• Terbaru

PETUALANGAN SEORANG DOSEN

October 15, 2021
Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

November 12, 2025

Teladan Pahlawan Sebagai Cermin Moral Generasi Muda

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Benarkah Matematika Mata Pelajaran Horor?

November 11, 2025

Kepemimpinan, Kecantikan, dan Penampilan Perempuan Dibentuk oleh Budaya Patriarki

November 11, 2025

Kasino Pertama di Uni Emirat Arab: Antara Diversifikasi Ekonomi dan Dilema Identitas Islam

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Pahlawan dan Peradaban

November 11, 2025

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Mengoreksi Adab Kemanusiaan Kita ( Hari Pahlawan)

November 10, 2025

Menimbang Relativisme Pahlawan

November 10, 2025

Kehebohan Miss Universe 2025: Drama, Sponsor, dan Suara Perempuan

November 10, 2025
Wednesday, November 12, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

PETUALANGAN SEORANG DOSEN

RedaksiOleh Redaksi
October 15, 2021
0
Reading Time: 7 mins read
🔊

Dengarkan Artikel

 

Oleh Satria Dharma

Berdomisili di Surabaya, Jawa Timur

Ini adalah buku otobiografi yang ditulis oleh Prof E. Sadtono, seorang mantan dosen sekaligus mantan rektor IKIP Malang yang telah mengajar puluhan tahun, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di beberapa negara lain. Kisah yang beliau tulis ini sangat menarik dan membuat saya berpikir bahwa semestinya setiap dosen perlu menulis juga kisah-kisahnya yang nantinya dapat mereka terbitkan setelah pensiun. Tapi tentu saja akan lebih baik, jika mereka bisa menerbitkan buku mereka ketika masih aktif mengajar.

Sebagai seorang mantan guru bahasa Inggris, saya sering mendengar nama Prof Sadtono ini disebut, meski pun saya sama sekali belum pernah diajar oleh beliau dan juga belum pernah bertemu. Mungkin karena beberapa teman kolega saya pernah dibimbing oleh beliau dan mestinya Prof Sadtono adalah kolega para dosen saya di IKIP Surabaya. Yang jelas Prof Sadtono menyebutkan nama almarhumah Ibu Thea Kusumo sebagai salah satu koleganya mengajar di zaman dulu. Ibu The Kusumo adalah salah satu dosen saya dulu di IKIP Surabaya.

Pengalaman yang ditulis dalam buku otobiografinya ini sangat menarik karena beliau memang seorang penulis yang trampil, sangat humoris, dengan daya ingat yang tinggi. Tapi utamanya adalah karena beliau memang sempat mengajar di beberapa negara, di antaranya di Singapura, Jepang,  New Zealand, Malaysia, Australia, Swedia, Amerika, sehingga segala pengalamannya ketika mengajar dan bergaul dengan para dosen di berbagai negara itu menjadi unik dan menarik untuk diketahui. Beliau sendiri memperoleh gelar doktornya dari University of Texas, Austin. Beliau juga berkeliling ke berbagai negara lain dalam kapasitasnya sebagai visiting professor dan mengisi atau mengikuti seminar internasional di London, Kanada, Swiss, Paris, Bangkok, yang kemudian pengalamannya yang menarik dituliskannya dengan sangat menarik dan lucu.

Boleh dikata beliau itu adalah seorang guru besar dalam tataran global. Pengalaman mengajar bersama dengan berbagai dosen dari berbagai negara membuat beliau terbiasa dengan bahasa Inggris cengkok India, Singapura, Filipina, Malaysia, Vietnam, Thailand, Australia, Amerika, British, Jepang, dan bahkan dialek lokal Amerika seperti cengkok Boston dan cengkok Arkansas. Kalau selama kuliah bahasa Inggris kalian terbiasa dengan cengkok jawanya dosen kalian maka saya jamin kalian akan kesulitan memahami ucapan penutur asli. Apalagi memahami bahasa Inggris dalam berbagai cengkok atau logat tersebut.

📚 Artikel Terkait

KONFERENSI SPIRITUAL

Dinas PUPR Banda Aceh Lakukan Pemeliharaan pada Pintu Air

HABA Si PATok

Salem’s City Seal Controversy: Between Historical Legacy and Modern Sensitivities

Ketika saya kuliah semester tiga di IKIP Surabaya (UNESA) dulu, kami kedatangan seorang professor dari Amerika dan memberikan semacam kuliah umum di kampus. Saya termasuk seorang mahasiswa yang menonjol dan banyak membaca. Nilai bahasa Inggris saya 9 waktu SMA, sudah pernah kuliah Diploma 1, sudah mengajar juga. Jadi saya pikir saya akan dengan mudah mengikuti kuliah professor Amerika ini. Eeh…! Lha kok ndilalah saya gak mengerti sama sekali apa yang disampaikan oleh Pak Professor ini. Saya merasa benar-benar tersesat. ‘Is he really speaking in English?’ kata saya dalam hati. ‘What is he really talking about? Lha kok saya benar-benar gak bisa menangkap apa yang dia sampaikan ya?’ Beliau ngomong begitu cepat sehingga kata-katanya itu seolah jadi satu dan tidak seperti bahasa Inggris yang saya pelajari. Setahu saya kata-kata dalam bahasa Inggris itu diucapkan terpisah dan punya pengucapan yang jelas. Saya sampai berkeringat dingin memahami betapa culunnya saya waktu itu. I thought I already knew English… 

Selain kisah beliau ketika mengajar di berbagai negara, beliau juga menuliskan pengalamannya ketika hidup di zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Beliau pernah sekolah sampai tingkat SD di zaman Jepang dan masih ingat banyak kata-kata bahasa Belanda yang diajarkan. Tampaknya beliau memang berbakat di bidang bahasa, meski mengaku justru sudah lupa dengan bahasa Jepang yang dulu pernah dipelajarinya. Mungkin karena ia benci dengan Jepang. Tapi beliau juga berterima kasih pada bangsa Jepang karena Jepang memberikan rasa bangga diri sebagai bangsa Asia. Jepang, yang bangsa Asia, mampu mengalahkan Belanda, yang bangsa Barat. Sebelumnya beliau minder sebagai bangsa Asia berhadapan dengan bangsa Belanda karena menganggap bangsa Indonesia itu inferior. Tapi setelah melihat Jepang dapat mengalahkan Belanda maka timbul rasa percaya diri dan rasa sejajarnya dengan mereka. 

Ada beberapa pengalaman tentang kekejaman guru Indonesia di zaman Jepang. Guru pada zaman itu dengan seenaknya menghukum siswanya dengan berbagai hukuman yang bagi kita saat ini benar-benar tidak masuk akal, seperti siswa disuruh berdiri di antara bangku, lalu pak guru menendang pantatnya seperti kiper menendang bola. Ada juga guru yang suka merokok upet dan murid yang nakal hukumannya dislomot dengan rokok upet tersebut. Hukuman disundut rokok oleh guru adalah hukuman yang tidak masuk akal saat ini. Yang paling tidak masuk akal adalah guru yang suka batuk dan meludah dengan riak kuning yang kental. Kalau ada anak yang nakal lalu dipanggil dan disuruh buka mulutnya. Lalu si guru memuntahkan ludahnya yang kental ke mulut siswanya. Sungguh edan…! 

Belajar bahasa yang sulit itu belajar idioms atau istilah-istilah khas yang kadang tidak ada dalam kamus. Sebagai contoh, ‘I’m going to go to number one’ atau ‘I’m going to see someone about a dog’ yang artinya sama yaitu ‘Saya mau ke toilet’. Menurut beliau kesukaan membaca merupakan senjata ampuh belajar bahasa asing apa pun. Saya sepakat dengan beliau karena merasakan sendiri betapa kesukaan saya membaca ternyata memang membuat saya lebih mudah memahami bahasa Inggris. Sangat berbeda dengan teman-teman saya satu jurusan yang tidak suka membaca. Pemahaman mereka akan kosa kata dan penggunaan istilah asing menjadi terbatas karena rendahnya tingkat bacaan mereka. Selain itu menurut beliau ‘golden period’ untuk belajar bahasa asing adalah usia 1 s/d 12 tahun. Beliau pernah punya teman orang Thailand yang memboyong istri dan tiga anaknya perempuan yang masih kecil-kecil ketika mengajar di Jepang. Anak-anak ini sama sekali tidak tahu bahasa Jepang. Tapi enam bulan kemudian mereka sudah cas-cis-cus berbahasa Jepang sementara beliau yang sudah lama di Jepang masih tetap merasa nol berbahasa Jepang. 

Banyak kisah culture shock yang menarik yang dikisahkannya.  Salah satunya tentang seorang anak yang diminta oleh ibunya membersihkan makam ayahnya. Setelah selesai ia lalu diberi uang oleh ibunya. Padahal itu makam ayahnya sendiri, tapi toh ia tega menerima uang upah dari ibunya. Kisah yang lucu adalah ketika diundang ke pernikahan teman bule. Tradisinya tamu boleh mencium penganten wanita. Pada waktu giliran beliau tiba, beliau menggunakan filsafat Jawa ‘pungnak pungno’(mumpung enak mumpung ono) dan mencium pengantin wanitanya, dan ciuman itu bibir ke bibir. Lha sewaktu menikmati ciuman itu pengantin prianya bilang, ‘Eh, jangan lama-lama.’ Begitu juga ketika selesai mengajar di Auckland dan harus pulang ke Indonesia. Beliau diantarkan satu kelas dari Auckland Teachers’College. Waktu mau salaman ditolak oleh teman-teman cewek, karena dianggap tidak akrab alias terlalu formal. Mereka mintanya ciuman di bibir. Akhirnya beliau mencium 25 cewek-cewek bule, Katanya kalau seandainya dulu ada MURI di New Zealand, beliau pasti sudah mendapat penghargaan atas prestasi mencium 25 cewek bule tersebut. 

Ada banyak kisah menarik dan saya pikir perlu dibaca oleh khususnya para guru bahasa asing agar mendapat pengetahuan dan wawasan yang perlu mereka miliki sebagai guru yang bukan hanya mengajarkan bahasa,tetapi juga budaya dari berbagai negara yang menggunakan bahasa tersebut. Bahkan Bahasa Malaysia yang kita kira sama dengan bahasa Melayu yang kita gunakan sehari-hari beberapa kata juga punya perbedaan makna dalam penggunaannya. Sebagai contoh kalimat ‘Simpan wang di bank ini sulit’ bukan berarti menyimpan uang di sana susah tapi ‘sulit‘ di sini maksudnya ‘rahasia’ atau ‘confidential’.

Buku ini bisa dipesan pada editornya, yaitu Mas Djoko Pitono, di nomor 0856-3068-480. Belilah dan nikmati buku yang sangat menarik ini.

Satria Dharma

Surabaya, 11 Oktober 2021

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 210x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 193x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 160x dibaca (7 hari)
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 151x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 151x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    152 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya

Bu Halimah, Dengan Anaknya Yang Cacat Mendapat Bantuan dari SDIT Muhammadiyah Manggeng

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00