https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Monday, June 16, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Pariwara
Beranda Cerbung

Ratapan Anak Pinggir Sungai

Bagian Ke dua

Redaksi Oleh Redaksi
2 years ago
in Cerbung
Reading Time: 2 mins read
A A
0
5
Bagikan
53
Melihat

Bagian dua 

 

Oleh Munawir Abdullah

AKU baru saja pulang dari sekolah. Kebiasaanku, setiap hari Sabtu pulang dari sekolah, aku tidak langsung pulang ke rumah. Aku bersama teman-teman selalu pergi ke Kulam Cet Tambi. Di sana kami bisa menikmati indahnya suasana alam, sambil bermain lompat-lompatan di dalam air.

Ikan mujair, ikan gabus, dan ikan belut, Itu titipan tuhan secara alami untuk kami. Hanya bermodalkan tangkul (jaring/alat penangkap ikan), ikan itu sudah bisa kami bawa pulang ke rumah. Aku bersama teman-teman, menangkap ikan itu sambil tertawa ria.

Seingatku, Kulam Cet Tambi itu tidak pernah kering. Sawah ratusan haktar di sekitarnya selalu mendapatkan suntikan air segar dari kolam itu. Kulam Cet Tambi itu, bagaikan keajaiban tuhan untuk menjaga kebutuhan hidup orang kampungku. Mereka bertani, baik di kala hujun, maupun di saat kemarau, dengan serba kecukupan.

Pukul 04 sore, aku sudah di rumah dengan menjinjing ikan di tangan. Seperti biasa, mamakku langsung mangambil ikan itu sambil mengomel. Omelan mamak dengan gerakan tangan mangambil ikan, nyaris tidak ada spasi. Aku menikmati saja omelan itu sambil mengganti baju sekolah.

Mamakku sebenarnya sangat lembut dan penyayang. Dia tidak segan-segan membeliku baju baru dan kue-keu enak. Aku sangat sering memakan kue pulet, timphan, dan bolu bawaan mamak dari sekolah.

Kebetulan, profesi mamakku seorang guru. Dia telah banyak melahirkan tokoh cerdas dan hebat di bangsa ini. Kue-kue yang dibeli di sekolah waktu istirahat, selalu mamak bawa pulang ke rumah. Aku dan ayah tidak pernah alpa untuk menikmatinya.

Kata Ibu Ros,  kawan dekat mamak di sekolah, mamak jarang makan untuk sendiri kuenya. Mamak selalu bilang “kue ini saya bawa pulang saja, saya makan di rumah nanti bersama si Gam (sebutan untuk anak laki-laki dalam bahasa Aceh)”.

Ayah sering mencandainya “besok ditambah lagi kuenya, sekalian teh-tehnya”. Aku hanya mendengar candaan mereka, sambil tersipu malu. “Teh, semua perlangkapannya sudah ada di dapur, racik sendirilah” timpaan mamak membalas candaan ayah sambil melemparkan senyum tercantiknya.

Oa, aku hampir lupa, itu masalah keluargaku, ranah privasi tidak mungkin aku vulgarkan di sini.

**

Petaka itu tiba, di saat pabrik galian c itu berdiri megah di samping kolam itu. Di awal-awal pendirian, kondisi persawahan orang kampungku masih normal-normal saja. Selang waktu beberapa tahun, kemurkaannya sudah mulai muncul.

Dulunya itu tempat yang sangat menyenangkan, sekarang berubah menjadi tempat yang bising dan berdebu.

Sebenarnya orang kampungku tidak pernah setuju pabrik itu berdiri, tetapi Bupati yang pernah diajarkan huruf dan angka oleh mamakku itu, tetap nekat untuk mengeluarkan izin pendiriannya. Petaka itu tidak diprediksikannya dengan baik.

Saat itu. Kulam Cet Tambi tidak lagi menjadi keajaiban tuhan untuk orang kampungku. Kemurkaanya sudah mulai nampak. Seakan-akan ia ingin berpesan “selamatkan aku dari kaum bejat yang menghancurkan tubuhku”. Ikan yang dulu bertaburan, sekarang sudah tidak ada lagi.

Pernah suatu ketika, ratusan hektar persawahah itu gagal panen. Orang kampungku tidak lagi mendapatkan air yang cukup untuk bertani. Sepertinya; kemakmuran itu, tidak mau berjabat tangan dengan sang predator alam yang sangat beringas itu. Tidak lebih dari tiga tahun keberadaan pabrik itu, telah mengusir kemakmuran yang ada di kampungku.

Bersambung

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya
Alissia, Anak Yatim dari Simeulue Sabet Medali Emas di FLS2N Wakili Aceh ke Nasional

Alissia, Anak Yatim dari Simeulue Sabet Medali Emas di FLS2N Wakili Aceh ke Nasional

Wakili Aceh ke Nasional, Siswi SMKN 2 Meulaboh Sabet Medali Emas di FLS2N Tingkat Provinsi

Wakili Aceh ke Nasional, Siswi SMKN 2 Meulaboh Sabet Medali Emas di FLS2N Tingkat Provinsi

Dosen dan Mahasiswa University of Rhode Island (URI) Amerika Serikat Kunjungi SMK Negeri PP Saree

Sajak-Sajak Kopi Zab Bransah

KaRia

KaRia

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
388

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
355

Responden Terpilih

March 14, 2025
129
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
375

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
237

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
127

Oleh Tabrani Yunis  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
81

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
104

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Senja Merah

Senja Merah

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/28
0
91

Oleh Tabrani Yunis Senja merah Merekah Bagaikan darah Tumpah Ruah  Senja merah darah Mengalir menjarah lembah Di ufuk barat tampak...

Populer

  • Ali Hasyimi Tokoh Multitalenta

    Ali Hasyimi Tokoh Multitalenta

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Mengenal Tito Karnavian yang Memutasi Empat Pulau ke Sumut

    14 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Aceh Selatan: Negeri Kutukan bagi Orang-Orang Hebat?

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Dana Desa dan Qurban yang Hilang. Tragedi Ketimpangan di Serambi Mekkah

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Kopdes Merah Putih Perusak Kemandirian Bangsa

    5 shares
    Share 2 Tweet 1
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00