https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Monday, May 19, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Padang Panjang

“ Bekas Luka” Garapan Solehah Hasanah Mencabik-cabik Batin Penonton Teater di Gedung Hoerijah Adam ISI Padang Panjang

Redaksi Oleh Redaksi
10 months ago
in Padang Panjang, Pertunjukan, POTRET Budaya, Sastra, seni
Reading Time: 3 mins read
A A
0
5
Bagikan
52
Melihat

 

Padangpanjang- Potretonline.com- Pertunjukan Teater “Bekas Luka” garapan Sutradara Solehah Hasanah Nst. yang juga mahasiswi Jurusan Penciptaan Teater Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang berhasil mengaduk dan mencabik-cabik perasan penonton saat pementasan teater itu di Gedung Hoerijah Adam ISI Padang Panjang, Senin (15/7/2024), malam.

Pertunjukan hampir dua jam dalam rangka perampungan tugas akhir Strata 2 (S-2) itu membawa Solehah Hasanah meraih gelar Master Seni (M.Sn.) dengan Dosen Penguji Dr. Yusril, S.S., M.Sn., Dr. Sahrul N, S.S., M.Si., dan Dosen Pembimbing Dr. Sulaiman, S.S., S.Sn., M.Sn.

Lebih seratus penonton hadir di Gedung Hoerijah Adam ISI Padang Panjang yang terdiri dari dosen, mahasiswa, pelajar, peminat seni, dan kalangan umum lainnya.

Dalam garapan teaternya itu, Solehah Hasanah mengangkat realitas kekinian yang banyak terjadi di tengah masyarakat terutama anak-anak dan remaja korban depresi akibat kehancuran rumah tangga.

Sebuah keluarga yang semula utuh lalu tiba-tiba bercerai atau salah satunya meninggal dunia menjadi awal malapetaka bagi anak-anak. Anak-anak yang mendapatkan ibu tiri dari ayah yang menikah lagi atau sebaliknya menciptakan keruwetan demi keruwetan ketidaksiapan mental dan kedewasaan ketika sebuah keluarga baru kembali dibentuk.

Sang ayah dan ibu yang setiap saat bertengkar dan menganggap anak adalah pemantiknya sebab dituduh malas, sering mengurung diri di kamar, tidak akur dengan keluarga ibu/ayah baru, menimbulkan ketakutan-ketakutan akut.

Fenomena depresi remaja itu dibawa Solehah Hasanah melalui pendekatan teater ekspresionisme yang langsung menyentuh pikiran dan perasaan penonton, terutama mereka yang mengalami kasus kehidupan yang sama.

Beberapa perempuan di tengah kursi penonton terdengar terisak menahan tangis ketika adegan demi adegan dimainkan dua aktor utama di tengah panggung. Aktor remaja perempuan (Siti Nuratikah) dan aktor remaja laki-laki (Pajar Muliah Jambak) sahut-bersahut memekikkan perasaan keduanya sebagai anak korban depresi.

Aktor laki-laki terlibat perdagangan narkoba sekaligus menjadi pemakainya. Ia dikejar-kejar polisi dan selalu mendapatkan ancaman pembunuhan dari para bandar narkoba jika ia tak berhasil menjual barang haram itu.

Sementara aktor perempuan menjadi gadis nakal demi bertahan hidup. Ia menjadi pelakor dan merusak rumah tangga laki-laki hidung belang yang memakai jasanya, juga menjadi pekerja seks komersial (PSK) dengan upah jutaan. Namun, di sudut hatinya ia berontak atas pekerjaannya itu. Ia iba terhadap istri-istri yang ia rebut suaminya, juga iba kepada anak-anak mereka.

Kemudian, ia memilih bekerja menjadi buruh cuci di sebuah laundry tapi gajinya tak lebih dari Rp900 ribu. Sementara, kebutuhan hariannya melebihi upah itu.

Kedua aktor memainkan perannya dengan cukup baik meski deru napas yang keluar dari mikrofon telinga cukup mengganggu sepanjang pertunjukan.

Sisi yang membawa sentuhan mendalam adalah ketika kedua aktor meneriakkan dan memanggil-manggil ibu mereka yang telah tiada. Sebagai anak tertua, keduanya sangat bertanggung jawab kepada adik-adik mereka dan tak ingin penderitaan yang sama terulang lagi. Tapi di satu adegan aktor perempuan menyebutkan adik-adiknya akan lebih hancur hidupnya dari dirinya jika tak dapat terselamatkan.

Tentu saja, banyak pesan moral yang dibawa sutradara dalam teaternya itu, terutama upaya memberi pemahaman dan penyadaran kepada penonton tentang bahaya depresi dan pentingnya peran orang tua saat membangun sebuah mahligai rumah tangga serta mendidik anak-anaknya.

Tidak saja monolog demi monolog, pertunjukan itu menambah menarik ketika produksi dan artistiknya dikombinasikan dengan empat jenis seni, yaitu video, musik, tari, dan drama.

Pertunjukan dibuka dengan penampilan tari ekspresif yang indah dibawakan tiga penari, dua perempuan satu laki-laki. Gerakan-gerakan tari itu menyimbolkan makna pergaulan remaja laki-laki dan perempuan, baik normal, dan perilaku menyimpang, meski diperankan dengan samar.

Tentu saja, garapan teater “Bekas Luka” menjadi sempurna karena keterlibatan banyak pihak, terutama tim produksi dan artistik yang berjumlah 45 orang.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan menyukseskan tugas akhir saya ini,” kata Solehah Hasanah, haru.

Dosen Pembimbing Sulaiman Juned menyampaikan ucapan selamat kepada Solehah Hasanah dan tim karena telah bersungguh-sungguh menggarap pertunjukan itu.

“Alhamdulillah, dua orang Magister Seni dari Kuflet hari ini telah meraih gelar Magister Seni Penciptaan Teater, yaitu Solehah Hasanah Nasution, M.Sn. dan Penciptaan Seni Fotografi Ichsan Saputra, M.Sn. Selamat. Semoga ilmunya berguna bagi pencerdasan anak bangsa,” kata Sulaiman Juned.

Seiring dengan pertunjukan teater “Bekas Luka”, di ruang pintu masuk Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam digelar Pameran Fotografi Ekspresi dengan objek permainan anak-anak memanfaatkan medium katembat.

Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Fotografi Ichsan Saputra yang menghelat pameran juga berhasil meraih gelar Master Seni (M.Sn.) atas garapan tugas akhirnya itu. (*)

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya
Berwisata Bersama Keluarga ke Objek Wisata  Ikan Larangan Lubuk Landur

Berwisata Bersama Keluarga ke Objek Wisata Ikan Larangan Lubuk Landur

Denny JA:  Keliru mencampuradukkan Puisi Esai dengan Satupena

Denny JA: Keliru mencampuradukkan Puisi Esai dengan Satupena

Segera Kirim Puisi Bertema “Bencana” Ke Komunitas Seni Kuflet

Segera Kirim Puisi Bertema “Bencana” Ke Komunitas Seni Kuflet

Mahasiswa KKN USK Sulap Limbah Rumah Tangga sebagai Kompos

The Gayo Institute Terbitkan Buku Introspeksi Karya Penyair Aceh

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
322

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
331

Responden Terpilih

March 14, 2025
121
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
356

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
228

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
Gerimis Turun Menjelang Petang

Gerimis Turun Menjelang Petang

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/18
0
68

Oleh Tabrani Yunis Mendung berarak menjelang petang Kala mentari bergegas pulang Berbalut pelangi jingga luas membentang Diguyur gerimis bergoyang kencang ...

Merevitalisasi PDIA, Merawat Ingatan Membangun Ketangguhan

Merevitalisasi PDIA, Merawat Ingatan Membangun Ketangguhan

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/17
0
82

Oleh Tabrani Yunis Perasaan hati bercampur aduk, kala masuk ke ruang pertemuan di gedung  BAST -ANRI atawa gedung Balai Arsip Statis...

Bhoi Morica: Inovasi Kue Tradisional Aceh Oleh 3 Mahasiswi USK Sebagai Solusi Anti-Stunting dan Anti-Cacingan

Bhoi Morica: Inovasi Kue Tradisional Aceh Oleh 3 Mahasiswi USK Sebagai Solusi Anti-Stunting dan Anti-Cacingan

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/16
0
161

Oleh: Tabrani Yunis Bhoi Morica merupakan inovasi pangan fungsional berbasis kue tradisional Aceh yang dikembangkan sebagai solusi lokal untuk mengatasi...

Nikmat Hujan Turun

Nikmat Hujan Turun

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/14
0
87

Oleh Tabrani Yunis Hujan turun sejak semalam hingga fajar datang menyulam kelam Daun-daun yang terkulai kusam merimbun dalam cahaya temaram...

Populer

  • Kyai Tiga Kitab

    Kyai Tiga Kitab

    9 shares
    Share 4 Tweet 2
  • Ironi Papua

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Abu Kruengkalee; Syekhul Masyayikh Ulama Aceh Periode Awal

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Puisi-Puisi Mustiar Ar

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Gerimis Turun Menjelang Petang

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025