas Puisi Esai Jawa Tengah)

Al-Ghazali adalah salah satu ahli hukum Islam, teolog, dan pemikir mistik terbesar. Ia mempelajari berbagai cabang ilmu agama Islam tradisional di kota kelahirannya Tus, Gurgan, dan Nishapur di bagian utara Iran. Ia juga terlibat dalam praktik Sufi sejak usia dini. Setelah diakui oleh Nizam al-Mulk, wazir sultan Seljuk, ia diangkat menjadi kepala Sekolah Tinggi Nizamiyyah di Baghdad pada tahun 484 H/1091 M. [1]


Di bawah langit Tus yang kelam,
di mana angin gurun membisikkan rahasia zaman,
seorang anak lahir dari rahim kesederhanaan.
Namanya, Al-Ghazali
kelak akan menjadi lentera di tengah gelapnya keraguan,
penjaga hikmah di antara riuh rendah perdebatan.

-000-

“Mengapa langit begitu luas, Ayah?” tanyamu suatu malam,
sementara tangan kecilmu memegang erat jubahnya yang lusuh.
Ayahmu, pemintal wol, hanya tersenyum,
matanya berkaca-kaca, seolah tahu bahwa pertanyaanmu
bukan sekadar tentang langit,
tapi tentang makna yang tersembunyi di baliknya.

Di Tus, kota kecil di Persia,
kau tumbuh seperti tunas yang haus cahaya.
Ayahmu wafat, meninggalkan warisan yang tak ternilai:
“Carilah ilmu, Nak,
karena ia adalah jalan menuju Yang Maha Tahu.”
Kau pegang erat wasiat itu,
seperti burung memeluk angin untuk terbang.

-000-

Baghdad, kota megah di abad ke-11,
tempat para filsuf dan ulama bersilang pedang,
di mana akal dan wahyu bertarung dalam gelanggang pemikiran.
Kau datang sebagai pelajar,
tapi segera menjadi sang guru
di usia muda, kau telah memimpin madrasah Nizamiyah,
tempat para pencari ilmu berbondong-bondong mendengar wejanganmu.

Tapi, di balik kemilau nama dan kedudukan,
hatimu gelisah.
“Apakah semua ini cukup?” bisik jiwamu suatu malam,
ketika lampu-lampu Baghdad mulai padam.
“Apakah ilmu yang kau ajarkan telah menyentuh hakikat,
atau hanya sekadar permainan kata-kata?”

📚 Artikel Terkait

Puisi-Puisi Sigit Prasojo

BENGKEL OPINI RAKyat

Sajak-Sajak Indah Rufaidah Rasyid

POTRET Senja di SPBU Lamnyong

-000-

Lalu, kau pun pergi.
Meninggalkan tahta, meninggalkan nama,
menjadi pengembara di jalan sunyi.
Sepuluh tahun kau habiskan untuk merenung,
menyepi di gua-gua Damaskus,
berzikir di bawah langit Yerusalem,
dan mencium debu Makkah dalam rindu yang tak terperi.

“Apa yang kau cari, Al-Ghazali?” tanya seorang sufi.
“Aku mencari kebenaran yang tak tergoyahkan,” jawabmu.
“Ilmu tanpa hati adalah seperti lentera di tangan pencuri,
ia hanya menerangi jalan, tapi tak pernah menuntun ke tujuan.”

-000-

Setelah bertahun-tahun menyelami samudera keraguan,
kau kembali dengan membawa mutiara hikmah.
Kau tulis Ihya Ulumuddin,
kitab yang menjadi oase bagi jiwa-jiwa yang haus.
Kau ajarkan bahwa ilmu tak hanya untuk dipikirkan,
tapi juga untuk dirasakan,
tak hanya untuk dihafal,
tapi juga untuk diamalkan.

“Ilmu tanpa amal adalah seperti pohon tanpa buah,” katamu.
“Dan amal tanpa ilmu adalah seperti kapal tanpa nahkoda.”

Kau juga menulis Tahafut al-Falasifah,
menggugat kesombongan filsafat yang mengklaim kebenaran mutlak.
“Akal memiliki batas,” tegaskanmu,
“dan di luar batas itu, ada wilayah iman.”

-000-

Kini, sembilan abad setelah kepergianmu,
cahayamu masih menyinari dunia.
Kau mengajarkan kita bahwa ilmu bukan sekadar alat,
tapi juga jalan untuk mengenal Sang Pencipta.
Kau ingatkan kita bahwa keraguan bukan musuh,
tapi teman dalam pencarian kebenaran.

Di tengah hiruk-pikuk zaman modern,
di mana manusia terlena oleh kemajuan material,
suaramu masih bergema:
“Jangan lupakan hati,
karena di situlah kebenaran sejati bersemayam.”


Rumah Kayu Cepu, 22 Maret 2025

CATATAN:
[1] Puisi esai ini ditulis dengan inspirasi dari biografi Al Ghazali di https://www.ghazali.org/articles/gz1.htm

Kontribusi dan Pengaruh Al-Ghazali:
a. Imam Al-Ghazali (1058-1111), dikenal sebagai Hujjatul Islam (Sang Pembela Islam), adalah salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah intelektual Islam. Karyanya, Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama), menjadi rujukan utama dalam tasawuf dan etika Islam. Melalui Tahafut al-Falasifah (Kerancuan Para Filsuf), ia mengkritik filsafat Yunani yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam, sekaligus menegaskan pentingnya keseimbangan antara akal dan wahyu.
b. Pemikiran Al-Ghazali tidak hanya memengaruhi dunia Islam, tetapi juga memberikan inspirasi bagi para pemikir Barat seperti Thomas Aquinas. Karyanya terus dipelajari hingga saat ini, menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas, serta mengingatkan kita akan pentingnya integrasi ilmu, iman, dan amal dalam kehidupan.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 197x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 174x dibaca (7 hari)
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 150x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 144x dibaca (7 hari)
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
13 Mar 2025 • 140x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    152 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya

Guru Jadi Tersangka, Berakhir dengan RJ

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00