• Terbaru

Ibu yang Cerdas di Era Global

February 2, 2025
Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

November 12, 2025

Teladan Pahlawan Sebagai Cermin Moral Generasi Muda

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Benarkah Matematika Mata Pelajaran Horor?

November 11, 2025

Kepemimpinan, Kecantikan, dan Penampilan Perempuan Dibentuk oleh Budaya Patriarki

November 11, 2025

Kasino Pertama di Uni Emirat Arab: Antara Diversifikasi Ekonomi dan Dilema Identitas Islam

November 11, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 11, 2025

Pahlawan dan Peradaban

November 11, 2025

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Mengoreksi Adab Kemanusiaan Kita ( Hari Pahlawan)

November 10, 2025

Menimbang Relativisme Pahlawan

November 10, 2025

Kehebohan Miss Universe 2025: Drama, Sponsor, dan Suara Perempuan

November 10, 2025
Wednesday, November 12, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Ibu yang Cerdas di Era Global

Tabrani YunisOleh Tabrani Yunis
December 9, 2016
0
Reading Time: 4 mins read
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh: Tabrani Yunis 

Direktur CCDE Banda Aceh

Ibu yang cerdas. Ungkapan ini sudah sering kita dengar dalam setiap ceramah agama, pelatihan dan dalam banyak tulisan di media massa. Berbagai macam ungkapan itu bisa dibaca dan didengar di media massa maupun media orasi di podium dan sebagainya. Ungkapan tentang, ibu cerdas, anak pun cerdas.. Ibu cerdas keluarga ikut cerdas. akan melahirkan generasi yang cerdas, bahkan menjadi materi iklan-iklan produk yang cukup laku untuk dijual. Dalam konteks Negara, perempuan adalah tiang Negara. Perempuan juga sebagai tiang agama. Apakah makna dari semua ungkapan itu?

Semua ungkapan itu mengisyaratkan betapa pentingnya kaum ibu (perempuan) itu cerdas. Merujuk kepada tujuan pembangunan nasional, dan tujuan pendidikan nasional, kecerdasan ibu dan perempuan berkorelasi positif yang ingin mencerdaskan bangsa. Kunci untuk mencerdaskan bangsa ada di tangan ibu (perempuan). Oleh sebab itu maka sangat rasional kalau perempuan harus cerdas (smart). Ibu yang cerdas akan bisa memberikan pendidikan yang cerdas kepada anak-anak. Jadi, eksistensi perempuan atau ibu yang cerdas dalam keluarga berperan penting untuk menyiapkan masa depan anak-anak kita yang cerdas pula. Alasannya sangat realistis. Secara psychologis, tidak dapat terbantahkan bahwa ibu adalah sosok teladan anak yang paling dekat. Ibu adalah tempat anak-anak bertanya. Ibu adalah guru pertama dan utama bagi anak. Ketika teori pendidikan menyebutkan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, maka ketika kita masuk dalam lembaga keluarga, ibulah yang menjadi guru pertama dan utama bagi anak. Apapun yang ingin dipelajari oleh anak, maka nara sumber dan fasilitator pertama dan utama adalah ibu itu sendiri. Suara ibu adalah suara yang sangat didengar oleh anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan phisik dan psykologis. Walau sebenarnya dalam keluarga ada sang Bapak atau ayah, namun hubungan anak yang paling dekat adalah ibu.

Sebuah pengalaman yang tidak bisa kita lupakan terkait dengan pertanyaan anak kepada ibu. Sebuah pertanyaan sensitive yang sering tidak diberikan jawaban oleh ibu, karena factor kurangnya kecerdasan ibu. Ingatkah pembaca ketika kecil, kita sering bertanya kepada ibu. Bu’ dari mana datangnya adik ?”. sang ibu sering menjawab dengan jawaban “ jatuh dari pesawat”, atau juga jatuh dari langit” Kita pun terdiam setelah mendapatkan jawaban itu dan tidak lagi bertanya. Anehnya ketika sang anak semakin bertanya dan bertanya, karena keterbatasan pengetahuan ibu, maka ibu mencari alternatif agar anak tidak lagi bertanya. Biasanya dilakukan dengan menyuruh anak bermain dan ibu memberikan sedikit uang jajan.Ujungnya, anak tidak mendapatkan jawaban yang ingin diperolehnya, tetapi sebuah kesalahan yang dilakukan ibu untuk menutupi kelemahan ibu sendiri. Semua ini, kini sudah ketinggalan zaman dan tak perlu kita lakukan.

📚 Artikel Terkait

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

Dari Ruang Kuliah ke Ruang Sidang: Kisah Magang Mahasiswa HKI UNISAI di Mahkamah Syar’iah Bireuen

DPMG Aceh Selatan Sosialisasi Optimalisasi SAKIP Melalui Monitoring dan Evaluasi Digital

Ratapan Anak Pinggir Sungai

Kini Era Global, bu

Kini era globaliasi. Sebuah era dimana tatanan kehidupan manusia yang semakin dekat tanpa batas atau sekat Negara (borderless) untuk menyampaikan informasi, produk dan gaya hidup. Globalisasi yang dirancang oleh Negara-negara maju lewat produk teknologi yang canggih, telah membuat jarak antar negera, bangsa, produk dan lain-lain semakin dekat. Semua berbau sangat kapitalis, internasionalisasi, liberalisasi dan sebagainya yang sangat kompetitif. Tentu saja, interaktif sosial, budaya dan agama semakin cepat terjadi. Oleh sebab itu di era globalisasi sekarang ini, perubahan gaya hidup, moralitas dan mentalitas suatu bangsa berubah secara cepat, tergantung pada pengaruh kekuatan suatu budaya, produk yang dipromosi dan diusung oleh sebuah Negara maju. Di era global seperti sekarang setiap Negara maju maupun yang sedang berkembang bersaing ketat menjual produk budaya, agama, politik, social dan segalanya. Akibatnya gaya hidup kebanyakan bangsa pun mengikuti arus global.

Nah, ketika gaya hidup semakin global, maka terjadi perubahan nilai, norma, moralitas , mentalitas dan kearifan lokal yang kita miliki. Ketika dunia semakin global, maka moralitas dan mentalitas kita juga menjadi semakin global tantangannya. Kita cendrung meninggalkan nilai moral yang kita miliki dan mengadopsi segala hal yang baru dengan tanpa menggunakan filter untuk memilih. Ini semua menjadi tantangan dalam membangun manusia Indonesia sebagaiamana yang kita cita-citakan ketika Negara ini diproklamirkan.

Bagi ibu-ibu dan para perempuan, globalisasi membaca konsekwensi tersendiri. Derasnya arus globalisasi yang kini telah masuk, menusuk ruang makan, ruang tidur dan bahkan ruang hati kita, harus bisa disikapi oleh perempuan secara cerdas. Risiko yang dihadapioleh kaum yang mengalami tindak diskriminasi selama berabad-abad, yang memposisikan perempuan pada posisi yang lemah dan melemahkan, membuat daya saing perempuan rendah. Sehingga posisi perempuan di ruang publik juga akan semakin sempit. Padahal, ketika era global yang didorong oleh kemajuan ilmu dan teknologi canggih ini, kesiapan perempuan menghadapi perubahan gaya hidup bangsa semakin dibutuhkan, bukan hanya karena factor kedekatan perempuan dengan anak sebagai genarasi baru, tetapi menyiapkan perempuan mampu bersaing agar tidak terlindas dan tertindas oleh arus budaya global.

Dalam perjalanan sejarah globalisasi, membuktikan banyak perempuan yang menjadi korban dari globalisasi. Perempuan banyak yang menjadi budak globalisasi, karena produk-produk global ikut mempengaruhi gaya hidup perempuan yang semakin konsumtif di tengah kelemahan sector ekonomi perempuan. Globalisasi banyak menyeret perempuan dan generasi muda dalam budaya global yang menindas. Kita memang jarang menyadarinya.

Oleh sebab itu, agar perempuan tidak kalah bersaing mendapatkan posisi yang layak dalam tata kehidupan modern, perempuan harus mau berbenah, belajar meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap kreatif, inovatif dan kompetitif. Perempuan tidak boleh lagi malas membaca, malas belajar. Perempuan harus belajar, mengejar ketertinggalan dan juga untuk menjadi kuat agar perempuan menjadi ini kuat dan mandiri serta berkembang. Maka, teruslah belajar dan produktif dengan apa yang dipelajari. Sehingga mampu mengatasi perubahan global yang terus mengintai. Selamat Hari Ibu.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 210x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 193x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 160x dibaca (7 hari)
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 151x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 151x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Tabrani Yunis

Tabrani Yunis

Bio Narasi Tabrani Yunis, kelahiran Manggeng, Aceh Barat Daya, Aceh berlatarbelakang profesi seorang guru bahasa Inggris, mulai  aktif menulis di media sejak pada medio Juni 1989. Aktif mengisi ruang atau rubrik opini di sejumlah media lokal dan hingga nasional. Menulis artikel, opini, essay dan puisi pilihan hidup yang  kebutuhan hidup sehari-hari. Telah menulis, lebih 1000 tulisan berupa opini, esası dan puisi yang telah publikasikan di berbagai media.Menerbitkan 2 buku, yang merupakan kumpupan tulisan dalam buku Membumikan Literasi dan buku antologi puisi “ Kulukis Namamu di Awan” Aktif terlibat dalam  membangun gerakan literasi anak negeri sejak tahun 1990 terutama di kalangan perempuan dan anak. Bersama mendirikan LP2SM ( Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumber daya Manusia) dan di tahun 1993 mendirikan Center for Community Development and Education (CCDE). Lalu, sebagai Direktur CCDE membidani terbitnya Majalah POTRET (2003) dan majalah Anak Cerdas (2013). Kini aktif mengelola Potretonline.com dan majalahanakcerdas.com, sambil mempraktikkan kemampuan entreneurship di POTRET Gallery, Banda Aceh

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    152 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya

Revitalisasi Manajemen Politik Kebencanaan

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00