https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Friday, October 24, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Anak Cerdas

Pustakawan Cilik

Tabrani Yunis Oleh Tabrani Yunis
1 year ago
in Anak Cerdas, Pustakawan Cilik
Reading Time: 4 mins read
A A
0
5
Bagikan
53
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Rahadatul Aisyi

Sebagian besar orang, terutama yang seusia saya, jika mendengar kata perpustakaan, barangkali akan terbesit dalam kepala mereka tentang suatu hal yang cukup membosankan. Pustaka itu berkaitan erat dengan yang namanya buku, dan segelintir orang menganggap bahwa buku merupakan hal yang membosankan. Namun, berbeda dengan saya. Saya merasa bahwa buku adalah bagian dari kehidupan yang tak bisa dipisahkan begitu saja.

Saya merupakan pribadi yang gemar membaca. Kegemaran ini barangkali juga dibersamai dengan rasa ingin tahu saya yang tinggi. Dengan membaca buku, saya merasa seperti mendapat sesuatu yang mampu menjawab segala rasa penasaran di dalam benak. Oleh karena itu, selama proses belajar di sekolah, saya selalu menyisihkan waktu untuk setidaknya mendatangi pustaka di waktu-waktu kosong, umumnya ketika waktu istirahat. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan saya di sekolah hingga kemudian membawa saya menjadi salah satu bagian dari perpustakaan yang disebut dengan Pustakawan Cilik.

Perkenalkan, nama saya Rahadatul Aisyi, salah satu siswi yang bersekolah di MIN 20 Aceh Besar. Inilah pengalaman yang akan saya ceritakan sedikit selama menjadi bagian dari tim Pustakawan Cilik.

Semua berawal dari diri saya yang sering  mengunjungi pustaka madrasah di waktu istirahat. Sebagaimana yang saya paparkan di atas bahwa saya cukup gemar membaca, jadi saya pun meluangkan waktu istirahat dengan mendatangi pustaka. Setelah membeli kue-kue dan minuman di kantin, saya pun langsung bergerak ke perpustakaan dan membaca berbagai macam buku di sana. Aktivitas seperti itu terus saya lakukan karena memang saya menyukainya. Dan, ternyata kebiasaan saya ini dirasakan betul oleh salah satu guru yang bertugas di perpustakaan.

Singkat cerita, sang guru menawarkan saya untuk bersedia menjadi bagian dari Pustakawan Cilik. Alasannya tentu saja karena saya yang giat mengunjungi perpustakaan. Akan tetapi, bukan di situ poin pentingnya melainkan karena beliau melihat saya yang selalu membaca buku setiap saat berada di perpustakaan madrasah. Maka, tanpa pikir panjang saya langsung setuju terhadap tawaran dari sang guru.

Bahagia rasanya ketika satu dari  sekian banyak kegemaran saya dirasakan oleh guru. Saya merasa seperti hal-hal yang saya sukai ini mendapat dukungan besar dari guru. Itulah yang saya rasakan ketika mengetahui diri saya ditawarkan untuk bergabung ke dalam Pustakawan Cilik.

📚 Artikel Terkait

SILPA DI TAPAL BATAS WAKTU

Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Memaknai Ramadan yang Ditunggu-Tunggu

Kita pun Bisa Mencegah Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Ada beberapa kegiatan yang saya lakukan selama menjadi Pustakawan Cilik dan tentu saja semuanya berkaitan dengan buku seperti di antaranya; mengatur buku di rak, mencatat peminjaman serta pengembalian, cara merawatnya jika ada yang rusak, membuat laporan bulanan tentang jumlah buku yang dipinjam dan juga membantu teman-teman dalam memilih tema bacaan yang tepat. Semua itu saya kerjakan dengan saling bekerja sama.

Selama bergabung dalam Pustakawan Cilik, saya sudah belajar banyak hal dari guru-guru yang memang bertugas membimbing saya dan teman-teman lainnya. Dari sekian pelajaran tersebut, yang paling penting menurut saya adalah menjaga ketertiban, kenyamanan dan juga kebersihan di perpustakaan. Saya paham sikap-sikap yang harus dikedepankan selama berada di pustaka seperti tidak ribut, tidak mencoret-coret setiap buku, tidak mengganggu kawan lain baik yang sedang membuat tugas atau yang sedang membaca, sampai kepada meletakkan kembali buku-buku bacaan ke tempat semula agar tidak berantakan di atas meja. Saya juga diajarkan untuk tidak membiarkan sampah mengotori pustaka, terutama sampah makanan dan minuman.

Dengan bimbingan dan arahan yang saya dapatkan sebagai Pustakawan Cilik, saya dan teman-teman lainnya diharapkan mampu menunjukkan sikap-sikap penting itu kepada siswa-siswi lainnya, terutama kepada mereka yang mengunjungi perpustakaan.

Namun demikian, saya tidak pernah memosisikan diri sebagai orang yang berhak menggurui teman-teman seangkatan atau siswa-siswi lainnya. Lebih daripada itu, saya hanya berperan sebagai sosok pengingat untuk diri saya sendiri dan kawan-kawan semua supaya sadar betapa pentingnya menjaga ketertiban, kenyamanan serta kebersihan selama berada di perpustakaan.

Menjadi Pustakawan Cilik memberikan saya banyak pengalaman berharga. Saya belajar tentang manajemen waktu karena harus membagi waktu antara tugas pustakawan dan belajar di kelas. Selain itu, saya juga melatih diri dalam mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan teman-teman, baik yang seangkatan maupun adik-adik kelas, untuk membantu menemukan buku yang sesuai dengan minat mereka.

Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika saya berhasil merekomendasikan sebuah buku kepada seorang teman yang awalnya tidak suka membaca. Setelah membaca buku tersebut, ia mulai tertarik dan sering datang ke perpustakaan. Itu membuat saya merasa cukup bangga sebabsaya berhasil menumbuhkan minat membaca pada teman saya.

Pelajaran penting dari pengalaman ini adalah saya belajar mengenai pentingnya peran perpustakaan dalam lingkungan sekolah. Perpustakaan bukan hanya tempat untuk membaca, tetapi juga sumber pengetahuan yang tak terbatas. Selain itu, saya pun memahami betapa pentingnya menjaga dan merawat buku karena buku-buku tersebut merupakan aset berharga yang bisa dinikmati oleh banyak orang.

Pada ahkirnya, menjadi salah satu dari bagian Pustakawan Cilik telah mengajarkan saya arti di balik tanggung jawab, disiplin dan kerja sama. Saya juga semakin mencintai dunia literasi dan berharap suatu hari bisa berkontribusi lebih besar lagi dalam hal mengembangkan minat baca, terutama di kalangan anak-anak sesusia saya.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas
Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas
20 Oct 2025 • 54x dibaca (7 hari)
Garis Waktu yang Hilang
Garis Waktu yang Hilang
2 Oct 2025 • 53x dibaca (7 hari)
Kembalikan Marwah Guru Sebagai Orang yang Dihormati Bukan Dicaci
Kembalikan Marwah Guru Sebagai Orang yang Dihormati Bukan Dicaci
16 Oct 2025 • 48x dibaca (7 hari)
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
21 Oct 2025 • 38x dibaca (7 hari)
Dialog di Antara Kaki-kaki Langit bersama Ananda Sukarlan
Dialog di Antara Kaki-kaki Langit bersama Ananda Sukarlan
19 Oct 2025 • 34x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share2SendShareScanShare
Tabrani Yunis

Tabrani Yunis

Bio Narasi Tabrani Yunis, kelahiran Manggeng, Aceh Barat Daya, Aceh berlatarbelakang profesi seorang guru bahasa Inggris, mulai  aktif menulis di media sejak pada medio Juni 1989. Aktif mengisi ruang atau rubrik opini di sejumlah media lokal dan hingga nasional. Menulis artikel, opini, essay dan puisi pilihan hidup yang  kebutuhan hidup sehari-hari. Telah menulis, lebih 1000 tulisan berupa opini, esası dan puisi yang telah publikasikan di berbagai media.Menerbitkan 2 buku, yang merupakan kumpupan tulisan dalam buku Membumikan Literasi dan buku antologi puisi “ Kulukis Namamu di Awan” Aktif terlibat dalam  membangun gerakan literasi anak negeri sejak tahun 1990 terutama di kalangan perempuan dan anak. Bersama mendirikan LP2SM ( Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumber daya Manusia) dan di tahun 1993 mendirikan Center for Community Development and Education (CCDE). Lalu, sebagai Direktur CCDE membidani terbitnya Majalah POTRET (2003) dan majalah Anak Cerdas (2013). Kini aktif mengelola Potretonline.com dan majalahanakcerdas.com, sambil mempraktikkan kemampuan entreneurship di POTRET Gallery, Banda Aceh

Related Postingan

Anak Cerdas

Membangun Komunikasi dengan Remaja

Oleh Redaksi
2017/10/12
0
50

Oleh: Zahriani Ahmad AminAnak adalah salah satu anugerah terindah dari Sang Maha Pencipta untuk sebuah keluarga. Seiring waktu, kedekatan jiwa...

Baca SelengkapnyaDetails

Majalah Anak Cerdas

Lebih Dekat dengan Majalah Anak Cerdas

Postingan Selanjutnya

KOMUNITAS SENI KEBAS PENTASKAN TEATER SENJA

MY FIRST POEMS, FLYING ME TO THE SKY

MY FIRST POEMS, FLYING ME TO THE SKY

Bukan Sekadar Penjual di Pinggir Jalan

Bukan Sekadar Penjual di Pinggir Jalan

Kreator AI Aceh Gelar Workshop Pembuatan Puisi dan Musikalisasi

Selubung Kain Putih, Film Sineas Aceh Tayang Perdana di Bioskop Ibu Kota

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00