https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Tuesday, September 23, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda #Kalimantan

Merencanakan Penulisan Buku Berjudul “Peradaban Sambas”

Redaksi Oleh Redaksi
2 months ago
in #Kalimantan, Budaya, kebudayaan, Sejarah
Reading Time: 3 mins read
A A
0
5
Bagikan
54
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Rosadi Jamani

Tulisan ini sangat subjektif, sangat etnisitas. Namun, bisa menjadi inspirasi bagi etnis lain untuk menuliskan peradabannya sendiri. Simak narasinya sambil seruput kopi tanpa gula, wak!

Coba bayangkan sebuah dunia tanpa penulis. Tidak ada sejarah, tidak ada filsafat, tidak ada peradaban, tidak ada catatan betapa absurdnya manusia di masa lalu. Paling mengerikan, tidak ada caption estetik di Instagram. Peradaban apa pun di dunia ini, baik Yunani, Mesir, Cina, Jawa, hingga Sambas, hanya bisa diketahui karena ada yang menuliskannya. Bukan karena batu bicara atau istana bisa monolog. Tapi karena ada seseorang yang duduk, mengetik, menyesap kopi, lalu menuliskan bahwa “inilah peradaban.”

Hebatnya, semua itu adalah subjektivitas penulis. Betul-betul subjektif, seenak jidat, tapi entah kenapa dianggap sahih oleh generasi setelahnya. Itulah kehebatan seorang penulis. Hari ini, saya, seorang penulis sekaligus penggila kopi yang doyan mencampur sejarah dengan imajinasi tingkat galaksi, baru saja diajak ngopi oleh para tokoh hebat dari Persatuan Sambas Serantau, atau PASS. Ini bukan sekadar ajang tukar kabar sambil mengunyah gorengan, ini adalah rapat peradaban.

Bayangkan, wak! Saya duduk berseberangan dengan tiga tokoh top asal Sambas, Manto Saidi, sang Ketua Umum PASS, Mulyadi, Ketua Harian, dan Zulfidar Zaidar. Mereka bertiga bukan cuma membicarakan Sambas, mereka sedang merancang lompatan sejarah. Saya hadir… sebagai penulis. Tukang catat. Tukang bumbu. Tukang sabar menunggu ilham turun di antara dua teguk kopi hitam tanpa gula.

Pertemuan itu singkat, tapi menghasilkan kesepakatan epik, akan ditulis buku bertajuk “Peradaban Sambas.” Judulnya masih bisa berubah tergantung mood semesta, tapi substansinya tidak. Buku ini akan menjadi kitab akbar, dokumen sejarah, manifesto budaya, sekaligus pernyataan eksistensi bahwa etnis Sambas tidak pernah absen dari panggung dunia, hanya saja belum ada yang cukup waras untuk menuliskannya sedetail ini. Kini saatnya.

📚 Artikel Terkait

Puisi Lianna Putri SM

Gayo Alas Art Carnival: Kolaborasi Kopi, Alam, dan Budaya Tanah Gayo

Easy Steps of Making DIY Paper Squishy

Ketua IPGKhI Provinsi Aceh Lantik Pengurus IPGKhI Cabang 3 di Pidie

Kami akan menghimpun segalanya. Mulai dari sejarah kerajaan Sambas yang tak hanya berdiri megah di masa lalu, tapi sampai sekarang masih punya istana yang bisa dilihat, rajanya masih hidup, silsilahnya masih utuh. Coba cari peradaban lain yang bisa segarang ini mempertahankan garis darahnya. Kami akan merangkai cerita tentang seni, budaya, kuliner yang membuat air liur berdansa, falsafah hidup yang kadang lebih dalam dari lautan terdalam, dan diaspora orang Sambas yang menyebar sampai ke gurun Qatar dan lorong-lorong subway New York. Setiap narasi akan diurai dengan semangat sejarah dan sedikit bumbu dramatis yang hanya penulis sejati paham cara mengaduknya.

Tentu, semua ini tak akan lahir dari ruang kosong. Kami butuh dukungan semua orang Sambas di mana pun berada. Jangan cuma jadi penonton peradaban. Kirimkan kisahmu, foto-foto lamamu, catatan hidupmu di rantau, cerita ayahmu, wasiat nenekmu, hingga resi pengiriman barang ke Entikong, semua bisa menjadi mozaik agung dalam kisah besar ini. Tanpa direk (anda), kami hanya menulis tentang diri kami sendiri. Meski saya jenius dalam mengarang kisah, saya tetap butuh kenyataan sebagai pondasinya. “Kerewak inyan wak!” Kalau dalam bahasa Betawi, “Sombong amat!”

Kalau langit tak runtuh dan bumi tidak mendadak miring 45 derajat, Agustus nanti kami akan menggelar acara “Tumpahan Salok,” semacam ritual budaya sekaligus perayaan peradaban. Di acara ini orang Sambas dari seluruh negeri akan berkumpul. Di sanalah penulisan buku ini akan dimulai secara resmi. Tinta pertama akan diteteskan. Kata pertama akan dicatat. Sejarah akan bergetar pelan, menyambut lahirnya kembali Sambas dalam bentuk tulisan yang tak lekang zaman.

Inilah saatnya Sambas menulis dirinya sendiri. Bukan lewat lirik lagu murung atau status media sosial, tapi melalui buku, kitab, catatan agung. Saya, penulis dengan jari-jari penuh kafein, telah mengambil posisi. Dunia mungkin tidak sadar, tapi peradaban sedang dimulai kembali. Di sebuah kafe. Dengan segelas kopi. Seorang penulis, dan itu, saya.

camanewak

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

What is Scholasticide?
Aceh

Aliran Isa Bugis: Sejarah, Karakteristik, dan Pengaruhnya

Oleh Dr. Al Chaidar Abdurrahman Puteh, M.Si
2025/08/10
0
89

Oleh Dr. Al Chaidar Abdurrahman Puteh, M.Si Dosen Antropologi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh Aliran Isa Bugis muncul pada dekade 1960–1970...

Baca SelengkapnyaDetails

Menelisik Psikososial Aceh Melalui Buku Blak-Blakan

Sabang: Daerah Wisata, Jalur Free Port dan Harapan Baru

Postingan Selanjutnya

Kemampuan Memahami Bacaan - Ulasan

Melihat Sejarah Aceh Dalam Perspektif Temuan Keramik Kuno

Melihat Sejarah Aceh Dalam Perspektif Temuan Keramik Kuno

Bujang Ganong: Menyambut Masa Pengenalan Lingkungan Budaya Sekolah

Bujang Ganong: Menyambut Masa Pengenalan Lingkungan Budaya Sekolah

Ada Apa dengan Kampus itu?

Aceh Lon Sayang: Cinta yang Luka atau Kebanggaan yang Terpendam?"

Kuliah Tanpa Beban: Kritik Terhadap Klaim Kuliah yang Terlalu Mudah

Hidup dalam Sunyi, Belajar dalam Hening: Refleksi Seorang Pencinta Ilmu di Tengah Dunia yang Bising

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

🔥 Artikel Paling Banyak Dibaca

Kabar Redaksi
Kabar Redaksi
👁️ 1,072 pembaca 📅 2 Feb 2025
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
👁️ 1,352 pembaca 📅 7 Sep 2025
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
👁️ 1,250 pembaca 📅 11 Sep 2025
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
👁️ 986 pembaca 📅 7 Sep 2025
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00